Berita Bekasi

Dinkes Kota Bekasi Imbau Warga Waspada Penyebaran Cacar Monyet, Begini Gejalanya

Meski Indonesia masih dalam kondisi aman, termasuk Kota Bekasi belum ditemukan kasus tersebut, namun masyarakat perlu waspada dan mengenali gejalanya.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Ichwan Chasani
TribunBekasi.com/Joko Supriyanto
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN — Dinas Kesehatan Kota Bekasi mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terkait penyebaran penyakit Monkey Pox atau nama lainnya yakni cacar monyet. Penyakit cacar monyet merupakan penyakit zoonosis.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan meskipun Indonesia masih dalam kondisi aman, termasuk Kota Bekasi belum ditemukan kasus tersebut, namun masyarakat perlu waspada dan mengenali gejalanya.

"Kewaspadaan dan antisipasi sangat diperlukan, maka dari itu Dinas Kesehatan Kota Bekasi memberikan pengertian dari masing-masing tahap serta gejala dari Monkeypox ini," kata Tanti Rohilawati, Rabu (13/7/2022).

Karena penyakit cacar monyet merupakan penyakit Zoonosis, penyakit ini bersifat gejala yang ringan berlangsung selama 2-4 minggu, namun bisa berkembang menjadi gejala yang berat atau bahkan sampai kematian.

Gejala yang terjadi pada kategori suspek monkeypox ini diantaranya yaitu mengalami sakit kepala, demam akut diatas 38,5 derajat celcius, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, terjadinya sakit punggung, dan makin melemahnya daya tahan tubuh.

Baca juga: Ditarget Rp64 Triliun Investasi 2022, Pemkab Bekasi Buka Layanan Hotline Bagi Investor

Baca juga: Beda Peran, Polda Metro Tangkap Tiga Lagi Tersangka Mafia Tanah Rumah Ortu Nirina Zubir

Baca juga: Karput Laporkan Dua Notaris dan Lima Orang Lainnya, Diduga Bantu Palsukan AJB Sertifikat Rumah

Sedangkan untuk kategori probabel memiliki gejala seperti memenuhi kriteria suspek, dan telah melakukan aktivitas seperti tatap muka, kontak fisik dengan kulit atau lesi kulit, kontak seksual serta kontak dengan benda yang telah terkotaminasi dari kasus konfirmasi 21 hari.

"Pada tahap konfirmasi bisa terlihat dari hasil pemeriksaan laboratorium sekuensing Monkeypox atau PCR," ucapnya.

Sub Varian Omicron

Sebelumnya diberitakan, pemerintah pusat telah mengkonfirmasi, terkait temuan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah masuk di Indonesia. Varian baru Covid-19 masuk di Indonesia pada akhir Mei dan baru terdeteksi pada Kamis (9/6/2022).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan jika subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 ini banyak ditemukan di wilayah luar Indonesia. Sementara di Kota Bekasi ia yakini belum ada temuan.

Dengan temuan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 ini yang banyak ditemukan di luar Indonesia, maka Tanti Rohilawati meminta Pemerintah Pusat untuk mengambil langkah cepat untuk melakukan antisipasi pencegahan.

Baca juga: Gubernur Anies Diminta KSPI Lawan Putusan PTUN Jakarta Terkait Penurunan UMP 2022

Baca juga: Gerebek Kampung Boncos, Polisi Kejar-kejaran dengan Pengguna Narkoba, Empat Pelaku Diciduk

"Jadi, untuk B.4, B.5 itu banyaknya dari luar yah, sehingga dari pusat harus sesegera mungkin mengambil langkah untuk kedatangan dari luar negri," kata Tanti Rohilawati, Jumat (17/6/2022).

Menurut Tanti, dengan melakukan screening ketat terhadap kedatangan dari luar negeri diharapkan dapat mencegah penyebaran subvarian Covid-19 itu menyebar lebih luas lagi, sehingga kasus tersebut tidak kembali meningkat.

"Ataupun bisa diinfokan juga bahwa penyebarannya kasusnya cepat, sehingga ini yang harus kita antisipasi juga jangan sampai terus-terus ada peningkatan," katanya

Berkaitan dengan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5, Dinas Kesehatan Kota Bekasi memastikan belum ada temuan kasus tersebut. Namun beberapa daerah seperti Bali dilaporkan sudah ada temuan kasus tersebut.

"Terkait dengan B4 dan B5 ini saya belum terlaporkan adanya hal tersebut di kota Bekasi yang sudah saya dapat informasi melalui media itu adanya di Bali," katanya.

Baca juga: Tolak Putusan PTUN, KSPI Nilai Turunkan UMP DKI Jakarta Bisa Picu Konflik Pengusaha dan Buruh

Baca juga: Pasha Ungu Sebut, Uang Jadi Salah Satu Kunci Keberhasilan Dirinya Membesarkan 7 Anaknya

Seperti diketahui, Subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia. Subvarian tersebut diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif.

Ada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022. 4 kasus itu terdiri dari 1 orang positif BA.4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali.

Sisanya 3 orang kasus positif BA.5. Mereka merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23 sampai 28 Mei.

Kondisi klinis tiga orang itu antara lain dua orang tidak bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Mereka rata-rata sudah vaksin Booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin Covid-19. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved