Berita daerah

Kang Emil Secara Pribadi Tak Sependapat dengan Wagub Uu Soal Poligami sebagai Solusi Cegah HIV

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, secara pribadi tidak sependapat dengan Ruzhanul Ulum, dalam hal cara pencegahan penyakit HIV.

Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Indri Fahra Febina
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, secara pribadi tidak sependapat dengan Wakil Gubernur Jawa Barat, Ruzhanul Ulum, dalam hal cara pencegahan penyakit HIV. Keterangan foto: Ridwan Kamil saat menghadiri Urban 20 Mayors Summit di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat pada Rabu (31/8/2022) 

Sebagai informasi, sebelumnya Ruzhanul Ulum, atau akrab disapa Uu, menyarankan poligami sebagai solusi mencegah penyakit HIV.

Pernyataannya itu sebagaimana termaktub dalam artikel di laman Kompas.com.

"Daripada terkena penyakit itu, menurut saya, solusi menekan angka penyebaran HIV/AIDS adalah menikah bagi anak-anak muda dan berpoligami bagi yang sudah nikah," jelas Uu lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (30/8).

Hal itu menanggapi fakta di Bandung, seusai Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) membeberkan fakta bahwa dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, sebanyak 11 persennya adalah ibu rumah rangga (IRT). 

Masih dilansir Kompas.com, terdapat 3.744 kasus HIV/AIDS di Jawa Barat berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Januari hingga Juni 2022.

Dari data tersebut, ada lima daerah di Jabar dengan kasus tertinggi, yakni Kota Bandung (410 kasus), Kabupaten Bogor (365 kasus), Kota Bekasi (365 kasus), Kabupaten Indramayu (352 kasus), dan Kabupaten Bekasi (217 kasus).

"Itu data dari aplikasi Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA) hingga bulan Juni 2022," ujar Ketua Tim Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Yudi Koharudin saat dihubungi Kompas.com lewat sambungan telepon, Kamis (25/8).

Yudi menjelaskan, dari 3.744 kasus tersebut, 69,2 persen (2.614 orang) di antarnya berusia 29-45 tahun dan 18,4 persen berusia 20-24 tahun.

Faktor penularan terbanyak

Adapun faktor penularan terbanyak berasal dari hubungan hetersokseual, homoseksual, biseksual, pengguna Napza suntik, dan penularan dari ibu kepada bayinya.

Yudi menambahkan, kasus HIV/AIDS di Jabar punya kecenderungan meningkat tiap tahunnya.

"Kalau dari grafik di Jabar ada kenaikan tiap tahun naik. 2020-2022 kelihatan menurun karena memang kami tidak bisa banyak melakukan pengetesan karena pandemi. Sekarang di 2022, di setengah tahun saja kami sudah bisa menemukan 3.744 kasus," kata Yudi.

Dia menyebutkan bahwa penularan terbesar adalah aktivitas seksual.

"Penyebabnya gaya hidup mungkin karena HIV ini bisa menular salah satunya karena melakukan hubungan seks berisiko, atau bukan dengan pasangannya. Kalau dari alat suntik dan lainnya itu justru kecil," tuturnya.

Kabupaten Karawang

Halaman
1234
Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved