Kenaikan harga BBMM
Harga BBM Naik Pengusaha Angkutan Umum di Bekasi Tak Ingin Menaikan Setoran Angkot: Kasihan Sopirnya
Meski kenaikan tarif angkutan akan terjadi, namun sebagai pengusaha, pihaknya pun tak akan menaikan biaya setoran.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
Kenaikan harga BBM subsidi dan non-subsidi yang terjadi serentak di Indonesia dikeluhkan oleh para pengendara motor. Meski begitu, mereka sebagai konsumen BBM tak bisa berbuat banyak.
"Ya mau ngeluh juga kita bisa apa? Terima enggak terima, mau enggak mau, namanya bensin jadi kebutuhan, ya pasti dibeli meski harganya naik," ujar pengendara motor bernama Alfian (33) di SPBU kawasan Kota Bekasi, Sabtu (3/9/2022).
Alfian menjelaskan biasanya ia merogoh kocek Rp 28.000 untuk mengisi penuh bensin kendaraan roda duanya.
Ia pun kini harus merogoh kantong lebih dalam untuk bisa mengisi bensin motornya hingga penuh.
"Dulu mah Rp 28.000 full. Sekarang kayaknya sekitar Rp 40.000an lah. Lumayan juga kenaikannya," katanya.
Sementara itu, Sumarsono (58) seorang pengendara taksi online, juga mengeluhkan hal yang sama. Terlebih lagi, BBM jadi kebutuhan pokok baginya untuk mencari nafkah.
"Kasihan orang-orang kecil seperti driver, ojol dan lainnya. Penghasilan enggak seberapa, tapi harus bayar mahal buat bensin," ucap Sumarsono.
Dalam sehari, Sumarsono biasanya membeli pertalite seharga Rp 100.000 untuk berkeliling mencari nafkah. Kini, ia harus membayar lebih ketika mengisi bensin untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebelumnya, pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar serta BBM non-subsidi Pertamax 92 yang akan diberlakukan pada Sabtu (3/9/2022) ini, pukul 14.30 WIB.
Adapun tarif baru yang berlaku yakni, Pertalite dari harga Rp 7.650 naik menjadi Rp10.000 per liter, solar dari harga Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Kemudian Pertamax 92 dari harga Rp 12.500 naik menjadi Rp 14.500.
(Sumber : Laporan Wartawan TribunBekasi.com, Joko Supriyanto/Rangga Baskoro)