Komunitas Bekasi
Komunitas Bekasi Mendengar dan Berbicara, Terbentuk Sejak 2016, Ini Kiprahnya untuk Kaum Disabilitas
Perempuan kelahiran 13 Oktober 1982 ini juga menuturkan, anggota yang ada tak hanya berasal dari Bekasi saja. Namun, dari luar Bekasi pun banyak.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
"Kami pernah membuat acara yang diikuti 200 orang di sebuah mal Bekasi yakni tentang perilaku untuk anak disabilitas untuk menangani tantrum (ledakan emosi). Semakin ke sini juga semakin banyak berkaitan dengan habilitasi anak bagaimana menanganinya dari sejak awal sampai sekarang," jelas dia.
Tak hanya itu, Lisa melanjutkan Kotak Menara memiliki tujuan untuk para teman-teman disabilitas dalam jangka panjang dan jangka pendek.
"Tujuan dari Kotak Menara sendiri ada jangka panjang dan pendek. Jangka pendeknya kami berharap untuk orangtua bisa anak-anaknya kalau sudah mendengar, terus bisa berbicara dan sudah ada bekal masuk ke sekolah umum. Semoga memang sudah siap masuk ke sekolah umum, kalau untuk sekolah khusus sendiri itu kan dibatasi otomatis kalau tidak ada hambatan yang lain di dalam mendengar dan berbicara anak disarankan ke sekolah umum," paparnya.
"Kami inginnya itu jangka pendek anak-anak bisa berbaur dengan masyarakat umum. Kemudian jangka panjang anak-anak yang diwadahi oleh Kotak Menara ini suatu hari bisa mandiri. Maka dari itu di tahun ke enam ini, sebenarnya Kotak Menara sudah ada rencana bahwa kami ingin membuat kegiatan keterampilan untuk anak-anak karena mayoritas anak-anak ini kan tidak semuanya bisa berbicara," ucap dia.
Menurutnya, masih banyak lapangan pekerjaan yang melakukan diskriminasi terhadap teman-teman disabilitas.
"Pekerjaan yang disediakan masih banyak yang diskriminasi disabilitas. Tentunya anak-anak disabilitas masih harus dibekali keahlian khusus agar mereka tidak tergantung bekerja dengan orang lain. Jadi, kalau mereka mandiri juga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dari kemampuan yang dia miliki," pungkasnya.
Ke depannya, Lisa berharap teman-teman disabilitas diberikan kesempatan dan hak yang sama dengan yang lainnya untuk bersama-sama membangun negara.
"Harapannya semua masyarakat pada umumnya baik Indonesia maupun dunia, bisa menganggap para disabilitas ini merupakan bagian dari pembangunan mereka memiliki hak yang sama dengan kami semua yang tidak disabilitas. Mereka punya kesempatan yang sama untuk membangun negara mereka berhak untuk mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang. Mereka berhak untuk diterima karena mereka setara dengan kita. Jadi kita harus bisa menerima mereka bukan mereka yang meminta kita untuk menerima mereka. Kami bisa membuka hati bahwa mereka itu bagian dari kita," ungkapnya.
Bersama timnya, perempuan yang mengenakan hijab merah ini sangat terbuka bagi para donatur yang ingin ikut serta membantu teman-teman disabilitas.
"Untuk sementara karena kami masih komunitas sosial jadi kalau ada bantuan dari manapun melalui saya dan tim kami seleksi kembali mana yang lebih dan berhak mendapatkan bantuan. Jadi, kami seleksi prioritas bantuan yang dibutuhkan biasanya alat bantu dengar. Kami berharap itu tidak hanya dari Pemerintah saja mungkin dari lingkungan yang ingin membuka sekolah atau memberikan kesempatan anak-anak kami untuk berbaur dengan anak-anak umum lainnya bantuan pendidikan seperti beasiswa pendidikan, kalau sembako sudah ada. Jadi untuk sementara karena bersifat sosial bisa hubungi sosial media (kotakmenara)," jelas Lisa.
"Tak hanya itu, kami juga berharap ada perusahaan ataupun lembaga yang ingin mengajak anak-anak kami yang kelak akan menjadi generasi Indonesia selanjutnya diberikan kesempatan untuk melatih kemampuan mereka gali potensi mereka supaya ke depannya mereka mandiri dengan keahlian yang mereka miliki. Jadi sangat senang sekali jika ada yang menawarkan kerjasama dengan kami untuk memberdayakan anak-anak kami. Karena kelak akan menjadi generasi selanjutnya akan dewasa sama seperti kita ingin berumah tangga, bekerja, karena setiap manusia setiap warganegara Indonesia memiliki hak yang sama termasuk para disabilitas," tutup dia.
(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti/m27)