Berita Bekasi

Jalin Kerjasama dengan Swasta, Pusat Daur Ulang Mekarmukti Olah Botol Bekas dan Minyak Jelantah

PDU diketahui telah dilengkapi dengan sejumlah mesin yang digunakan untuk mengolah sampah organik maupun organik.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Kepala PDU Mekarmukti Jaenudin saat melakukan pengepresan botol plastik. 

TRIBUNBEKASI.COM, CIKARANG UTARA --- Pusat Daur Ulang (PDU) di Kampung Cibereum, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, berhasil mendulang pundi-pundi rupiah melalui penjualan sampah-sampah dari masyarakat.

Kepala PDU Mekarmukti, Jaenudin, mengatakan, sampah-sampah bernilai ekonomis tersebut dikumpulkan dari tujuh bank sampah yang terletak di perumahan masyarakat.

"Jadi awalnya kami datang ke perumahan, kemudian sosialisasi, lalu dipilihlah satu orang untuk jadi koordinator bank sampah. Warga-warga yang menjadi anggota ibaratnya nyetor sampah ke koordinator itu," ucap Jaenudin saat ditemui di lokasi, Selasa (27/9/2022).

Ia memahami bahwa tidak adanya lokasi bank sampah menjadi permasalahan tersendiri bagi pihaknya dan koordinator pengelola bank sampah.

Alhasil, ia melakukan pengambilan sampah dengan cara mengatur jadwal dengan para koordinator sehingga ketika waktunya tiba, mereka hanya tinggal menyetorkan sampah ke pihaknya.

"Janjian dulu sama koordinatornya. Lalu ngumpul di suatu tempat, lalu dicatat siapa saja yang nyetor, jumlahnya berapa. Jadi kami enggak perlu sortir lagi karena mereka sudah kami edukasi sebelumnya," tuturnya.

Baca juga: TPS Ilegal Berkurang Sejak PDU di Mekarmukti Bekasi Berdiri, Mampu Daur Ulang 500 Kg Sampah Per Hari

Baca juga: Banyak Sampah di Aliran Kali Kabupaten Bekasi, Ini Tiga Faktor Penyebabnya

Sampah tersebut kemudian dibawa ke PDU untuk dilakukan pengumpulan. Setelah itu dijual kepada pengepul, maupun pihak swasta.

PDU diketahui telah dilengkapi dengan sejumlah mesin yang digunakan untuk mengolah sampah organik maupun organik.

Seperti pengepressan botol bekas maupun penggilingan sampah organik untuk pembuatan kompos.

BERITA VIDEO : TPS ILEGAL, PULUHAN HEKTAR SAWAH GAGAL PANEN

"Alhamdulillah kami sudah jalin kerjasama dengan beberapa pihak swasta untuk ngambil botol bekas sama minyak jelantah. Kalau kardus kami jual ke pengepul," ujar Jaenudin.

Namun demikian, Jaenudin menjelaskan pihaknya terbentur kendala minimnya petugas sehingga belum bisa memasok sampah plastik dan minyak jelantah dalam jumlah yang banyak. 

Hasilkan uang dari sampah rumahan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi telah lama menghadapi masalah keterbatasan daya tampung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng.

Salah satu mengurangi beban volume sampah, Pemkab Bekasi bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) beserta PT Jababeka, mengembangkan Pusat Daur Ulang (PDU) di Desa Mekarmukti, Cikarang Utara.

Kepala PDU Mekarmukti, Jaenudin (30) menjelaskan dibentuknya PDu berawal dari maraknya tempat pembuangan apabila ilegal di Desa Mekarmukti.

Tempat pembuangan sementara (TPS) ilegal berkurang sejak keberadaan hadirnya Pusat Daur Ulang (PDU) di Mekarmukti, Kabupaten Bekasi.
Tempat pembuangan sementara (TPS) ilegal berkurang sejak keberadaan hadirnya Pusat Daur Ulang (PDU) di Mekarmukti, Kabupaten Bekasi. (TribunBekasi.com/Rangga Baskoro)

"Awalnya warga-warga di sini memang sampahnya enggak diangkutin ke TPA Burangkeng, sehingga mereka buangnya di lahan-lahan kosong," tutur Jaenudin di lokasi, Selasa (27/9/2022).

Hingga KLHK menjembatani pihak Desa untuk membuat PDU yang dikelola oleh Jaenudin yang kala itu menjabat sebagai Kepala BUMDes Kertamukti.

Pertama kali beroperasi, PDU mendapatkan banyak tantangan dan penolakan dari warga sekitar yang mengira lokasi tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah sementara (TPST).

"Bahkan saat disosialisasikan, banyak sekali warga yang menolak, kemudian ketika dioperasikan awalnya juga ditentukan banyak warga. Mereka mengira yang dikirim ke sini merupakan sampah basah," ucapnya.

Padahal, sambung Jaenudin, sampah-sampah yang dibawa ke PDU merupakan sampah organik dan non-organik yang menghasilkan nilai ekonomis. Sedangkan residu yang tak bisa diatur Ulang langsung dibawa ke TPA Burangkeng.

Sampah-sampah seperti bekas sayuran yang dikumpulkannya dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, sedangkan botol bekas, besi-besi dan kardus dijualnya kembali.

"Jadi sistemnya saya beli dari masyarakat, uangnya dikumpulkan ke satu orang koordinator Bank sampah, kemudian hasilnya dibagikan sesuai dengan kontribusi masing-masing orang," kata Jaenudin.

Kini, PDU Mekarmukti telah memiliki tujuh bank sampah yang berlokasi di perumahan masyarakat dengan junlah anggota sebanyak 1.200 orang.

"Selain bisa mengurangi volume sampah di TPA Burangkeng, program ini baik untuk kebersihan lingkungan dan punya nilai plus dari segi ekonomi. Penghasilan Bank sampah variatif, dari Rp500 ribu sampai Rp2 juta per bulan," kata Jaenudin. 

 


 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved