Kabupaten Bekasi

Dampak Buruk Game Online Bikin PGRI Kabupaten Bekasi Resah, Banyak Anak-anak Jadi Tak Fokus Belajar

PGRI Kabupaten Bekasi meminta para guru turut andil dalam mengawasi para siswa bermain game online melalui gawai atau handphone di sekolah. 

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi Anak-anak dibawah umur bermain media sosial/handphone --- Pihak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bekasi menegaskan game online menyebabkan banyak dampak buruk bagi siswa. (FOTO ILUSTRASI) 

TRIBUNBEKASI.COM, CIKARANG --- Pihak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bekasi menegaskan game online menyebabkan banyak dampak buruk bagi siswa.

Oleh sebab itu, PGRI Kabupaten Bekasi meminta para guru turut andil dalam mengawasi para siswa bermain game online melalui gawai atau handphone di sekolah. 

"Terkait game, harus ada filterisasi dari pihak terkait seperti Dinas Pendidikan untuk membuat aturan pembatasan perkembangan game. Ini menjadi tugas bersama- sama antara pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya orang tua," ujar Sekretaris Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bekasi, Hamdani, saat dikonfirmasi, Rabu (5/10/2022).

Bahkan, Hamdani juga meminta peran aktif dari orang tua untuk melakukan pengawasan anak-anaknya dalam bermain game.

BERITA VIDEO : KARTU MAINAN ANAK-ANAK TERKONEKSI JUDI ONLINE

Jangan sampai, para orang tua acuh ketika anak sedang memainkan game di gawainya.

Beberapa efek negatif dari game online di antaranya kecanduan dan membuat peserta didik tidak fokus belajar.

Apalagi, perkembangan teknologi game sulit diawasi jika orang tua tidak memahami kemajuan teknologi.

Baca juga: Thalita Latief Senang Punya Kekasih Baru bisa Mengerti Kesukaan Anaknya Main Game Online

Baca juga: Catatan KPAI Soal PJJ, 30 Persen Pakai Internet buat Belajar, Sisanya Main Game dan Nonton YouTube

Game online, sambungnya juga berdampak buruk bagi kesehatan mental para siswa.

Ketidakstabilan emosional juga berpengaruh pada anak-anak yang hasratnya tak bisa dituangkan saat bermain game.

"Untuk mengantisipasi, regulasi dan inovasi yang harus dibentuk. Misalnya, bagi para guru yakni melakukan razia gawai sebelum belajar. Atau pada saat, anak-anak masuk sekolah. Untuk yang di rumah, orang tua membatasi anak bermain gawai. Terutama bagi anak-anak yang suka main game," katanya. 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved