Berita Politik
Survei Elektabilitas Bakal Capres di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo Unggul, Pranowo Subianto Menurun
Hasil survei elektabilitas bakal calon presiden (Capres) pada Pilpres 2024, Ganjar Pranowo berada di posisi teratas.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Elektabilitas PDIP Diklaim Bisa Menurun
Lembaga Survei Charta Politika merilis hasil survei soal elektabilitas PDIP jika tak mengusung Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (Capres) di Pilpres 2024.
Hasilnya, elektabilitas PDIP menurun jika tidak mengusung Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya sebut pihaknya menggelar simulasi, dengan melibatkan 200 responden pemilih PDIP dan Ganjar Pranowo.
Hasilnya memperlihatkan hanya ada 54,5 persen menyatakan tetap memilih PDIP jika Ganjar Pranowo tidak dicalonkan PDIP sebagai Capres 2024.
"Sebanyak 31 persen responden pemilih PDIP dan Ganjar Pranowo menyatakan tidak akan memilih PDIP jika Ganjar Pranowo tidak dicalonkan oleh PDIP," ujar Yunarto dalam siaran pers hasil survei 'Persepsi Publik Terkait Kinerja Pemerintah dan Peta Elektoral Terkini', Selasa (29/11/2022).
Sementara, responden yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 14,5 persen.
Berdasarkan survei terbaru, elektabilitas PDIP saat ini berada di angka 21,7 persen.
Kemudian diikuti Gerindra 14,5 persen, Golkar (9,8 persen), PKB (8,5 persen), Demokrat (7,3 persen), PKS (6,9 persen), NasDem (6 persen), PAN (4 persen), PPP (3,6 persen), dan PPP (3,6 persen).
Di sisi lain, Yunarto akui sebanyak 87,5 persen responden pemilih PDIP dan Ganjar Pranowo menyatakan tetap memilih Ganjar Pranowo meskipun tidak dicalonkan oleh PDIP.
"Hanya ada 5 pesen yang tidak memilih Ganjar Pranowo dan sebesar 7,5 persen tidak tahu atau tidak jawab," ujarnya.