Pemilu 2024

Talkshow Memilih Damai: Politik Identitas Masih akan Digunakan di Pemilu dan Pilpres 2024

Politik identitas masih akan terlihat di Pemilu, Pilpres dan Pilkada 2024 karena efektif.

Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Leonardus Wical
Dekan Fisip Universitas Indonesia, Profesor Dr Semiarto Aji Purwanto, menyatakan politik identitas masih akan terlihat di Pemilu, Pilpres dan Pilkada 2024. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Isu identitas masih akan mewarnai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, karena masih dianggap efektif dalam mendulang dukungan.

Hal ini diutarakan Dekan FISIP Universitas Indonesia, Profesor Dr Semiarto Aji Purwanto, dalam talkshow bertajuk "Memilih Damai: Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa", Kamis (8/12).

"Masih relevan walaupun zaman sekarang banyak masyarakat modern yang lebih mementingkan keterampilan dan keahlian," ujar Aji dalam pemaparannya dalam talkshow yang digelar di Auditorium Arifin Panigoro, Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta Selatan.

"Identitas suku bangsa, agama, daerah asal, efektif sekali dimainkan," lanjut Aji yang merupakan pakar antropologi.

Banyak di pilkada

Dia mengajak audiens talkshow untuk melihat pilkada yang ada di daerah-daerah, karena di sana politik identitas masih ada, dan cukup efektif sebagai senjata apabila diaktifkan.

"Kata kuncinya adalah diaktifkan. Jadi kita semua punya identitas yang mungkin bisa muncul, dan kadang naik ke atas permukaan," kata Aji.

Aji menjelaskan, bahwa etnisitas, bahkan agama, dapat menggaet pengikut di daerah apabila identitas tersebut diaktifkan secara sengaja.

"Etnisitas ya kalau dibayangkan mungkin adalah suku bangsa. Jadi ini adalah persoalan suku bangsa," ujar Aji dalam paparannya.

Aji pun menjelaskan bahwa pemahaman suku bangsa adalah perbedaan satuan sosial berdasarkan kesadaran akan identitas dan kesamaan budaya.

Dia mencontohkan berbagai macam etnis di Indonesia, mulai dari Jawa, Bugis, Minang, dan lain sebagainya.

Kemudian suku bangsa turut menjadi identitas seseorang.

Mudah

Identitas ini, kata Aji, kemudian menjadi senjata penting dalam politik saat seorang politikus harus memperbanyak pengikut.

Salah satu cara yang paling mudah untuk memperoleh pengikut dalam jumlah besar adalah dengan menonjolkan kesamaan identitas.

"Padahal kalau bicara soal kontestasi politik, yang dipilih seharusnya adalah kesamaan atau kecocokan dengan program si calon," ucap Aji.

Aji menyadari bahwa membuat program yang efektif menarik banyak orang lebih sulit.

Makan hal paling mudah dilakukan dalam menggaet banyak orang adalah dengan menawarkan kesamaan-kesamaan identitas.

"Entah itu identitas suku bangsa, identitas agama, identitas daerah asal, dan sebagainya. Ini jauh lebih mudah diaktifkan," kata Aji.

Talkshow "Memilih Damai: Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa" terselenggara berkat kerja sama antara Tribun Network dengan Universitas Al-Azhar Indonesia.

Talkshow ini menghadirkan Beberapa narasumber, yakni Ahli Antropologi dan Politikus Profesor Emeritus Dr Meutia Farida Hatta Swasono; Dekan FISIP Universitas Indonesia, Profesor Dr Semiarto Aji Purwanto; Dekan FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia, Dr Heri Herdiawanto SPd MSi; Founder Lingkar Madani, Ray Rangkuti; dan Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu.

Ratusan mahasiswa hadir dalam talkshow tersebut, dan mereka sangat antusias mengikuti acara ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. (m36) 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved