Berita Daerah
Ganjar Pranowo Dinilai Komitmen Menjaga Adat Budaya Nusantara, KGPAA Mangku Alam II: Sudah Kelihatan
Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangku Alam II apresiasi kepedulian Ganjar Pranowo terhadap adat budaya nusantara.
TRIBUNBEKASI.COM - Festival Adat Budaya Nusantara (FABN) II yang kembali digelar selama dua hari, 9-10 Desember 2022 di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Mengutip artikel Tribunnews.com, sebanyak 264 raja, sultan, pemangku lembaga adat, serta tetua suku seluruh Nusantara yang hadir dalam perhelatan ini.
Mereka sepakat deklarasikan sikap dan komitmen mereka dalam menjaga eksistensi NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 di acara FABN itu.
Deklarasi dibacakan seusai musyawarah yang digelar di hari pertama FABN II, di depan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang diundang sebagai tamu kehormatan.
Baca juga: Antar Keberangkatan Presiden Jokowi ke Jakarta, Ganjar Pranowo: Pak, Jangan Lupa Minum Jamu
Baca juga: Pesan Ganjar Pranowo untuk Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono: Bahagia Dunia Sampai Akhirat
Baca juga: Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Erick Thohir Menjadi Perbincangan Hangat di Media Sosial
Ketua Panitia FABN II, Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangku Alam II, mengatakan perhelatan yang digelar Masyarakat Adat Nusantara (Matra) sebagai upaya perkuat silaturahmi kerajaan dan lembaga adat.
Hal tersebut untuk merumuskan kontribusi, yang dapat diberikan bagi kemajuan dan kesejahteraan Bangsa dan Negara Indonesia.
Mantra juga ingin menggali potensi ekonomi sekaligus menunjukkan kepedulian pada ketahanan adat dan budaya Nusantara.
"Kami berkumpul sekaligus mendeklarasikan ketahanan adat dan budaya nasional, supaya para raja dan ketua lembaga adat bisa kompak."
"Sehingga, jika ada hal-hal yang membuat kesulitan atau membahayakan negara, kami para raja akan bersikap," ujar KGPAA Mangku Alam II yang juga Ketua Dewan Pendiri Matra, Senin (12/12/2022).
Menurut KGPAA Mangku Alam II, FABN II yang terselenggara dengan Jawa Tengah sebagai tuan rumah ini sangat berhasil dari semua aspek perhalatan acara.
KGPAA Mangku Alam II beri apresiasi kepada Ganjar Pranowo.
Sebab, Ganjar Pranowo selama ini dinilai menunjukkan komitmennya dalam menjaga, mengembangkan serta memperjuangkan adat budaya Nusantara serta selalu memperhatikan nasib para raja, sultan dan pemangku adat.
"Jika Allah menghendaki beliau jadi pemimpin, maka akan berkomitmen semua nasib para raja akan dijadikan penasihat yang paling utama."
"Kami sangat apresiasi terhadap kesediaan dan kepedulian beliau, karena kepedulian tidak perlu diucapkan tapi dengan tingkah laku sudah kelihatan," ungkapnya.
Ketua Umum DPP Matra Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukkajannangang akui acara ini dilakukan sebagai tanda bahwa raja dan sultan masih eksis dalam rajutan budaya adat di Nusantara.
Ia pun berharap, pemerintah dapat terus melestarikan adat dan budaya Nusantara dan peran para raja beserta sultan.
"Harapan kami, semoga pemerintah dan pemegang kekuasaan bisa memperhatikan masyarakat adat terutama raja dan sultan."
"Sehingga, kebudayaan adat bisa terus dilestarikan untuk kepentingan masyarakat ke depan," jelasnya Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukkajannangang.
Ganjar Pranowo yang turut hadir dalam acara tersebut berharap melalui FABN II Jateng, kekayaan budaya Indonesia bisa semakin dikenal di dunia.
Apalagi acara ini turut dihadiri oleh pimpinan kerajaan dari mancanegara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Jepang, dan Thailand.
"Kita bisa menunjukkan ke dunia bagaimana kekayaan ini kita miliki dan hidup. Mudah-mudahan semua tak hanya melestarikan, tapi juga mengembangkan," tutur Ganjar Pranowo.
Ganjar juga apresiasi komitmen kebangsaan para raja, sultan dan para pemangku adat sebagaimana yang telah dituangkan dalam deklarasi.
"Kita sudah dengar bersama tadi, semua memiliki komitmen untuk menjaga persatuan bangsa, kebinekaan, NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ini benar-benar kontribusi yang sangat diperlukan dalam pembangunan Nasional," ujar Ganjar Pranowo.
Acara FABN II Jateng hari pertama dimeriahkan penampilan drama kolosal yang melibatkan sejumlah kesenian dari berbagai daerah di tanah air seperti Tari Bali, Reog hingga topeng ireng dan lainnya.