Berita Karawang
Disperindag Karawang akan Periksa SPBU di Desa Aman Sari, Pengawas SPBU itu Mengaku Khilaf
Disperindag Kabupaten Karawang bakal memeriksa SPBU 34.413.06 di Desa Aman Sari, Kecamatan Rengasdengklok.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang bakal memeriksa SPBU 34.413.06 di Desa Aman Sari, Kecamatan Rengasdengklok, yang sedang ramai dibicarakan setelah puluhan kendaraan mogok usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di SPBU tersebut.
"Kami sudah tahu informasinya, tapi kami belum bisa kasih banyak statement. Besok mau datang cek atau survei ke lokasi," kata Pengawas Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang, Andri, Rabu (4/1).
Menurut Andri, pihaknya sudah memperoleh keterangan dari pengawas SPBU tersebut yang menyatakan bensin tercampur air akibat air hujan merembes masuk ke tanki pendam (bawah tanah) SPBU tersebut.
Khilaf
Menurut pengawas itu, alat Automatic Tank Gauging (ATG) di SPBU itu tidak mendeteksi terjadi rembesan air tersebut.
"Sebenarnya ada alat ATG, tapi (rembesan) itu tidak terdetek oleh alat ATG. Terus dianya khilaf tidak melihat tolok baknya, enggak mengecek. Kan memang lagi musim hujan," ungkapnya.
Saat ini, SPBU tersebut telah ditutup sementara. "Iya ditutup sementara langsung dari pihak SPBUnya," ucapnya.
Sebagain informasi, peristiwa puluhan kendaraan mogok usai mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di SPBU 34.413.06 tersebut terjadi pada Selasa (3/1) siang di SPBU 34.413.06 yang berlokasi di Desa Aman Sari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang .
"Iya benar, kejadian kemarin Selasa sekitar pukul 12.30 WIB, Sekarang SPBU kami tutup sementara," kata Teguh, pengelola SPBU tersebut saat dikonfirmasi pada Rabu (4/1).
Rembesan air hujan
Menurut Teguh, hasil penelusuran pihaknya menemukan penyebab kejadian ini, yaitu karena tangki bawah tanah kemasukan air hujan yangf merembes dari atas.
Kawasan Rengasdengklok memang diguyur hujan deras pada dua hari terakhir sebelum peristiwa mogoknya kendaraan-kendaraan itu.
"Peristiwa ini tidak (dibiarkan) terlalu lama. Ketika ada motor yang mogok waktu habis mengisi bensin, kami langsung cek kebenarannya dan lakukan penanganan," kata Teguh.
Menurut catatannya, bensin yang dijual sekitar 100 liter, sehingga, menurut Teguh, sebetulnya kendaraan yang terdampak tidak terlalu banyak.
Memanfaatkan situasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.