Berita Politik

Alasan Partai Bulan Bintang Memilih agar Pemilu Mendatang Tak Lagi Pakai Sistem Proporsional Terbuka

Ketua DPP PBB Bidang Politik, Hukum, dan HAM Firmansyah akui, PBB dukung agar pemilu mendatang tak lagi dengan sistem proporsional terbuka.

Editor: Panji Baskhara
Bangka Pos/Resha Juhari
Ilustrasi: Ketua DPP PBB Bidang Politik, Hukum, dan HAM Firmansyah akui, PBB dukung agar pemilu mendatang tak lagi dengan sistem proporsional terbuka. 

TRIBUNBEKASI.COM - Partai Bulan Bintang (PBB) mengajukan diri sebagai pihak terkait ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Pengakian itu soal gugatan uji materi Undang-Undang (UU) Nomor 7 tahun 2017.

Ketua DPP PBB Bidang Politik, Hukum, dan HAM Firmansyah mengatakan, dari sembilan partai politik (parpol) hanya PDIP yang berkeinginan sama dengan PBB.

Yakni agar Pemilu ke depan tidak lagi menggunakan sistem proporsional terbuka.

Namun, PDIP tidak dapat ikut jadi pihak terkait karena partai berlambang banteng itu ialah parpol yang ikut membahas UU ini.

"Otomatis hanya PBB parpol peserta Pemilu 2024 sendiri yang mendukung Pemilu dengan sistem proporsional tertutup dalam pengujian UU Pemilu di MK ini" ungkapnya Firmansyah dalam keterangan rilisnya, Sabtu (14/12023).

Keputusan PBB ini, kata dia, mungkin dianggap tidak populer dan membuat sistem demokrasi di Indonesia mundur.

Tapi, katanya Firmansyah, hadirnya PBB ikut jadi pihak terkait untuk memperkuat permohonan penguji.

Hal itu diarenakan PBB menilai tiga Pemilu dengan sistem terbuka menciptakan merebaknya politik uang.

Selain itu, dinilai dapat mengurangi kualitas anggota dewan.

Firmansyah menambahkan, dengan sistem terbuka, yang terkenal dan punya banyak uang yang akan terpilih.

Sedangkan kader serta pengurus partai akan tersisih, padahal para kader partai sangat berkualitas serta mengerti ideologi parpolnya yang dapat bekerja memperjuangkan dan mewakili rakyat di parlemen.

"Sistem proporsional tertutup walau di kertas suara yang dicoblos tidak ada nama caleg, namun sejatinya tetap ada nama caleg yang akan terpilih berdasarkan urutan" jelasnya.

"Banyak info menyesatkan, mengaburkan infomasi seolah sistem pemilu tertutup tak demokratis, memilih kucing dalam karung karena tak tahu siapa calegnya,"

"Justru dengan sistem tertutup ini nanti parpol-parpol akan selektif menampilkan kader-kader terbaiknya menjadi caleg agar dapat terpilih" paparnya kembali.

(TribunBekasi.com/BAS)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved