Berita Karawang

Kondisi TPA Semakin Overload, Pemkab Karawang Ajak Investor Kelola Sampah

Kendala dihadap mulai sarana prasarana kurang memadai, hingga kondisi ini tempat pembuangan akhir (TPA) yang semakin overload.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com/Joko Supriyanto
Ilustrasi Sampah - Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang mengaku kewalahan dalam mengatasi sampah. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang mengaku kewalahan dalam mengatasi sampah.

Pasalnya, masyarakat Karawang menyumbang sampah sebesar 1.200 ton setiap harinya.

Kendala dihadap mulai sarana prasarana kurang memadai, hingga kondisi ini tempat pembuangan akhir (TPA) yang semakin overload.

“Jumlah penduduk Karawang saat ini 2,4 juta jiwa, sampahnya ada sekitar 1.200 ton per hari. Sumbernya berasal dari rumah tangga, industri dan ragam kegiatan,” kata Kepala Bidang Kebersihan, Pengelolahan Sampah dan Limbah DLH Karawang, Guruh Sapta pada Senin (23/1/2023).

BERITA VIDEO : GUNUNGAN SAMPAH LONGSOR DI TPA BURANGKENG

Guruh mengungkpakan, kurangnya sarana prasarana dan meningkatnya jumlah penduduk, ia akui cukup membuat pihaknya kewalahan.

Armada pengangkut sampah yang ada saat ini pun hanya mampu melayani 17 kecamatan saja.

“Melihat kebutuhan, harusnya Karawang punya 300 mobil truk. Tapi saat ini kami hanya memiliki 72 truk, itu pun 20 mobil milik rental,” ungkapnya.

Baca juga: Longsoran Sampah di TPA Burangkeng Bekasi Bikin Akses Jalan Menuju Perkampungan Warga Tertutup Total

Untuk mengakali kekurangan tersebut, sampah akan disaring dahulu di tempat pembuangan sampah sementara (TPSS), bank sampah, TPS3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) sebelum akhirnya diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Maka, dikatakan Guruh, masalah penanganan sampah di Karawang perlu melibatkan investor.

Apalagi sistem pengolahan sampah di Karawang masih pakai sistem open dumping.

Padahal berkaca pada negara lain pengelolaan sampah menjadi sumber energi seperti listrik, gas metan, filorisis, briket, RDP (pengganti batu bara) dan lain-lain.

“Sampai saat ini kita masih pakai sistem open dumping, sampahnya ditaruh di TPA (belum ada pengolahanan). Butuh biaya besar kalau mau diolah, karena teknologi tidak gratis,” kata Guruh.

Karenanya ia berharap ada investor yang peduli terhadap pengelolaan sampah di Karawang menjadi sumber energi.

“Kami harap ada investor yang masuk ke pemerintahan Karawang dan mau bekerjasama dengan kami dalam pengolahan sampah,” pungkasnya. 

Sampah TPA Burangkeng longsor

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, kembali mengalami longsor sejak Jumat (13/1/2023) lalu. Hingga kini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi masih terus melakukan penanganan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi Dedy Supriadi menjelaskan pihaknya telah menerjunkan personel dari Dinas Lungkungan Hidup (DLH) untuk membenahi sampah yang menutupi akses jalan menuju perkampungan warga.

"Kita telah mengupayakan sampai tengah malem, dari dini hari, melalui Bidang Kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, sudah mengupayakan secara maksimal, hari ini sudah operasional, petugas kebersihan kembali diterjunkan dalam menangani pasca longsornya TPA Burangkeng," kata Dedy saat dikonfirmasi, Rabu (18/1/2023).

Dedy menuturkan sudah memetakan sejumlah titik lahan milik warga yang akan dibebaskan untuk menambah volume TPA Burangkeng.

"Petugas sudah di kerahkan dalam penanganan di Burangkeng, Saya sendiri juga terus memantau dan memonitoring setiap waktunya nya yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH)Kabupaten Bekasi melalui jajaran di Bidang Kebersihan dalam menangani peristiwa tersebut," katanya.

Akibat longsor tersebut, pelayanan pembuangan sampah rumah tangga dari masyarakat untuk sementara dihentikan terlebih dahulu hingga sampah-sampah kembali diangkut.

"Mohon maaf atas penutupan sementara aktifitas pembuangan sampah di Burangkeng. Saat ini petugas sudah mulai melakukan penanganan optimal dengan menata longsoran sampah, besok mudah-mudahan sudah beroperasi lagi," ungkap Dedi.

Sebelumnya, tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng kembali longsor. Longsoran sampah tersebut terjadi pasca hujan lebat yang terjadi pada Jum’at (13/1/2023) lalu.

Akibatnya, akses jalan yang menuju ke perkampungan warga tertutup sehingga mereka harus mencari jalur alternatif yang cukup jauh.

Kondisi ini membuat warga dan pengrlola untuk memutuskan menutup sementara akses jalan yang kerap dilintasi truk pengangkut sampah yang datang dari sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi menuju TPA Burangkeng.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News


 
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved