Berita Kriminal

Makam Halimah Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs Bisa Jadi Dibongkar untuk Diperiksa Kembali

Halimah yang merupakan istri Wowon Erawan diketahui telah dihabisi nyawanya oleh Solihin alias Duloh, partner in crime dari Wowon Erawan.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Ichwan Chasani
TribunBekasi.com/Joko Supriyanto
Tim Puslabfor Bareskrim Polri mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) sekeluarga korban keracunan di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi, Senin (16/1/2023). 

TRIBUNBEKASI.COM — Aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya tidak menutup kemungkinan akan melakukan ekshumasi terhadap jenazah Halimah, salah satu korban pembunuhan berantai Wowon Erawan alias Aki cs.

Ekshumasi adaah penggalian atau pembongkaran kembali kuburan seseorang untuk diperiksa mayatnya oleh aparat berwenang demi keperluan penyidikan dan mencari tahu penyebab kematian.

Halimah yang merupakan istri Wowon Erawan disebut tewas dibunuh oleh Solihin alias Duloh, partner in crime dari Wowon Erawan.

"Tidak menutup (kemungkinan) akan dilakukan ekshumasi penyebab kematian," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Senin (23/1/2023).

Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan, dari hasil penyelidikan awal diketahui Halimah meninggal dunia pada 2016 silam.

BERITA VIDEO : PELAKU PEMBUNUH BERANTAI MENGAKU KETURUNAN MATARAM

Kala itu, Halimah dimakamkan di daerah Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

"Dengan adanya beberapa korban terhadap kejadian ini yang paling awal penyidik dapatkan dari proses penyelidikan hingga ke penyidikan itu 2016 terhadap korban Halimah yang dimakamkan di Cililin, Bandung Barat," ujar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.

Selama ini, pihak keluarga mengetahui Halimah meninggal karena sakit. 

Oleh karenanya, penyebab kematian Halimah belum dapat dipastikan.

"Pada saat itu diduga sakit, diserahkan kepada keluarga kemudian dimakamkan," kata Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.

Baca juga: Viral, Truk Hantam Ikon Purwakarta, Patung Bima, hingga Bus Karyawan

Baca juga: Street Race Seri Kelima Segera Digelar, Ribuan Peserta Telah Mendaftar

Bukan Keracunan

Sebelumnya diberitakan, aparat kepolisian berhasil mengungkap seluruh peran yang selama ini dijalankan ketiga tersangka dalam kasus pembunuhan berantai terhadap satu keluarga di Bantargebang, Kota Bekasi dengan modus keracunan.

Korban tewas yang semula diketahui karena keracunan itu, masing-masing bernama Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20), dan Muhammad Riswandi (16) ternyata menjadi korban pembunuhan berantai.

Hasil penyidikan polisi mendapati fakta bahwa ketiganya tewas bukan karena keracunan, namun sengaja dibunuh oleh ketiga tersangka yang melakukan pembunuhan berantai dengan cara diracun.

Sementara satu korban lainnya yakni Neng Ayu Susilawati berhasil selamat meski sempat meminum racun namun dengan kadar lebih sedikit.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, ketiga tersangka tersebut masing-masing bernama Wowon alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin.  

Ketiga tersangka tersebut diketahui merupakan keluarga dekat para korban.

"Duloh dan Aki ini adalah partner in crime. Jadi sebenarnya antara para pelaku dengan korban ini sebenarnya ada keterkaitan satu dengan yang lain," ucap Irjen Fadil Imran dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (19/1/2023).

Terkait peranan yang dilakukan, Irjen Fadil Imran menjelaskan bahwa tersangka Duloh mengaku memiliki keahlian bisa menggandakan harta dengan dalih ilmu supranatural guna meyakinkan calon korban.

Namun berjalannya waktu, aksinya ini diketahui oleh keempat korban dan barulah rencana pembunuhan itu mulai dilaksanakan.

Adapun rencana pembunuhan itu berdasarkan arahan dari Aki yang memang memiliki peran untuk melakukan pembunuhan terhadap Ai Maimunah dan Ridwan Abdul Muiz.

"Aki juga memiliki peran mengumpulkan dana untuk melakukan pembunuhan," ucap Irjen Fadil Imran.

 

Sementara Duloh merupakan pihak yang berperan menyewakan sebuah kontrakan yang belakangan dijadikan lokasi pembunuhan para korban.

Selain itu, Duloh pula yang memiliki peran mengajak korban ini dari Cianjur ke kontrakan di Bekasi yang sebelumnya telah disewa.

Usai korban tiba di kontrakan, kemudian Aki memerintahkan Duloh untuk segera mengeksekusi para korban.

Adapun cara pembunuhan itu terbilang kejam yang dimana Duloh membagikan dan menyajikan kopi berisi racun kepada para korban tersebut.

Korban yang tidak mengetahui adanya kandungan racun tersebut akhirnya tewas usai menenggak kopi yang disajikan oleh Duloh

"Mengapa mereka dibunuh, karena ada potensi kejahatannya (para pelaku) terbuka," jelasnnya.

Baca juga: Ditinggal Pemiliknya Pulang Kampung Rayakan Imlek, Toko Cat di Cibitung Kabupaten Bekasi Terbakar

Baca juga: Stagnan, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Senin Ini Masih Rp 1.035.000 Per Gram, Cek Detailnya

Setelah para korban ini dinyatakan tewas, lalu tersangka Dede Solehudin bertugas menggali lubang di sekitar sumur tempat pembunuhan tersebut.

Digalinya sumur oleh Dede itu dikatakan Fadil juga berdasarkan perintah dari Duloh untuk menghilangkan jejak pembunuhan tersebut.

"Terdapat lubang galian 1x2 meter dengan kedalaman di area belakang rumah tadinya gak ditemukan lubang ini," jelasnya. 

Korban Dicekik

Sebelumnya diberitakan, penyelidikan kasus keracunan di Bantargebang, Kota Bekasi, terus mengungkap titik terang yang sebenarnya.

Selain diberi racun, ternyata satu keluarga yang tewas keracunan di Bantargebang Kota Bekasi juga dicekik oleh pelaku.

Hal tersebut dilakukan agar korban keracunan di Bantargebang meninggal lebih cepat.

Fakta ini disampaikan Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, Kamis (19/1/2023).

"Dari hasil interogasi kami terhadap tersangka, selain diracun, korban-korban ini juga dicekik lehernya agar cepat meninggal dunia," ujar dia, saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya.

Hal itu diketahui dari hasil autopsi yang menemukan adanya luka di seputar wajah korban.

Hengki juga mengatakan, pelaku menggunakan dua jenis racun untuk meracuni korban.

"Dari labfor setelah dianalisis, menemukan bahan sisa makanan mengandung dua jenis racun, racun tikus dan racun untuk hama pestisida," katanya.

"Kami dapatkan 2 alat bukti cukup, kami temukan titik masuk untuk ungkap pelakunya dari digital forensik ternyata skenario pembunuhan berencana," lanjut dia.

Kasus tersebut menyebabkan tiga orang tewas dan dua selamat lalu dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Layanan SIM Kabupaten Bekasi Senin Ini Libur, Ini Jadwal Layanan SIM Selasa 24 Januari 2023 Besok

Baca juga: Tetap Buka, SIM Keliling Karawang, Senin 23 Januari 2023 di Pos Lantas Dawuan Cikampek

Tiga orang tewas itu adalah Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20), dan Muhammad Riswandi (16).

Untuk dua orang yang dirawat, yakni Neng Ayu (5) dan M Dede Solehudin.

Namun, Dede justru menjadi salah satu tersangka dalam kasus itu.

"Yang satu minum racun juga ternyata sengaja, ternyata ini juga tersangka," ucapnya.

"Ternyata 1 orang atas nama Dede di RSUD Bantar Gebang, pindah RS Kramat Jati, ternyata tersangka," sambung Hengki.

Selain Dede, tersangka lainnya adalah Wowon Erawan alias Aki dan Solihin alias Duloh.

"Untuk sementara konstruksinya Pasal 340 tentang pembunuhan berencana," tutur dia.

Baca juga: Penggunaan Kartu Tani Banyak Kendala, Petani Karawang Kesulitan Beli Pupuk Subsidi

Baca juga: Layanan SIM Kota Bekasi Hari Senin Ini Libur, Ini Jadwal SIM Keliling Selasa 24 Januari 2023 Besok

Peran tiga tersangka

Teka-teki kematian satu keluarga yang tewas di Bantar Gebang, Bekasi perlahan terungkap.

Terbaru, tiga orang tewas akibat diracun menggunakan dua jenis racun, yaitu racun pestisida dan racun tikus.

Mereka adalah Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20), dan Muhammad Riswandi (16).

"Hasil pemeriksaan di TKP ditemuka bahwa tidak ada tanda kerusakan, pintu depan maupun belakang, tidak terdapat kerusakan di dalam kamar tidur dan area belakang rumah," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, saat konferensi pers, Kamis (19/1/2023).

BERITA VIDEO: PERAN 3 TERSANGKA PADA KASUS SEKELUARGA TEWAS DIRACUN

"Yang menarik, terdapat lubang galian 1x2 meter dengan kedalaman 2 meter di area belakang rumah. Tadinya tidak ditemukan lubang ini. Tidak terdapat cipratan darah dan tembok di dalam rumah. Patut diduga besar kemungkinan dan olah TKP dengan teknologi deteksi darah memang tidak ada cipratan darah, kemungkinan sebab kematian karena sebab lain, bukan kekerasan," sambungnya.

Selain itu, terdapat sisa bakaran sampah di belakang rumah dekat galian, kemudian ditemukan plastik diduga bekas bungkus racun di area pembakaran sampah.

Adapun tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.

Ketiga orang itu memiliki peran yang berbeda-beda. Mulai dari pemberi dana untuk melakukan pembunuhan hingga menggali lubang di sekitar sumur TKP.

Adapun peran Wowon adalah menyuruh lakukan pembunuhan. Tak hanya itu, pria beralamat Kampung Babakan Mande, RT 001 RW 002, Gunungsari, Ciranjang, Cianjur merupakan pemberi dana untuk melakukan pembunuhan.

Baca juga: Resmi Mualaf, Antonio Dedola Bakal Menikah dengan Nikita Mirzani 

Baca juga: Biaya Perjalanan Ibadah Haji akan Naik Signifikan, ini Penyebabnya

Solihin berperan mengontrak rumah sebagai TKP pembunuhan dan mengantar korban dari Cianjur ke kontrakan Bekasi (TKP).

Ia yang beralamat di Kampung Babakan Mande, RT 005 RW 002, Gunungsari, Ciranjang, Cianjur juga yang membeli racun, meracik racun ke dalam kopi, memberikan kopi berisi racun kepada korban.

Sedangkan peran Dede yang beralamat di Kampung Kademangan RT 003 RW 003, Kademangan, Mande, Cianjur, adalah menggali lubang di sekitar sumur TKP atas perintah tersangka Solihin.

Kemudian membeli kopi 5 sachet dan bersama Solihin menyeduh kopi dengan racun untuk dibagikan kepada korban.

Ai Maemunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi, tiga korban dugaan keracunan di Ciketing Udik, Bnatargebang, Kota Bekasi, telah dimakamkan di Kampung Sudimampir, Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jumat (13/1/2023) malam.
Ai Maemunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi, tiga korban dugaan keracunan di Ciketing Udik, Bnatargebang, Kota Bekasi, telah dimakamkan di Kampung Sudimampir, Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jumat (13/1/2023) malam. (Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin)

"Dari fakta awal, scientific crime investigation, ditemukan fakta baru bahwa narasi yang dikembangkan bahwa ketiga korban mati karena keracunan itu tidak benar, tapi itu adalah pembunuhan. Akan didalami apakah pembunuhuan berencana, disertai tindak pidana lain, atau murni pembunuhan," ujar Fadil.

"Setelah fakta-fakta scientific, olah TKP, hasil labfor, hasil visum et repertum, penyidik cari tahu siapa pelakunya. Dan berdasarkan hasil investigasi, pelakunya adalah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan saudara M Dede Solehudin. Ketiganya ternyata orang dekat dari para korban, bahkan salah satu pelaku ini merupakan suami dari korban," lanjut dia.

Menurut Fadil, pelaku dan korban memiliki keterkaitan. Salah satunya adalah Wowon, suami sirih dari korban tewas bernama Maimunah.

Ia mengatakan, kasus itu merupakan penipuan berupa janji-janji yang dikemas kemampuan supranatural sehingga membuat kaya atau sukses seseorang.

Wowon menyuruh untuk melakukan pembunuhan terhadap korban yang dianggap berbahaya lantaran mengetahui aksi kejahatannya.

"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain berupa pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," tutur Fadil.

Baca juga: Empat Lokasi Ini Suguhkan Atraksi Barongsai saat Cuti Bersama Hari Raya Imlek, Catat Jadwalnya 

Baca juga: Cuaca Karawang, Senin 23 Januari 2023, Pagi Berawan, Siang Hingga Malam Hujan, Awas Angin Kencang

"Ending-nya adalah bagaimana ambil uang dari korban yang terkena tipu daya. Jadi perjalanan perjuangan pembunuhan itu diawali dengan penipuan, janji dan motivasi untuk capai kesuksesan hidup."

"Setelah korban serahkan harta bendanya, lalu kemudian para korban dihilangkan, termasuk saksi-saksi yang mengetahui. jadi itu yang dia sebut perjuangan," sambung dia.

Solihin, kata Fadil, menganggap dirinya punya kemampuan untuk meningkatkan kekayaan, lalu kemudian menyuruh tersangka Wowon untuk mencari korban.

Setelah Wowon mendapat target atau korban yang ingin mencapai kesuksesan, kemudian para tersangka mengambil uang korban.

"Ketika kesuksesan tidak kunjung diraih, mereka (korban) menagih. Aki melapor pada Duloh, kemudian Duloh yang mengeksekusi korban dengan cara ajak ke rumahnya, kasih minum racun. Orang yang mengetahui juga dihilangkan (nyawanya)," ucap Fadil.

"Berdasarkan hasil penyelidikan scientific, ada potensi para pelaku sudah pernah melakukan kejahatan sebelumnya dengan modus operandi yang sama. Mengapa mereka dibunuh, karena ada potensi kejahatannya (pelaku) terbuka. Para tersangka mengakui memang pernah melakukan tindak pidana dengan modus operandi yang sama," lanjut dia.

(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/m31/Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Sumber: Wartakota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved