Berita Karawang

Harapan Perayaan Cap Go Meh di Karawang: Masyarakat Rukun, Ekonomi Tumbuh di Tahun Kelinci Air

Pawai Cap Go Meh di Karawang itu rutin dilakukan sejak 25 tahun lalu akan tetapi sempat ditiadakan dua tahun atau dua kali karena pandemi Covid-19

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Klenteng Kwan Tee Koen --- Pawai perayaan Cap Go Meh di Karawang pada tahun baru Imlek 2574 atau tahun 2023 akan kembali digelar setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19. 

Selama 8 jam atraksi seni budaya dari 50 kelompok pelaku seni budaya dan tradisi yang berjumlah hingga 5000 personil siap memeriahkan dan meramaikan CGM 2023.

Disampaikan oleh Ketua Panitia CGM 2023, Arifin Himawan, bahwa acara seremonial resmi dibuka pukul 16.00 WIB.

"Akan ada parade sepanjang jalan Suryakencana - Siliwangi sekitar 2,1 km," ungkapnya saat dihubungi, Kamis (26/1/2023). 

"Kemudian dalam acara, nanti ada doa bersama enam agama yang dilakukan bersama di depan publik. Artinya ini juga menjadi pengikat, kita sama -sama walapun berbeda," sambungnya. 

Diprediksi sebanyak 50.000 pengunjung akan turut memeriahkan pesta rakyat pada tahun ini di Kota Bogor. 

Sebab saat ini Pemerintah Pusat resmi meniadakan PPKM, sehingga festival CGM 2023 yang merupakan ajang budaya pemersatu bangsa ini di pastikan akan diselenggarakan secara meriah. 

Bukan hanya sekedar pesta rakyat biasa, perayaan CGM selalu sarat akan makna yang terkandung di dalamnya. 

"Dalam CGM 2023 ini kita ikat dalam satu ikatan yaitu dengan persatuan dan kesatuan, Bhineka Tunggal Ika, kalau kita lihat yang menonton pun berbagai lapisan tanpa lagi melihat lagi derajat atau kasta seseorang, mereka tumpah ruah di sepanjang jalan itu. Nah ini membuktikan bahwa bogor itu kondusif, tidak ada pemasalahan perbedaan, bahkan bisa dinikmati," ungkap Arifin. 

Dirinya menambahkan bahwa sejauh ini pesan itu tersampaikan dengan baik. 

Hal itu bukan tanpa alasan, sebab jika melihat dari unsur kepanitiaannya saja, tidak ada dari suku atau agama tertentu. 

"Karena tadi, dari panitianya juga bukan dari salah satu unsur suku tertentu, atau agama tertentu. Kalau dari sisi agama, ada yang Katolik, Kristen, Budha, Hindu ada juga yang Islam, itu saja sudah mrnjadi miniatur," jelas Arifin.

"Lalu kalau kita lihat, penonton juga berbagai suku, juga ada di sana tumpah ruah. Ini menunjukan semuanya itu miniatur kebersamaan," sambungnya. 

Arifin juga memandang bahwa CGM merupakan wujud dari kesatuan dan persatuan bangsa. 

(Sumber : Laporan Wartawan TribunBekasi.com, Muhammad Azzam/Maz/Wartakotalive.com, Cahya Nugraha/m33)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved