Berita Karawang

Heboh, Warga Tanjungpakis Temukan Lumba-lumba Terdampar Dipinggir Laut

Warga melihat seekor lumba-lumba dewasa mendorong anaknya ke pinggir laut. Sampainya di pinggir diambil ternyata ikan itu sudah dalam kondisi mati

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
Istimewa
Heboh, warga menemukan lumba-lumba terdampar di pinggir laut pantai pakis Desa Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang. 

Di ekosistem buatan itu ikan-ikan hidup bisa ditangkap sendiri oleh lumba-lumba, untuk makanannya.

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Rabu 1 Februari 2023  

Baca juga: Jadwal Layanan SIM Keliling Karawang, Rabu 1 Februari 2023, Berikut Lokasi dan Persyaratannya

Sebagian informasi, lumba-lumba, sebagaimana mamalia laut lainnya, memiliki organ sonar untuk mendeteksi mangsa dan mengikuti pergerakan makanannya itu. 

Sebagaimana dilansir laman Dolphin Project, Johny, Rambo, dan Rocky telah menunjukkan karakter lumba-lumba liar, yakni menghabiskan 90 persen waktu mereka dalam sehari di bawah air.

Hal ini berbeda 180 derajat dari karakter lumba-lumba yang dipelihara manusia, yang menghabiskan 90 persen waktunya dalam sehari di permukaan air.

Selain itu Johny, Rocky, dan Rambo juga melakukan kerja sama dalam berburu, sebagaimana dilakukan lumba-lumba liar.

Gigi palsu

Agus Budi juga menceritakan, dalam proses rehabilitasi diketahui lumba-lumba Johny tidak dapat menggigit ikan ketika menangkapnya, sehingga ikan sering terlepas Kembali.  

Berdasarkan analisis dokter hewan dari JSI, yang didampingi oleh dokter hewan dari Taman Nasional, untuk membantu kemandirian Johny mencari makan secara alami, maka perlu dilakukan pemasangan mahkota gigi palsu bagi lumba-lumba Johny. 

Tindakan itu terbukti berhasil mengembalikan perilaku menangkap ikan hidup di alam.

Proses pemasangan juga dilakukan tanpa menyakiti makhluk itu.

Taman Nasional Bali Barat pun dinilai akan sesuai sebagai lokasi pelepasliaran ketiga lumba-lumba tersebut.

Diketahui terdapat 17 jenis lumba-lumba di dunia, dan 10 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. 

Kebanggaan Indonesia

Plt Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Bambang Hendroyono, menyatakan bahwa keberhasilan rehabilitasi lumba-lumba, termasuk pemasangan gigi dari konservasi ex-situ untuk siap dikembalikan ke habitat alaminya (in situ), patut dihargai karena merupakan yang pertama di Indonesia.

Bahkan masih sangat langka dilakukan di dunia, sehingga hal ini bisa menjadi referensi bagi “future practices” dalam pemulihan dan penyelamatan mamalia laut seperti Lumba-lumba. 

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved