Berita Karawang

Heboh, Warga Tanjungpakis Temukan Lumba-lumba Terdampar Dipinggir Laut

Warga melihat seekor lumba-lumba dewasa mendorong anaknya ke pinggir laut. Sampainya di pinggir diambil ternyata ikan itu sudah dalam kondisi mati

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
Istimewa
Heboh, warga menemukan lumba-lumba terdampar di pinggir laut pantai pakis Desa Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang. 

Pernyataan Bambang Hendroyono ini secara tak langsung dibenarkan oleh pihak Dolphin Project.

Dalam artikel mengenai pelepasliaran Johny, Rocky, dan Rambo, pihak Dolphin Project menyatakan pemasangan gigi palsu untuk Johny dilakukan oleh para dokter hewan Indonesia.

Memang para dokter hewan dari Dolphin Project yang merancang proses operasi, namun mereka kemudian melakukan transfer pengetahuan ini, sehingga tim dokter hewan setempat yang melakukan operasi.

Kemudian, menurut Lincoln O'Barry, anak Dr Richard O'Barry pendiri Dolphin Project, tim Indonesia pula yang merancang dan membuat keramba berburu untuk latihan Johny, Rocky, dan Rambo berburu makanannya sendiri.

Karena itu, menurut Licoln O'Barry, pusat rehabilitasi lumba-lumba di Bali, yang memiliki nama Umah Lumba, akan dijadikan model untuk pusat perlindungan, rehabilitasi, dan pelepasliaran lumba-lumba di Amerika Utara dan Eropa.

Pasca pelepasan

Pekerjaan merehabilitasi Johny, Rambo, dan Rocky tidak berhenti sampai melepaskan mereka ke alam liar, sebab 90 hari pertama setelah pelepasan adalah masa krusial karena lumba-lumba mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Ketiga lumba-lumba dipasangi GPS sehingga keberadaannya dapat dipantau melalui satelit. Alat GPS itu akan terlepas sendiri 1 tahun kemudian.

Selanjutnya monitoring pasca pelepasliaran akan tetap dilakukan baik menggunakan radiometri dan sonar serta pemantauan secara factual melalui patroli.

Dilakukan pula sosialisasi kepada para pelaku jasa wisata dan masyarakat sekitar kawasan taman nasional, agar tidak memberi makan lumba-lumba.

Diharapkan lumba-lumba akan segera menemukan kelompok barunya, beradaptasi dan lestari di alamnya.

Namun pihak Umah Lumba tetap membuka keramba (sea pen) apung kalau Johny, Rambo, dan Rocky ingin kembali.

Baik sekadar mampir, atau jika mereka ingin menjadikan Umah Lumba sebagai rumah permanen mereka.

Biaya rehabilitasi lumba-lumba

Disebutkan oleh Dolphin Project bahwa biaya merehabilitasi dan melepaskan kembali lumba-lumba cukup besar.

Berkaca kepada kasus kasus Johny, Rambo, dan Rocky kemarin, biaya makan untuk 3 lumba-lumba itu 3.000 dolar AS per bulan, atau sekitar Rp45 juta.

Sesudah mereka dilepaskan, kegiatan memonitor ketiga lumba-lumba itu diperkirakan memakan biaya antara Rp112 juta sampai Rp150 juta per bulan.

Pos belanja terbesar datang dari kebutuhan bahan bakar minyak untuk kapal patroli. (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam) 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved