Berita Tangerang Raya

Polres Tangsel Selidiki Kasus Penganiayaan Mahasiswi UPH oleh Mantan Kekasihnya

Polres Tangerang telah menerima laporan polisi dari Anisa Sakinah, mahasiswi UPH yang menjadi korban penganiayaan mantan kekasihnya, BJ.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Bekasi/Rafzanjani Simanjorang
Polres Tangsel Selidiki Kasus Penganiayaan Mahasiswi UPH oleh sang Mantan 

TRIBUNBEKASI.COM, TANGERANG ---- Polres Tangerang telah menerima laporan polisi dari Anisa Sakinah yang menjadi korban penganiayaan mantan kekasihnya, BJ.

Kasus tersebur viral di sosial media.

"Bahwa benar kami, dari Polres Tangerang Selatan, pada tanggal 15 Februari 2023 telah menerima laporan polisi dari a.n. A.S. tersebut yang melaporkan dugaan tindak penganiayaan," ujar Kasi Humas Polres Tangsel, IPDA Galih, Sabtu (18/2/2023).

Lanjutnya,  kasus tersebut masih proses penyelidikan Sat Reskrim Polres Tangsel.

"Untuk kejadian penganiayaan yang dialami korban yang dilaporkan tersebut terjadi di sekitar tanggal 25 November 2022 lalu. Terhadap bekas luka yang dialami korban telah dilakukan visum di RS. Medika Tangsel," sambung Galih.


Sebelumnya, diberitakan Anisa Sakinah, seorang mahasiswi UPH (universitas pelita harapan), Tangerang resmi melaporkan mantannya yang berinisial BJ ke Polres Tangerang Selatan terkait penganiayaan.

Laporan tersebut tercatat dengan nomor polisi TBL/B356/II/2023/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA.

Dalam laporan pada hari Rabu (15/2/2023) tersebut, Anisa turut menyertakan bukti seperti visum.

Beberapa fakta pun diungkap oleh Anisa dalam siaran langsungnya di sosial media yang dipantau langsung oleh awak media Tribunnews Tangerang pada Sabtu (18/2/2023).

"Lapor itu pertama dari bulan Desember. Laporannya tidak aku lanjutin karena nangis-nangis (pelaku) kan, lalu minta maaf. Terus di Januari, aku lanjutin sama pihak kampus. Jadi kan diam-diam gitu. Aku pacaran dengan dia keliatan masih baik-baik saja tapi aku laporin. Karena kalau tidak begitu ntar dipukuli lagi kalau ketahuan. Lalu Februari laporannya lengkap ke Polres Tangsel," kata Anisa.

Baca juga: Menyerahkan Diri, Pelaku Penganiayaan Mantan Pacar di Bekasi Ditetapkan Tersangka 

Anisa sempat menuturkan kesulitan dalam hal saksi.

Ia menyebut saksi ada lima orang, namun satu orang saksi pulang pas sebelum kejadian, kemudian tiga dari empat saksi lainnya merupakan sahabat pelaku, dan satu saksi lainnya berstatus sebagai pacar dari salah satu saksi.

"Jadi sama saja,teman mereka semua karena mereka diam, bungkam,  tidak mau jadi saksi aku," katanya.

Anisa menyebut dirinya telah berupaya komunikasi untuk minta tolong saksi agar datang namun tak direspon dengan baik.

Meski begitu, Anisa yakin polisi dapat memanggil saksi terkait nantinya.

"Sementara satu saksi ngaku bukti CCTV di rumah dia rusak," kata Anisa.

Kemudian, membawa kasus kekerasan ke ranah hukum, Anisa dengan tegas mengatakan bahwa ia enggan berdamai dengan pelaku.

Apalagi ia telah menunggu itikhad baik dari pelaku maupun keluarga pelaku, namun tak kunjung terwujud, justru sebaliknya, dirinya dipojokkan.

"Tidak ada kata mediasi," tegas Anisa.

Ia pun berharap pelaku segera ditangkap. 

Anak Pendeta

Anisa Sakinah merupakan seorang mahasiswi UPH (universitas pelita harapan), Tangerang yang jadi korban penganiayaan oleh mantannya yang berinisial BJ.

BJ diketahui anak seorang pengusaha di wilayah Kembangan, Jakarta Barat.

Tak hanya itu, diketahui pula orang tua pelaku ternyata berprofesi sebagai pendeta di salah satu gereja.

Hal ini dibenarkan oleh Anisa saat seorang netizen memberikan informasi saat dirinya melakukan siaran langsung di Instagram, Sabtu (18/2/2023) yang dipantau oleh awak media Tribunnews Tangerang.

"Iya betul, anak pendeta di salah satu gereja," ucapnya.

Baca juga: Kasus Penganiayaan Santri Sampai Tewas di Ponpes Tamirul Islam, Keluarga Desak Minta Hasil Autopsi

Hanya saja, Anisa tampak kesal dengan sikap orang tua pelaku yang justru membela tindakan sang anak yang telah melakukan kekerasan.

Anisa bahkan mengaku reputasinya dibuat buruk oleh keluarga pelaku di kampus.

Kini, Anisa mengaku menutup pintu mediasi.

Ia pun ingin pelaku ditangkap dan diproses hukum.

Ia juga menyoroti sosial media pelaku yang tak lagi aktif usai kasusnya terkuak.

Perempuan berusia 20 ini pun menyebut pelaku melarikan diri ke Solo.

Hal itu ia peroleh dari saudara pelaku. (Raf)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved