HUT Kota Bekasi

'Bandeng Rorod', Menu Olahan Ikan dari Rumahan Kini Jadi Makanan Khas Kota Bekasi

Bandeng Rorod atau dikenal dengan bandeng tanpa duri ini kini sudah dikenal oleh masyarakat Bekasi.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Owner Bandeng Rorod Kota Bekasi, Afif Ridwan bersama istri, saat menghadiri pameran UMKM di Jakarta. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Bandeng duri lunak atau dikenal dengan bandeng presto merupakan salah satu makanan sekaligus oleh-oleh khas yang diburu wisatawan dari Kota Semarang.

Namun ternyata di Kota Bekasi juga memiliki makan khas yang berasal dari olahan ikan Bandeng.

Bandeng Rorod atau dikenal dengan bandeng tanpa duri ini kini sudah dikenal oleh masyarakat Bekasi.

Bahkan kini bandeng rorod pun dipatenkan menjadi makanan khas Kota Bekasi.

BERITA VIDEO : KERUPUK LELE BEKASI TEMBUS PASAR EKSPOR

Owner Bandeng Rorod, Afif Ridwan, mengatakan jika bandeng rorod merupakan makanan olahan dari ikan bandeng yang berasal dari wilayah Kota Bekasi.

Orangtuanya pun kala itu juga gemar menghindangkan bandeng rorod di meja makan.

Ketertarikan Afif untuk mengeluti bisnis bandeng rorod sendiri, berawal dari dirinya mengikuti sebuah pameran kuliner di Jakarta.

Baca juga: Ikan Bandeng Kabupaten Bekasi Selalu Diburu Jelang Hari Raya Imlek, Kok Bisa? Ini Daya Tariknya

Kala itu ia melihat bandeng presto asal Semarang, dari sinilah, Afif tercetus peluang bisnis yang bisa dilakukan.

"Dari pameran itu saya terinspirasi bahwa di Ibu saya itu ada resep namanya bandeng rorod. Itu yang memberikan namanya ibu saya," kata Afif Ridwan, Rabu (8/3/2023).

Bandeng rorod sendiri menurut Afif sangat berbeda dibandingkan dengan bandeng presto.

BERITA VIDEO : PEDAGANG IKAN BANDENG PADATI JALAN RAWA BELONG

Rorod dalam bahasa Betawi diartikan tarik paksa, dimana duri yang ada di dalam ikan bandeng dikeluarkan, lalu dagingnya digiling dengan mesin, diberikan bumbu, dan hasil gilingan kembali dimasukan ke dalam kulit bandeng.

"Beda dengan bandeng presto, kalo bandeng presto kan dimasak dengan suhu tertentu hingga membuat durinya jadi lunak. Kalau bandeng rorod itu, durinya di rorod," katanya.

Di tahun 2012, Afif mencoba peruntungan melalu bandeng rorod. Ia membuka rumah makan di kawasan Perumnas III, Kota Bekasi. Rumah makan ini menyediakan makanan khas betawai terutama bandeng rorod.

Hanya saja, perjalanan rumah makan yang didirikan Afif ini hanya bertahan 2 tahun.

"Karena saat itu bandeng rorod banyak peminat. Akhirnya saya kembali memutuskan untuk fokus ke bandeng rorod saja," katanya.

Pada tahun 2014, Afif berfikir keras untuk melanjutkan usaha bandeng rorodnya.

Hingga akhirnya ia menemukan adanya mesin yang dia dapat untuk pembuatan bandeng rorod.

Kini produksinya bisa mencapai 2000 ekor perhari dibandingkan produksi secara manual yang hanya bisa menghasilkan 20 ekor bandeng rorod.

"Nah dalam perjalanan selanjutnya saya melihat peluang kalo produk ini bisa menjadi oleh-oleh khas Bekasi," ujarnya.

Binaan UMKM 

Dalam perjalanannya, Afif pun akhirnya bergabung di binaan Diskopukm pada 2015 lalu.

Menjadi binaan UMKM Dinas, Afif mendapatkan pengetahuan lebih terutama terkait kemasan dalam produknya, hingga legalitas produk bandeng rorod.

"Saat itu kan kita dibina mulai legalitas dan kemasan, lalu. 2015 kita kemasan dalam bentuk yang bagus, lalu kita mulai jual ke pasaran, dan disaat itu penjualan online juga telah bermunculan," kata Afif.

Setelah kemasan produk bandeng rorod di desain menarik, Afif terus melebarkan sayapnya dalam pemasaran produk bandeng rorod, mulai dari toko milik sendiri, marketplace hingga reseler.

Produknya yang dahulu hanya 20 ekor, kini bisa tembus di angka 2000 ekor perhari.

"Warung yang dulu itu di Perumnas III. Kita ubah menjadi toko kami, sekaligus rumah produksi. Kita juga sekarang punya banyak reseller, dan ada juga yang jualan langsung seperti grabfood, dan lain-lain," ujarnya.

Menurut Afif saat ini, dirinya lebih cenderung memasarkan produknya melalui sistem reseller.

Saat itu tercatat sudah ada 50 reselle, namun karena pandemi covid-19 beberapa waktu lalu, beberapa reseller yang tergabung tidak bisa bertahan, saat ini tersisa kurang lebih 20 reseller.

Beberapa reseller yang menjual produk bandeng rorod ini diantaranya berasal dari beberapa daerah luar Kota Bekasi seperti Jogjakarta, Kalimantan, Sumatera, Bali, dan Palembang, dan paling banyak di Jabodetabek.

"Untuk harga Bandeng Rorod itu kita jual Rp.30 ribu. Kita juga sediakan paket untuk rumah makan, saat ini sudah ada 5 rumah makan yang menyediakan bandeng rorod," ucapnya.

Afif mengaku akan berfokus pada penjualan dan pengenalan bandeng rorod, sebab saat ini bandeng rorod sudah banyak dikenal sebagai makanan khas dan oleh oleh Bekasi.

Ia juga berharap bandeng rorod bisa lebih terkenal dibandingkan bandeng presto Semerang. (jos)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News


 
 
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved