Ramadan 2023
Rela Tinggalkan Ambon untuk Mondok di Bekasi, Ismed Ingin Raih Mimpi Jadi Ustaz Kondang
Ismed merupakan salah satu santri di Ponpes Nuu Waar yang berasal Kota Ambon, dan kini duduk di kelas X SMP.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Ichwan Chasani
Sebelum tiba, terlebih dahulu Ismed harus menempuh perjalanan laut selama berhari-hari menuju Jakarta.
Meski sedih harus meninggalkan orang tuanya yang bekerja sebagai petani, Ismed meneguhkan hati dan rela meninggalkan masa kanak-kanaknya, sedari usia 11 tahun, demi meraih mimpi menjadi seorang pendakwah kondang.
"Dulu naik kapal laut ke sini. Ya saya sedih harus pisah sama orang tua. Tapi karena memang kemauan sendiri untuk memperdalam ilmu agama, jadi saya berangkat mondok di Bekasi," kata Ismed.
Beruntung pengelola ponpes memberikan kesempatan para santri untuk tetap berkomunikasi dengan keluarganya melalui video call, meski hanya sekali dalam seminggu.
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 27 Maret 2023 Ini
Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi, Senin 27 Maret 2023 Ini, di Dua Lokasi Satpas, Cek Syaratnya
Hingga saatnya nanti ia lulus berkuliah, Ismed akan kembali ke Ambon untuk mengabdi dan menyiarkan agama Islam di kampung halamannya.
"Boleh hubungi orangtua seminggu sekali, dipinjami HP sama Pak Ustaz. Mungkin saya baru akan pulang setelah lulus kuliah dan kalau sudah layak jadi ustaz. Ibu dan Bapak, saya mohon doanya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Umum Pesantren Nuu Waar, Ustaz Muhammad Jufri menjelaskan sistem perekrutan calon santri berawal dari jaringan alumni yang telah selesai mengenyam pendidikan di Ponpes Nuu War hingga lulus kuliah.
"Di tiap daerah kan kami ada alumni, mereka nanti jadi perwakilan kami di sana. Ada yang dari Kaimana, Raja Ampat, Jayapura, Fakfak, Ambon dan Indonesia Timur lainnya. Mereka lah yang mengajukan anak-anak di daerahnya untuk disekolahkan di sini," ungkap Jufri.
Sebanyak 80 persen kuota santri sengaja diperuntukkan bagi anak-anak dari Indonesia Timur yang tidak mampu untuk bersekolah.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah untuk Wilayah Kabupaten Karawang, Senin 27 Maret 2023, 5 Ramadan 1444 Hijriah
Baca juga: Jadwal Imsakiyah untuk Wilayah Kabupaten Bekasi, Senin 27 Maret 2023, 5 Ramadan 1444 Hijriah
Baca juga: Jadwal Imsakiyah untuk Wilayah Kota Bekasi, Senin 27 Maret 2023, 5 Ramadan 1444 Hijriah
Biaya perjalanan, sekolah, kuliah, makan dan lainnya, dibayarkan oleh Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) yang diketuai oleh KH Muhammad Zaaf Fadzlan Robbani Garamatan.
"Kami biayai mereka semua free, mulai tiket datang ke sini, sekolah sampai SMA, lalu lanjut kuliah, biaya makan dan lainnya. Mereka nanti kalau pulang minimal harus S1. Setelah lulus SMA di sini, ada pengabdian 1 tahun, biar mereka enggak kaget kalau berkuliah di luar pondok. Kemudian kuliah, setelah lulus ada pengabdian lagi setahun di sini. Lalu mereka baru boleh pulang ke daerahnya," katanya.
Berdiri sejak awal tahun 2000-an, Pesantren Nuu Waar hingga kini telah mencetak lebih dari 7.000 orang lulusan yang tak hanya ahli di bidang kesehatan dan pendidikan, namun juga sebagai penghafal Al Quran.
Setelah mereka lulus berkuliah, para santri diwajibkan pulang ke kampung halamannya untuk memberikan pengabdian berbekal ilmu pengetahuan semasa belajar di Pesantren Nuu Waar dan dikuliahkan di berbagai tempat.
"Lulusan alumni kami setelah lulus ada pengabdian dulu selama setahun, kami bekali peralatan medis, kemudian kami pulangkan ke daerah masing-masing untuk membangun daerahnya sendiri dengan bekal ilmu yang mereka pelajari di sini," kata Ustaz Jufri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.