Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta: Shiva Mandhir, kuil Hindu Tamil Terbesar di Jakarta yang Dibangun Sejak 1954
Kuil Shiva Mandhir berada di Jalan Pluit Barat Raya No.46, RT.18/RW.7, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara tak jauh dari Halte Transjakarta Penjaringan
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ----- Sebagai kota yang beragam, Jakarta juga memiliki tempat ibadah berupa kuil Hindu. Kuil Shiva Mandhir memiliki banyak sejarah Jakarta.
Halte Transjakarta Penjaringanterletak di Jalan Pluit Barat Raya No.46, RT.18/RW.7, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Lokasi Kuil Shiva Mandhir tidak jauh dari Halte Transjakarta Penjaringan serta Pluit Karang Indah.
Biasanya Kuil Shiva Mandhir kerap menjadi tempat ibadah umat Hindu dari etnis India.
Tak ayal, bentuk bangunan Kuil Shiva Mandhir juga lekat dengan kebudayaan India.
Misalnya saja terdapat patung pagoda tinggi yang biasa dijumpai di kuil-kuil Hindu India.
Pagoda itu memiliki struktur yang tinggi dan berwarna oranye.
Desain pagoda tersebut menyerupai arsitektur kuil-kuil yang ada di India.
Terdapat juga ukiran khas India di setiap bangunan Kuil Shiva Mandhir.
Selain itu, kuil ini juga dikenal dengan koleksi patung-patung Dewa Hindu yang lengkap.
Di kuil ini ada semua macam patung Dewa dan Dewi yang melingkupi semua macam aliran Hindu, seperti Sai Baba, Hare Kreshna, dan lain lain.
Tak ayal, saat berkunjung ke Kuil Shiva Mandhir rasanya seperti bukan di Jakarta melainkan seperti di India atau Malaysia.
Sebab begitu banyaknya orang orang India atau keturunan India sejauh mata memandang di kuil tersebut.
Baca juga: Sejarah Jakarta: Gedung Kedubes Amerika Serikat Dibangun 1952, Desain Sempat Dikritik Bung Karno
Baca juga: Sejarah Jakarta: Gereja Sion Dibangun Sejak 1693 dari Batu Bata yang Direkat Gula Panas dan Pasir
Dalam sejarah Kuil Shiva Mandhir, kuil itu merupakan kuil Hindu Tamil terbesar di Jakarta.
Kuil Shiva Mandhir dibangun sebagai tempat peribadatan kecil pada tahun 1954 oleh kelompok Sindhi, yang merupakan mayoritas pemeluk Hindu di Jakarta.
Bangunan tersebut direnovasi dan diperluas pada tahun 1975 menjadi seperti bangunan kuil yang seperti sekarang ini.
Renovasi tersebut bertujuan untuk menampung para pengunjung kuil yang semakin banyak.
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, kuil Shiva Mandhir juga berfungsi sebagai lokasi wisata religi.
Artinya umat agama lain juga boleh berkunjung ke Kuil Shiva Mandhir.
Namun terdapat tiga hal yang harus ketahui sebelum mengunjungi Kuil Shiva Mandhir, yaitu memakai pakaian yang sopan, melakukan reservasi, dan juga tidak membawa makanan non-vegetarian ke dalam kuil.
Selain itu pengunjung juga harus melepas sepatu dan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk kuil.
Baca juga: Sejarah Jakarta: Gedung KPK Awal Proses Pembangunannya Disawer Masyarakat Hingga Rp403 Juta
Baca juga: Sejarah Jakarta: Vihara Amurva Bhumi di Setiabudi Saksi Bisu Toleransi Agama di Tanah Betawi
Bukan hanya dikunjungi umat Hindu di Indonesia, di acara-acara khusus, Kuil Shiva Mandhir juga kerap dikunjungi umat Hindu expatriat dari Malaysia atau Singapura.
Di kuil ini juga kerap diadakan sejumlah acara Hindu Tamil seperti Navagram.
Acara Nevagram bertujuan untuk penyucian diri dan juga mendoakan keselarasan dan keselamatan semesta yang terdiri dari sembilan planet.
Apabila datang saat acara khusus, biasanya pengelola kuil akan menyediakan makanan khas India seperti Samosa, aneka sayur kacang merah, chappati hingga Chai Tea.
Di sebelah Kuil Shiva Mandir terdapat Klenteng Satya Dharma.
Dua rumah ibadah berbeda agama ini letaknya berbagi tembok.
Tak jarang, acara umat Hindu kerap datang bersamaan dengan acara umat Konghucu.
Namun meski begitu, kedua tempat ibadah itu saling menghormati.
Bahkan orang Tionghoa, yang habis selesai beribadah di Klenteng kerap mengunjungi Kuil Shiva Mandir usai beribadah.
Sejarah Jakarta: Pelabuhan Sunda Kelapa Sudah ada Sejak Abad ke 5 Masih Tetap Beroperasi Hingga Kini |
![]() |
---|
Sejarah Jakarta: Asal Usul Nama Tomang, dari Tempat Jin Buang Anak Hingga Berarti Dapur |
![]() |
---|
Sejarah Jakarta: Kolam Renang Bulungan Dibangun Ali Sadikin, Pernah Dikunjungi Ratu Elizabeth II |
![]() |
---|
Sejarah Jakarta: Gedung Pancasila Berusia Lebih Dua Abad, Bekas Rumah Panglima Perang Belanda |
![]() |
---|
Sejarah Jakarta: Masjid Raya di Jakarta Rupanya Masjid KH Hasyim Asyari, Pernah Tampung Pasien Covid |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.