Berita Bekasi

Viral, 2 TKW Asal Bekasi Minta Tolong Dipulangkan dari Arab Saudi, Begini Tanggapan Disnaker

Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bekasi, Andi Akbar mengatakan kedua TKW itu berangkat secara unprosedural.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
Istimewa
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memastikan tenaga kerja wanita (TKW) Bekasi bernama Aas binti Sajam yang jadi korban kekerasan oleh majikan di Arab Saudi sudah berada di tempat aman. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI — Viral di media sosial, dua Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta tolong Presiden Joko Widodo dipulangkan dari Arab Saudi.

Kedua TKW itu Aas binti Sajam (25) warga Kampung Pulo Rengas, Desa Sindangmulya, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, dan Ratna Komala Sari (37) merupakan warga Kampung Putat RT 02 RW 01, Desa Sindangsari Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.

Keduanya, mengaku mendapatkan tindakan kekerasan dan tak manusiawi dari majikan tempat mereka bekerja.

Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja, Disnaker Kabupaten Bekasi, Andi Akbar mengatakan bahwa kedua TKW itu berangkat secara unprosedural atau ilegal.

Sebab, alur yang benar itu pemberangkatan PMI atau TKI daftar pada Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang telah memiliki izin dari pemerintah pusat.

BERITA VIDEO: HILANG KONTAK, SUAMI TKW ASAL KARAWANG DIDUGA KORBAN HUMAN TRAFFICKING MINTA BANTUAN PRESIDEN

"P3MI itu yang boleh merekrut dan kantornya itu di Kabupaten Bekasi engga ada, ada di Jakarta dan Pondok Gede Kota Bekasi. Tapi kan dari pengecekan kedua TKW itu tidak berangkat dafo P3MI," kata Andi Akbar saat dihubungi pada Rabu (9/8/2023).

Menurutnya, kedua TKW itu berangkat menggunakan visa turis ziarah atau umroh, bukan untuk bekerja sebagai TKW.

Jika berangkat secara resmi, otomatis ada permintaan rekomendasi pembuatan paspor di Kabupaten Bekasi.

Baca juga: Masa Hukuman Dikurangi MA, Kuasa Hukum Ricky Rizal Masih Tak Terima, Bakal Ajukan PK

Baca juga: Tiga Pekan Jalani Syuting Film di Labuan Bajo, Haico Van der Veken Rasakan Liburan Sembari Kerja

"Kalau mereka itu saya jamin engga ada datanya. Dan mereka visanya pun ziaroh turus atau umroh, bukan pekerja walaupun ternyata bekerja," beber dia.

Meski demikian, kata Andi Akbar, Pemerintah Kabupaten Bekasi tetap berupa melakukan pemulangan terhadap kedua TKW tersebut.

Pihaknya, usai mendapatkan laporan dan informasi viral di media sosial tersebut langsung melaporkan ke Kementerian Luar Negeri dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

"Kami sudah buat surat permohonanan pulang kepad BP2MI dan Kemenlu. Di situ tugasnya yang fungsinya melindungi karena hubungan antar negara dan selanjutnya tinggal nunggu proses saja," katanya.

Sebelumnya, Mukti Ali (54), salah satu perwakilan keluarga menuturkan, Aas berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi TKW sejak Maret 2023.

Baca juga: Marcelino Lefrandt Ikut Bahagia Dewi Rezer Menikah Lagi di Kanada

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Rabu 9 Agustus 2023 Ini

Aas berangkat ke Arab Saudi menggunakan visa turis oleh sponsor yang tinggal di Jakarta Timur.

"Jadi Aas berangkat ke Saudi pada Ramadan kemarin dengan diimingi gaji besar dan enak pekerjaannya," kata Mukti.

Akan tetapi dalam satu bulan terakhir ini, kata Mukti, Aas menghubungi keluarga secara diam-diam kondisi yang dialaminya.

Kepada keluarga, Aas diperlakukan kasar dan tidak manusiawi oleh majikannya di Arab Saudi selama bekerja.

"Perlakuan kasar tidak manusiawi, kalau boleh diceritakan itu makan dari sampah sampai ada penyakitnya, itu yang dialami Aas. Yang dikeluhkan Aas ke keluarga seperti kekerasan fisik, tidak manusiawi, perlakukan majikannya kurang baik," ujarnya.

Baca juga: Layanan Pembuatan dan Perpanjangan SIM di Kabupaten Bekasi, Rabu 9 Agustus 2023 Masih Tutup

Baca juga: Jadwal Layanan SIM Keliling Karawang, Rabu 9 Agustus 2023, Berikut Lokasi dan Persyaratannya

Pihak keluarga, saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia. Namun upaya itu masih terganjal oleh beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Salahnya adanya kontrak dua tahun, sementara Aa bekerja hanya baru beberapa bulan saja.

"Maka harus ada ganti rugi, ini sedang kita urus, kita tidak sendiri. Ada pihak-pihak terkait yang membantu. Kalau komunikasi keluarga dengan Aas sampai saat ini masih ada," katanya.

Kemudian TKW lain ialah Ratna Komala Sari (37) merupakan warga Kampung Putat RT 02 RW 01  Desa Sindangsari Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.

Salamatun Uyun, Bibi Ipar Ratna mengatakan bahwa keputusan Ratna untuk berangkat menjadi Pekerja Migran di Arab Saudi itu lantaran terlilit hutang usai suaminya meninggal.

Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Rabu 9 Agustus 2023 Tutup, Perpanjangan SIM di Polres dan BTC Mall 2

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Glico Manufacturing Indonesia Tawarkan Posisi Operator Produksi

“Awalnya dia cerita pengen kerja di Indonesia tapi gimana nyari kerjanya kan susah. Teteh juga kelilit utang banyak, kelilit bank keliling,” kata Uyun pada Senin (7/8/2023).

Sebelum berangkat, Ratna meminta izin kepada keluarganya agar merawat tiga anaknya dan akan dikirimkan uang setiap bulannya.

Selama bekerja empat bulan, Ratna selalu mengirimkan uang kepada Bibi Iparnya untuk keperluan anak-anaknya.

Namun pada bulan kelima bekerja hingga kini, Ratna tidak mengirimkan uang dan tidak memberikan kabar hingga pada akhirnya pihak keluar Ratna mendapatkan kiriman video pengakuan Ratna dari kerabatnya melalui aplikasi pesan singkat.

“Minggu yang lalu dikabarin dari temennya dikasih tau video itu. Jangan bilang anaknya (Ratna) dulu ya katanya. Iya saya nurut tolong gitu," katanya.

Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia Membutuhkan Part Development Staff

Baca juga: Pengedar Sabu dan Obat Keras Ditangkap, Modus Dibungkus Permen Kopi dan Gunakan Warung Seblak

"Waktu berangkat Izin keluarga minta tolong rawat anak saya nanti perbulannya di transfer, pas berangkat bilang udah diterima sama majikan. Mau dijemput, sekitar empat bulan ngirimin uang terus ke lima bulannya udah gak sampe sekarang,” tambahnya

Lanjut Uyun, saat masih dapat berkomunikasi, Ratna sempat mengatakan bahwa dirinya diterlantarkan.

Setiap anak majikannya sekolah, dia selalu disekap didalam rumah tanpa makanan hingga ponsel milik Ratna disadap agar tidak dapat menghubungi keluarganya di Indonesia.

“Dia ngomong, Neng nitip anak teteh ya gitu, Saya juga lagi kerja diterlantarin. Abis itu gak ada kontak lagi. Pernah bilang lagi sakit gak ditolongin batuk darah," ucapnya.

Ia menerangkan, sebelum berangkat ke Arab Saudi, Ratna sempat bercerita kepada Uyun bahwa mendapatkan sponsor itu melalui jejaring sosial facebook yang bertempat di wilayah Karawang.

Baca juga: BREAKING NEWS: Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati, Mahkamah Agung Putuskan Hukuman Seumur Hidup

Baca juga: Hukuman Semua Terpidana Pembunuhan Brigadir Yosua Dikorting MA, Begini Respon Jaksa

Usai mendapatkan sponsor dirinya melengkapi berbagai persyaratan seperti medical check up, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

Sebelum keberangkatan, Uyun juga sempat dijanjikan diberikan uang Rp 3 juta dari sponsor yang memberangkatkan Ratna.

Uang itu ditujukan sebagai awal tunjangan anak-anak Ratna ditinggal bekerja di Arab Saudi. Namun hingga kini Uyun hanya menerima kiriman uang Rp 2 juta.

“Dia taunya sponsor itu dari facebook. Begitu tau disamperin ke tempatnya di Karawang. Saya tuh sebelum berangkat setau saya dikasih nominal tiga jutaan baru masuk dua juta, sisanya belum ditransfer lagi sama sponsornya yang buat tunjangan anaknya pas orangtuanya berangkat,” tuturnya.

Saat ini, Uyun bersama keluarganya berharap agar Ratna Komala Sari dapat menghubungi keluarga dan anak-anaknya lantaran telah hilang kontak sejak empat bulan lamanya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Bekasi, Rabu 9 Agustus 2023, Pagi Hingga Sore Cerah Berawan, Malam Hujan Gerimis

Baca juga: Disdik DKI Geram Dapat Info Ada Toilet Bersama Laki-laki dan Wanita di Sekolah Internasional Swasta

Dia juga berharap kepada Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Kabupaten Bekasi agar dapat memulangkan Ratna Komala Sari.

“Keluarga berharap Teteh (Ratna) bisa pulang ke Indonesia. Insyaallah dapat nyari kerja disini. Dari pertama berangkat kerja sampai sekarang belum pulang. Janjinnya pulang sebelum lebaran ternyata gak bisa visanya abis. Terus putus kontak gak ada kabar sampai sekarang,” tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved