Berita Kriminal

PMJ Sebut 3 Oknum Polri yang Ditangkap Terkait Senpi Ilegal, Bukan Kasus Terorisme Pegawai KAI

Kombes Hengki Haryadi memastikan bahwa ketiga anggota Polri tersebut terlibat kasus penjualan senjata api (senpi) ilegal.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Ichwan Chasani
Warta Kota/Ramadhan LQ
Konferensi pers terkait penangkapan tiga anggota Polri karena kasus penjualan senjata api ilegal, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (18/8/2023). 

TRIBUNBEKASI.COM — Tiga orang oknum anggota Polri yang ditangkap baru-baru ini, ternyata tidak terkait kasus terorisme karyawan BUMN di PT KAI berinisial DE.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menegaskan hal itu saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (18/8/2023).

"Terkait anggota Polri (yang telah ditangkap), tidak ada hubungan dengan jaringan teror," kata Kombes Hengki Haryadi.

Kombes Hengki Haryadi menyebut, ketiga anggota Polri yang ditangkap itu masing-masing adalah anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bernama Bripka Reynaldi Prakoso.

Lalu Iptu Muhamad Yudi Saputra selaku Kanit Reskrim Polsek Bekasi Utara dan anggota Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten bernama Bripka Syarif Mukhsin.

BERITA VIDEO : INTEL POLISI AWASI RUMAH TERDUGA TERORIS BEKASI SEJAK PEKAN LALU

Kombes Hengki Haryadi memastikan bahwa ketiga anggota Polri tersebut terlibat kasus penjualan senjata api (senpi) ilegal.

"Ini perlu kami luruskan. Operasi kami tetap lanjut, masih banyak senjata belum kami sita," tutur mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu.

Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror Polri dan POM TNI. 

Baca juga: Divonis 1 Tahun pada Mei 2023, Ferry Irawan Ternyata Sudah Bebas di Momen HUT ke-78 RI, Kok Bisa?

Baca juga: Promo Kuliner Jumat, 8 Ayam Rp80 Ribuan di Burger King, Promo Bundling 30 Ribuan Per Orang di Hokben

Diberitakan sebelumnya, kasus terorisme karyawan BUMN di PT KAI berinisial DE yang telah menjadi tersangka, dikabarkan melibatkan tiga orang oknum anggota Polri

Atas hal tersebut, tiga oknum anggota Polri itu dikabarkan ditangkap.

Satu diantaranya bahkan diduga merupakan anggota Polda Metro Jaya.

Menanggapi hal ini, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi enggan berbicara banyak.

Ia hanya menuturkan akan menjelaskannya dalam konferensi pers pada Jumat (18/8/2023) sore nanti.

Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: Hajime Indonesia Jaya Buka Rekrutmen Sales Team

Baca juga: Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Jumat Ini Stabil di Angka Rp 1.060.000 Per Gram, Cek Detailnya

Barang bukti senpi

Sebelumnya diberitakan bahwa aparat kepolisian menyita sejumlah barang bukti dalam penangkapan seorang terduga teroris berprofesi sebagai karyawan BUMN berinisial DE oleh Densus 88 Antiteror Polri di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/8/2023) siang.

Satu di antara barang bukti yang diamankan dari terduga teroris berinisial DE antara lain senjata api (senpi) rakitan dan ratusan amunisi.

"Benar ada penyitaan senjata api. Penyidik sedang mendata jenis dan jumlahnya," kata Juru Bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar, dalam pengungkapan penangkapan terduga teroris, Senin (14/8/2023).

Di sisi lain, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan, ada 18 senpi yang ditemukan di kediaman terduga teroris berinisial DE.

"Masih dihitung, 18 (buah), itu masih campuran ada yang air gun," ucapnya, saat meninjau lokasi itu, Senin malam.

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Swapro International Tawarkan Posisi Teller WOM Finance Cabang Karawang

Baca juga: Seorang Terduga Teroris Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar Anak Didik Dr Azahari, Ini Peranannya

"Yang dimodifikasi jadi senpi, ada yang pabrikan juga ada," sambung jenderal bintang dua tersebut.

Pihak Densus 88, lanjut Karyoto, turut menemukan atribut ISIS.

"Kalau saya lihat ini ada bendera ISIS," ucapnya.

Ia belum dapat berbicara banyak perihal dari mana DE mendapat belasan senpi itu.

Karyoto menyerahkan pengungkapan kasus tersebut kepada Densus 88 Antiteror Polri.

Peranannya bikin konten ajakan berjihad

Seorang terduga teroris yang diamankan di sebuah rumah di Jalan Raya Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat, Senin (14/8/2023) ternyata seorang pegawai BUMN.

Lalu bagaimana keseharian terduga teroris yang di sekitar lingkungan perumahannya?

Melansir KompasTV, Ketua RT setempat mengatakan dirinya kaget begitu mendengar ada warganya yang ditangkap tim Densus 88 dan dinyatakan sebagai terduga teroris.

Ketua RT setempat mengatakan warga tersebut baru 6 bulan tinggal di Jalan Raya Bulak Sentul dan jarang bergaul.

BERITA VIDEO : BREAKING NEWS! TIM DENSUS 88 GELEDAH RUMAH KARYAWAN BUMN TERDUGA TERORIS

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menjelaskan, terduga teroris tersebut adalah seorang karyawan BUMN.

"DE, karyawan BUMN. Alamat Komplek Bumi Sari Indah Blok M No 2 RT 02 RW 20, Manggahang, Baleendah, Bandung," ujar dia.

Ia menambahkan, terduga teroris itu adalah pendukung kelompok ISIS di mana secara aktif melakukan propaganda di media sosial (medsos).

Unggahannya melalui Facebook itu berisi konten motivasi untuk berjihad serta menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad.

"DE mengirimkan sebuah postingan Facebook berupa digital berisikan teks pembuatan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi," kata dia.

Dalam unggahannya di sebuah perkebun, ujar Aswin, DE turut diduga memiliki senjata api berupa rakitan.

Ia bahkan masuk dalam grup Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1.

"Dirinya juga merupakan admin dan pembut beberapa channel Telegram Arsip Film Dokumenter," ucap Ramadhan.

"Breaking News yang merupakan channel Update Teror Global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," lanjut dia.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan membenarkan adanya penangkapan tersebut.

Adapun waktu penangkapan terjadi sekitar pukul 13.17 WIB.

Barang bukti yang diamankan antara lain sebuah dompet berisi identitas, sejumlah uang hingga sejumlah kartu ATM.

"Iya benar, ada penangkapan tersangka teroris," ujar Ramadhan, kepada wartawan.

Cerita eks napi teroris Umar Patek di balik Bom Bali

Aksi bom bunuh diri di Hotel JW Marriott, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan pada 5 Agustus 2003 menewaskan kurang lebih 12 orang dan 150 jiwa lainnya terluka.

Sebelum JW Marriott, tahun 2022 juga terjadi aksi pengeboman di Bali dengan menewaskan 203 jiwa dan 209 orang lainnya terluka.

Eks narapidana teroris (Napiter) Isam alias Umar Patek mengaku tidak tahu persis peristiwa pengeboman di JW Marriott.

"Saya tidak begitu tahu kalau bom itu," ucap Umar Patek kepada Warta Kota di Plaza Semanggi, Sabtu (5/8/2023).

Forum Komunikasi Aktivis Akhlakulkarimah Indonesia (FKAAI) mempertemukan antara keluarga korban JW Marriott dengan mantan Narapidana Teroris di Plaza Semanggi, Jaksel, Sabtu (5/8/2023), Salah satu Narapidana Napiter Isam alias Umar Patek sempat meminta maaf kepada keluarga penyitas bom JW Marriott di atas panggung.
Forum Komunikasi Aktivis Akhlakulkarimah Indonesia (FKAAI) mempertemukan antara keluarga korban JW Marriott dengan mantan Narapidana Teroris di Plaza Semanggi, Jaksel, Sabtu (5/8/2023), Salah satu Narapidana Napiter Isam alias Umar Patek sempat meminta maaf kepada keluarga penyitas bom JW Marriott di atas panggung. (Wartakotalive.com)

Umar Patek terlibat aksi terorisme bom Bali 2002 silam dan ditangkap di Abbottabad Pakistan pada 29 Maret 2011.

Namun, ia mengaku sempat berusaha lakukan pencegahan agar bom Bali tidak meladak.

"Saya sempat cegah ke teman-teman, tapi apa boleh buat saya datang bom itu sudah siap dan jadi," ujarnya.

Kini, Umar Patek mengisi hari-harinya setelah bebas dari lembaga pemasyarakatan mengedukasi masyarakat bahayanya aksi teorisme.

Kemudian ia juga membeberkan pemahaman sesat dari ajaran yang membawa agama islam namun tujuannya ke arah teroris.

"Acara ini bagus untuk bisa bertemu dengan para korban," terangnya.

Sebelumnya, Forum Komunikasi Aktivis Akhlakulkarimah Indonesia (FKAAI) mempertemukan antara keluarga korban JW Marriott dengan mantan Narapidana Teroris di Plaza Semanggi, Jaksel, Sabtu (5/8/2023).

Salah satu Narapidana Napiter Isam alias Umar Patek sempat meminta maaf kepada keluarga penyitas bom JW Marriott di atas panggung.

Dengan air mata, Umar Patek meminta maaf atas semua tragedi yang terjadi di Indonesia termasuk pengeboman JW Marriott.

"Kami minta maaf, atas semua dosa-dosa yang kami lakukan kepada bapak ibu semua," tegasnya di Plaza Semanggi, Sabtu (5/8/2023).

(Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/Miftahul Munir)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved