President Candidate Lectures
Jika Jadi Presiden 2024, Ganjar Pranowo Bakal Kasih Insentif ke Periset dan Swasta, Ini Alasannya
Dia meminta semua pihak yang terlibat bisa berkolaborasi dengan baik, penganggaran dan regulasi juga harus dipersiapkan dengan matang.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Bacapres Ganjar Pranowo menyebut jika dirinya menjadi Presiden RI ke-8 bakal memberikan insentif kepada periset dan pihak swasta.
"Kalau negara ini fokus maka meski ada penegasan yang harus kami lakukan, pemerintah memberikan penugasan riset ditingkatkan, swasta dilibatkan. Kenapa swasta juga tertarik coba kasih isentif kepada mereka, isentif kepada perusahaan, isentif kepada periset atau kami bisa menyelesaikan persoalan itu," ucap Ganjar Pranowo di acara bertajuk 'President Candidate’s Lecture: IPTEKIN untuk Ketahanan Ekonomi dan Demokrasi Indonesia', Selasa (17/10/2023).
Diskusi tentang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta ekonomi Indonesia ini diinisiasi oleh Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) menggandeng Warta Kota (Tribun Network) di Studio Kompas, Jakarta Pusat.
Pria 54 tahun itu mengatakan, apabila isentif diberikan maka beberapa fokus hal seperti pangan, digital berbasis kecerdasan buatan dan transisi energi terbarukan dapat diselesaikan.
BERITA VIDEO : GANJAR PRANOWO JANJI BAKAL KOLABORASI INDUSTRI DAN LEMBAGA RISET
"Kalau itu diberikan maka yang ada dalam pikiran saya beberapa fokus isu penting itu akan bisa diselesaikan oleh satu titik dan dalam hal tertentu itu mesti betul-betul ada yang mengawasi," jelas dia.
"Kalau perlu jadi pandangan nasional dan laporannya langsung ke presiden kalau disitu makanya tidak ada yang mengganggu pasti," imbuhnya.
Dia meminta semua pihak yang terlibat bisa berkolaborasi dengan baik, penganggaran dan regulasi juga harus dipersiapkan dengan matang.
Baca juga: President Candidate Lecture: Anies Baswedan Janji Bawa Perubahan dengan Berkeadilan dan Kesetaraan
"Kebayang kan kalau Presiden cerewet mana hasilnya sampai mana progresnya. Nah itu yang akan terjadi sama itu yang ada kaitannya dengan penganggaran dan regulasi seperti apa, maka selalu kami lihat problem yang muncul," jelas dia.
Dia mengatakan, pemerintah harus bersikap tegas dan jelas terkait penganggaran kepada periset.
"Saya jelaskan regulasinya seperti apa sistem kelembagaannya seperti apa aktornya siapa. Kadang-kadang regulasi baik, lembaga dan sistemnya baik operatornya enggak baik, ketika punya komitmen untuk melaksanakan itu. Betapa sulitnya membuat sebuah aturan yang lebih adaptif pada perubahan yang ada. Kalau kami melihat cara penganggaran kami, kadang-kadang periset itu kan ada yang sukses dan tidak tinggal kita meminta kpd periset tentu pasti punya kemauan," jelas dia.
BERITA VIDEO : BACAPRES ANIES JANJI BAWA PERUBAHAN INDONESIA DENGAN BERKEADILAN DAN KESEJAHTERAAN
Ganjar juga menyoroti rendahnya jumlah dana riset di Indonesia, di mana hanya naik 0,3 persen atau sebanyak 79.638 orang.
Sedangkan, Thailand personelnya sebanyak 189.940 orang dan dana risetnya naik 1,1 persen.
Kemudian, Korea Selatan sebanyak 545,424 personel dan dana risetnya naik 4,81 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.