Pemilu 2024

Respon Penganiayaan Relawan Ganjar Mahfud, Nusron Wahid: Pihak yang Berkampanye Perlu Introspeksi

Nusron Wahid mengambil contoh kegiatan kampanye di Pati dan Boyolali, yang dianggapnya berlebihan dan mengganggu kenyamanan.

Editor: Ichwan Chasani
Wartakotalive.com/Alfian Firmansyah
Ilustrasi - Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid. 

TRIBUNBEKASI.COM — Terkait kasus penganiayaan relawan Ganjar Mahfud di Boyolali, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Nusron Wahid menghimbau agar semua pihak mempercayai proses hukum yang berlaku sembari juga melakukan introspeksi diri dalam tata cara berkampanye.

Hal ini disampaikan Nusron Wahid dalam merespon pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, yang mengkaitkan kasus tersebut dengan posisi Capres Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

"Pertama, kami juga mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan siapapun, dan apapun alasannya kepada sesama anak bangsa. Kami tidak mentolerir perilaku tersebut," jelas Nusron Wahid dalam pernyataan resminya, Senin, 1 Januari 2024.

Menurut Nusron Wahid, isu penganiayaan ini sebaiknya tetap dijaga sebagai kasus hukum dan tidak mengkait-kaitkannya dengan politik.

“Mari kita percayakan pada proses hukum yang ada. Sebaiknya semua pihak tidak mengkait-kaitkan dengan isu netralitas TNI terhadap Paslon tertentu. Tidak perlu menarik-narik TNI ke dalam politik praktis. Yang kami dengar, Ini murni reaksi dari oknum TNI yang melakukan tindakan berlebihan atas respon relawan paslon tertentu yang berbuat gaduh dan mengganggu kenyamanan masyarakat secara umum.” jelasnya.

Baca juga: Sambut 2024 Alumni Maroko Adakan Muhasabah dan Nyatakan Netral Dalam Pemilu

Baca juga: Enam Penumpang Tewas, Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Bhinneka di Tol Jakarta Cikampek

Berkaca pada kasus ini, Nusron Wahid berharap semua pihak dapat menahan diri, terutama saat berlangsungnya kampanye paslon.

Baginya, kenyamanan dan ketertiban menjadi tujuan utama dalam menarik hati masyarakat pemilih.

Ia mengambil contoh kegiatan kampanye di Pati dan Boyolali, yang dianggapnya berlebihan dan mengganggu kenyamanan.

“Yang terjadi di Pati beberapa pekan lalu, sekarang Boyolali, merupakan bentuk kampanye partai dan paslon tertentu yang berlebihan, menciptakan kebisingan dan ketidaknyamanan masyarakat umum. Berbagai peraturan lalu lintas juga tidak ditaati dengan baik, sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.” ujar Nusron Wahid.

Terkait dengan reaksi Sekjen PDI Perjuangan yang mengkaitkan penganiayaan tersebut dengan posisi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan yang berlatar militer, Nusron menyebutnya sebagai kesimpulan yang berlebihan.

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Selasa 2 Januari 2024

Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi Selasa, 2 Januari 2024, di Dua Lokasi Satpas, Simak Syaratnya

Nusron Wahid justru menyebut kejadian ini sebagai kesempatan introspeksi dalam tata cara berkampanye.

“Pak Hasto sebaiknya juga tidak berlebihan dalam menarik kesimpulan, seperti drama sinetron yang mendayu-dayu,” katanya.

“Sebaiknya juga intropeksi dan menasihati relawan dan pendukungnya agar menjaga sopan santun dan tata krama dalam berkampanye, supaya tidak terulang ulang kejadian di Pati, dimana Ketum PSI Mas Kaesang digeruduk dengan menggunakan sepeda motor pakai knalpot keras. Hal yang sama juga di Boyolali,” lanjut Nusron.

Sebelumnya, Hasto Kristiyanto sempat mengungkapkan bahwa dirinya menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.

Ia menduga tindak kekerasan dari oknum TNI tersebut karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer. (*/adv)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved