Pemilu 2024

Ini yang Diperjuangkan Yuni, Pekerja Rumah Tangga di Kebayoran Baru, Maju Sebagai Caleg DPRD DKI

Yuni pun mengatakan, dirinya maju sebagai caleg karena ingin memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

Penulis: Nurmahadi | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Siapa sangka. Hanya bermodalkan uang Rp 2,5 juta, seorang asisten rumah tangga (ART) yang mencalonkan diri sebagai caleg DPRD DKI, mampu memperoleh puluhan ribu suara. Ya, ART tersebut bernama Yuni Sri Rahayu (41). 

TRIBUNBEKASI.COM, KEBAYORAN BARU --- Gigih dan tidak minder membawa Yuni Sri Rahayu (41), seorang pekerja rumah tangga (PRT) menjadi caleg DPRD DKI.

Bahkan, meski statusnya hanya sebagai PRT, namun siapa sangka, Yuni malah mendapatkan puluhan ribu suara untuk lolos menuju kursi di DPRD DKI.

Lantas apa yang membuat Yuni ingin menjadi seorang anggota wakil rakyat?

Yuni pun mengatakan, dirinya maju sebagai caleg karena ingin memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

BERITA VIDEO : DIRENDAHKAN HINGGA JADI KORBAN PELECEHAN, INI KISAH YUNI, ART YANG MAJU JADI CALEG DPRD DKI

"Ya memang saat ini kan kita sedang memperjuangkan RUU PPRT yang sudah 20 tahun masih juga enggak ada kabar buat kita para PRT. Itulah yang membuat saya mau enggak mau, siap enggak siap, ya sudah saya mau jadi caleg," ucap Yuni di kediamannya di kawasan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).

Menurutnya, para pekerja rumah tangga saat ini hanya dilindungi oleh Undang Undang Ketenagakerjaan dan hal itu dinilai belum cukup.

"Ketika kita punya masalah, Undang Undang Ketenagakerjaan belum cukup untuk melindungi PRT," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Yuni, Seorang PRT Maju jadi Caleg DPRD DKI: Sempat Direndahkan hingga Jadi Korban Pelecehan

Ibu empat anak itu ternyata mendapatkan 20.662 suara di daerah pemilihan (Dapil) 7 yang meliputi Kecamatan Cilandak, Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, dan Setiabudi.

Data tersebut didapat dari real count KPU pada Selasa (20/2/2024), pukul 18.00 WIB, yang mana, data yang masuk sebesar 37,81 persen, atau 1.172 dari 3.100 TPS

Dari 10 Caleg Partai Buruh, Yuni menempati posisi ke-empat.

"Melebihi ekspektasi, enggak nyangka. Enggak nyangka saja gitu bisa dapat suara sebanyak itu," ujar Yuni.

Atas hal tersebut, Yuni menyampaikan ucapan terimakasih kepada masyarakat yang telah memilihnya.

Meski demikian, dia tak mau berbangga diri dan lebih memilih untuk menunggu sampai real count KPU, mencapai 100 persen.

BERITA VIDEO : CERITA PRT JADI CALEG DPRD DKI DARI PARTAI BURUH, CUMA MODAL RP 2,5 JUTA

"Cuma aku terima kasih saja sih sama teman-teman, kawan-kawan yang sudah milih aku. Tapi untuk ke depannya kita lihat saja suara nanti yang real-nya," kata Yuni.

"Kalau sekarang kan penghitungannya baru sementara. Jadi kita masih menerka-nerka. Kalau nanti sudah pasti, baru deh ketahuan suara aku berapa," sambungnya.

Lebih lanjut, Yuni mengaku sejak awal mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD DKI, dia tak menargetkan jumlah suara yang dia dapatkan.

"Justru malah aku dapat suara segini, wah, kok banyak juga ya. Alhamdulillah sih, makasih banget masih ada orang yang percaya dengan saya. Di luar kan ada baik buruknya juga kan. Tapi kalau misalkan saya dikasih kesempatan, Insya Allah saya gunakan sebaik mungkin," kata dia.

Hanya keluarkan uang Rp 2,5 juta untuk kampanye

Di samping itu, Yuni Sri Rahayu mengaku hanya mengeluarkan Rp 2,5 juta selama berkampanye. Itu pun dia sisihkan dari penghasilannya, sebagai seorang pekerja rumah tangga.

Uang itu, digunakan Yuni untuk membuat alat peraga kampanye (APK), seperti poster, stiker, gantungan kunci, dan kalender.

"Ya pokoknya kalau dari awal, misal kayak APK saja, itu enggak sampai Rp 2 juta, cuma kalau sama tes seperti itu bisa sampai sekitar Rp 2,5 juta," kata Yuni kepada wartawan, Kamis (1/2/2024).

Kini, Yuni terdaftar sebagai Caleg DPRD DKI dapil 7, meliputi Kecamatan Cilandak, Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, dan Setiabudi.

Yuni mengibaratkan dirinya sebagai "Caleg Dhuafa", lantaran tak memiliki modal besar.

"Kalau saya sendiri dari partai buruh kan kita bilangnya caleg dhuafa ya, yang istilahnya nggak punya modal. Walaupun punya modal istilahnya dari pribadi sendiri, sebisa kita. Saya menyiasatinya dari upah saya sedikit demi sedikit," ujar dia.

(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nnurma Hadi/m41)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved