Kisah Inspiratif
Kisah Habsy, Anak Yatim Piatu Peraih Beasiswa Penuh di Unhan: Ingin Capai Tujuan, Butuh Pengorbanan
Habsy memilih untuk tidak berlama-lama menjadi beban meski kebutuhan sehari-hari ditopang pakde dan budenya.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Ditinggal pergi kedua orang tua untuk selamanya tak lantas membuat Muhammad Yusuf Al Habsy, jadi patah semangat.
Ya, di saat menginjak usia muda di umur 17 tahun, Habsy menyandang status anak yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal dunia.
Tak ayal, kehidupan Habsy yang saat itu duduk di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Atas (SMA), setelah itu pun tak sama.
Habsy memilih untuk tidak berlama-lama menjadi beban meski kebutuhan sehari-hari ditopang pakde dan budenya.
BERITA VIDEO : MENHAN PRABOWO DI WISUDA UNHAN: PEKERJA KERAS DAN CERDAS AKAN BERTAHAN
Habsy tekun belajar. Ia mengincar beasiswa penuh demi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Habsy pun berhasil. Ia sukses mendapatkan beasiswa penuh S1 di Unhan RI. Kini ia sudah mencapai semester 5 jurusan Fakultas MIPA Militer. Pangkatnya Sersan Mayor Dua Kadet.
Berikut kisah lengkap Habsy saat diwawancarai eksklusif jurnalis Warta Kota Yolanda Putri Dewanti. Wawancara berlangsung di kampus Unhan, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/1/2024) lalu:
Bisa diceritakan perjalanan Anda sebelum mendapat beasiswa di Unhan?
Saya mendapatkan pelajaran bahwa jika ingin mencapai tujuan, pasti dibutuhkan pengorbanan. Saya mengalaminya pas kelas 3 SMA. Saat itu kedua orangtua saya meninggal dunia. Hati saya hancur, rasanya sedih sekali. Namun saya tak berlarut-larut. Saya sadar ada teman-teman yang mendukung. Saya memilih berjuang dalam keadaan apa pun. Kemudian waktu mendaftar ke Unhan, itu bukan hal yang mudah apalagi keadaan ekonomi juga masih sulit. Tapi saya percaya setiap orang punya jalannya masing-masing. Kuncinya tidak memedulikan omongan orang lain. Alhamdulillah ketika pendaftaran, saya didukung saudara-saudara, pakde, bude dan adik.
BERITA VIDEO : REKTOR UNHAN BICARA 40.000 PEMINAT, HINGGA FAKULTAS KEDOKTERAN MILITER
Apa pesan yang ditanamkan orangtua sejak kecil?
Sebenarnya pesan dari kedua orangtua yang paling mengena di saya adalah tetap berbuat baik kepada semua orang. Karena dengan berbuat baik, saya akan menemukan esensi kenapa harus berbuat baik. Saya merasa karena doa-doa dari orang-orang itu yang membuat kita selalu mendapatkan jalan sukses. Jadi misalnya hal kecil saat lewat di depan orang, kita menyapa, itu juga hal yang baik dan akan kembali doa-doa baik juga ke kita.
Bagaimana Anda mengelola waktu dan mengatur prioritas untuk tetap sukses dari sisi akademik maupun sosial?
Di sini sangat dituntut disiplin. Nah saya terbiasa menyelesaikan terlebih dahulu tugas utama baru dilanjutkan aktivitas yang lain. Makanya saya susun skala prioritas, mana kegiatan yang mesti didahulukan. Terkait metode belajar, saya dengar terlebih dahulu ketika dosen atau tenaga pendidikan mengajar, lalu saya catat. Selain itu, dengan saya mencatat saya juga bertanya kepada teman apabila kurang paham. Kalau belum paham, tanya lagi ke dosen. Itu sering saya lakukan sebelum ujian atau ketika mendekati ujian. Saya juga mengulas kembali di pagi harinya dan saya lebih cocok dengan metode seperti itu.
Harapan Warganet untuk Julian Saputra, Bocah SD Panjat Tiang Pasang Tali Bendera Lepas saat Upacara |
![]() |
---|
Sosok Dahlan Penjaga Kebersihan Jalan Cikunir Bekasi, Rela Bekerja Setiap Hari Tanpa Digaji |
![]() |
---|
Luar Biasa! Butuh Waktu 20 Menit, Petugas Damkar di Cisoka Berhasil Tolong Warga Kesurupan |
![]() |
---|
Kisah Emak-emak Lansia, 20 Tahun Jadi Pemulung di TPA Cipayung Depok Hingga Mampu Sekolahkan Anak |
![]() |
---|
Kisah Mutiara Annisa, Atlet Cantik Taekwondo, Masuk FISIP UI Lewat Jalur Prestasi Olahraga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.