Kisah Inspiratif
Kisah Habsy, Anak Yatim Piatu Peraih Beasiswa Penuh di Unhan: Ingin Capai Tujuan, Butuh Pengorbanan
Habsy memilih untuk tidak berlama-lama menjadi beban meski kebutuhan sehari-hari ditopang pakde dan budenya.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
Apa hambatan yang muncul selama proses Anda menuntut ilmu dan bagaimana mengatasinya?
Tantangan akademik di Unhan itu kami semua dituntut mempertahankan indeks prestasi, minimal 3,2. Kami bertanggung jawab terhadap beasiswa yang diberikan. Jadi kami wajib menjaga nilai akademik, nilai fisik, maupun sikap. Kalau boleh saran ke teman-teman lain, lakukan yang terbaik dan jangan meremehkan hal-hal kecil. Karakter kami di sini dididik agar ketika lulus nanti bermanfaat untuk masyarakat.
Adakah mentor atau tokoh di Unhan yang menginspirasi Anda?
Tokoh inspiratif di Unhan menurut saya itu bapak rektor, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Jonni Mahroza, Ph.D. Beliau mendapatkan gelar yang tinggi dan itu menjadi contoh buat kami semua. Menurut saya beliau mengemban tugas yang sangat berat, tetap amanah dan selalu berupaya menjadi contoh yang sangat bagus untuk kami.
Apa penelitian yang paling membanggakan bagi Anda selama masa kuliah?
Untuk saat ini saya Alhamdulillah sedang melakukan penelitian dengan dosen.
Apakah Anda terlibat kegiatan ekstrakurikuler?
Di sini saya mengikuti kegiatan genderang suling atau drum band. Saya memegang alat belira. Selain itu, saya ikut karate dan bisa mengikuti kejuaraan. Pertama saya meraih medali perak karate kata beregu putra Dies Natalis ke-59 UNJ Tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia. Lalu medali perak karate kata beregu putra kejuaraan tingkat nasional Inkai Terbuka Piala Gubernur Bali 2023. Saya pernah juga menjadi Komandan Kompi B Batalyon 2 Resimen Korps Kadet Mahasiswa Universitas Pertahanan dan Komandan Kelompok Komando Bellyra Batalyon GSCPW.
Bagaimana Anda mengelola keuangan sebagai mahasiswa penerima beasiswa dan pesan kepada teman-teman yang berharap memperoleh beasiswa?
Soal uang, saya gunakan sebaik-baiknya untuk kebutuhan pribadi. Saya tidak terlalu berfoya-foya, mana yang menjadi kebutuhan, itu yang saya beli. Karena mendapatkan uang saku, saya membagi untuk adik saya di rumah. Untuk pesan, berjuang lakukan yang terbaik, persiapkan yang terbaik dan jangan meremehkan hal-hal kecil. Mulai dari fisik, akademik, bahkan sampai religi. Karena itu sangat berpengaruh antara ketiga hal tersebut. Jadi yang menjadi poin kunci jangan meremehkan hal-hal kecil.
(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti/m27)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Harapan Warganet untuk Julian Saputra, Bocah SD Panjat Tiang Pasang Tali Bendera Lepas saat Upacara |
![]() |
---|
Sosok Dahlan Penjaga Kebersihan Jalan Cikunir Bekasi, Rela Bekerja Setiap Hari Tanpa Digaji |
![]() |
---|
Luar Biasa! Butuh Waktu 20 Menit, Petugas Damkar di Cisoka Berhasil Tolong Warga Kesurupan |
![]() |
---|
Kisah Emak-emak Lansia, 20 Tahun Jadi Pemulung di TPA Cipayung Depok Hingga Mampu Sekolahkan Anak |
![]() |
---|
Kisah Mutiara Annisa, Atlet Cantik Taekwondo, Masuk FISIP UI Lewat Jalur Prestasi Olahraga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.