Pemilu 2024

Soal Suara PSI Melonjak Drastis, Timnas AMIN: Biarkan saja, Publik Menilai Bobroknya Pemilu Saat Ini

Billy mengatakan pihaknya tidak berkepentingan terhadap kenaikan suara PSI yang dipimpin anak Presiden Jokowi itu.

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Ilustrasi PSI --- Juru bicara Timnas AMIN, Billy David Nerotumelina, menyebut kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang cukup signifikan itu merupakan anomali yang kembali terjadi di sistem Sirekap KPU. (FOTO ILUSTRASI) 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Juru bicara Timnas AMIN, Billy David Nerotumelina, menyebut kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang cukup signifikan itu merupakan anomali yang kembali terjadi di sistem Sirekap KPU.

"Kami hanya mengutip pendapat para ahli yang menyatakan ada anomali dan banyaknya temuan yang menyatakan ada upaya penggelembungan suara karena perbedaan C Hasil dengan Sirekap," ucap Billy saat dihubungi Wartakotalive.com mengenai kenaikan suara PSI, Selasa (5/3/2024).

Billy mengatakan pihaknya tidak berkepentingan terhadap kenaikan suara PSI yang dipimpin anak Presiden Jokowi itu.

Hanya saja, dia berharap tatanan demokrasi di Indonesia tidak dirusak dengan adanya upaya-upaya yang tidak benar.

BERITA VIDEO : SUARA PSI MELONJAK TAK WAJAR DI SIREKAP, KPU MENGAKU BELUM BISA BERKOMENTAR, TUNGGU HASIL HITUNG MANUAL

"Biarlah publik yang menilai bagaimana bobroknya manajemen kepemiluan saat ini," jelas dia.

Seperti diketahui, Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Timnas AMIN) turut menyoroti naiknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang ada di sistem Sirekap KPU.

Per hari ini, Selasa, 5 Maret pukul 06.00, total suara yang masuk adalah 65,89 persen atau 542.419 dari 823.236 tempat pemungutan suara atau TPS.

Dari total suara tersebut, PSI mendapatkan 2.404.757 suara atau 3,13 persen. Ini menempatkan PSI menjadi partai dengan suara terbanyak kesembilan dari total 18 partai yang ikut berkontestasi.

Ray Rangkuti: minta Sirekap dihentikan total

Publik ramai memperbincangkan kenaikan perolehan suara PSI di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mendorong agar Sirekap yang dikembangkan KPU RI itu dihentikan total.

Menurutnya, Sirekap menimbulkan kekisruhan, sehingga disarankan KPU menayangkan hasil perhitungan suara secara manual untuk memudahkan para calon anggota legislatif (Caleg) memantau perolehan suara masing-masing melalui C Hasil.

"Saya belum bisa pastikan kenaikan suara PSI sebagai penggelembungan, tapi ada lonjakan suara dalam situasi tidak wajar, apakah memang kenaikan ini berdasarkan hal yang wajar atau tidak wajar, ini masih perlu dicermati," ucap Ray dalam keterangannya, Selasa (5/3/2024).

BERITA VIDEO : JOKOWI MENGAKU SUDAH KETEMU PRABOWO-GIBRAN DAN UCAPKAN SELAMAT

Dia menyebut kenaikan jumlah perolehan suara PSI yang signifikan itu boleh jadi karena kesengajaan atau kesalahan teknis.

"Kalau jumlah suara meningkat karena kesengajaan, akan menjadi bahaya besar. Sementara itu, jika persoalan teknis maka yang bermasalah adalah mesin Sirekap belum berjalan," jelas dia.

Soal perhitungan Sirekap yang kerap menimbulkan persoalan, menurut Ray, bisa saja dibawa dalam hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024 di DPR.

"Benar atau tidak abuse of power terjadi pada Pemilu 2024 termasuk pemilu legislatif," imbuhnya.

Selain mengusulkan pemberhentian total Sirekap, Ray berpendapat agar tidak terjadi kekacauan dan potensi kecurangan pada perhitungan berjenjang (Panitia Pemilihan Kecamatan/PPK), sebaiknya perhitungan suara di tingkat kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) langsung masuk ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).

Dia menilai sistem perhitungan berjenjang justru memperlambat perhitungan suara dan berpotensi terjadi kecurangan. Oleh karena itu, dia menegaskan tidak perlu ada PPK.

(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti/m27)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
 
 
 
 
 


Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved