Kecelakaan Rombongan SMK Depok
Buntut Laka Bus SMK Lingga, Pengamat Dorong Polisi Perkarakan Pengusaha Bus dan Travel Tarif Murah
Bukan hanya pengusaha bus, panitia penyelenggara atau event organizer yang menawarkan tarif bus murah juga bisa diperkarakan.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM — Pengamat transportasi sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mendorong aparat kepolisian untuk berani memperkarakan para pengusaha bus, termasuk pengusaha lama, jika sudah terdapat hal yang tidak sesuai prosedur terkait penyelenggaraan transportasi.
Djoko Setijowarno mengungkapkan hal itu menyusul terjadinya kasus kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang dalam rombongan SMK Lingga Kencana Depok di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat,
"Bukan hanya pengusaha bus, panitia penyelenggara atau event organizer yang menawarkan tarif bus murah juga bisa diperkarakan," kata Djoko Setijowarno, Senin, 13 Mei 2024.
"Polisi harus berani menindak pengusaha bus yang tidak tertib administrasi, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan," tandasnya.
Seperti diketahui, kecelakaan mau rombongan bus SMK Lingga Kencana di kawasan Ciater Subang pada Sabtu malam, 11 Mei 2024 itu terjadi karena rem blong di jalan menurun.
Baca juga: Jasa Raharja Santuni Ahli Waris Korban Tewas Laka Maut Rombongan Bus SMK Lingga Kencana Rp 50 Juta
Baca juga: Stagnan, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Senin Ini Masih Tetap di Angka Rp 1.333.000 Per Gram
Rem blong itu terjadi, kata Djoko, karena pengemudi kerap kali menggunakan gigi tinggi dan tidak memanfaatkan engine brake (pengereman mesin) dan exhaust brake (pengereman mesin pakai gas buang) kendaraan.
Menurut Djoko, banyaknya kasus kecelakaan transportasi itu juga diperkuat dengan temuan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Selain rem blong, pemicu kecelakaan lainnya yaitu micro sleep yang terjadi karena fatigue by design, jam kerja pengemudi jauh di atas 12 jam.
BERITA VIDEO: PROSES EVAKUASI BANGKAI BUS KECELAKAAN MAUT YANG TEWASKAN 11 ORANG DI SUBANG
"(Misalnya) Bus Eka dan Bus Mira yang bolak balik kecelakaan ternyata menyimpan data yang mengerikan, mereka memiliki 130 bus yang beroperasi, 260 bus yang siap beroperasi tetapi tidak dapat beroperasi karena pengemudinya tidak ada," ungkap Djoko Setijowarno.
"Artinya, bus-bus di Jawa Timur saat ini hampir semuanya kekurangan jumlah pengemudi," imbuhnya.
Di sisi lain, Djoko mengingatkan kepada masyarakat agar tidak tergiur dengan tawaran tarif sewa bus murah, namun tidak terjamin keselamatannya.
Baca juga: Masih dalam Suasana Duka, Halaman SMK Lingga Kencana Depok Dipenuhi Karangan Bunga
Baca juga: Biaya Perawatan Korban Laka Maut Rombongan Bus SMK Lingga Kencana di Subang, Ditanggung Pemkot
Menurutnya, masyarakat perlu pintar menanyakan dan memastikan proses KIR-nya (uji kendaraan), termasuk izin Spionam-nya.
Diketahui, Spionam merupakan layanan untuk memberikan kemudahan operator dalam mengajukan perijinan di bidang angkutan dan multimoda.
"Sosialisasi harus lebih masif lagi terhadap pengunaan sabuk keselamatan untuk semua kendaraan berperjalanan jarak jauh. Baik kendaran umum maupun kendaraan pribadi," jelas dia.
Pengamat transportasi
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)
Djoko Setijowarno
kecelakaan maut
rombongan bus SMK Lingga Kencana
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Viral, Tiktokers Jepang Asahina Mana Datangi Korban Beri Santunan |
![]() |
---|
KemenPPPA Nilai Laka Maut di Ciater Tak Boleh jadi Alasan Pelarangan Study Tour |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi: Usut Tuntas Kecelakaan Bus di Subang, Jangan Hanya Sopir yang Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Fakta Baru Kasus Kecelakaan di Subang, Sopir Bukan Pegawai Tetap, Baru Sekali Ini Bawa Bus Maut |
![]() |
---|
Belum Pernah Bawa Bus Trans Putera Fajar yang Kecelakaan di Subang, Ternyata Sadira Sopir Freelance |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.