Berita Karawang
Kedelai Langka, Mahasiswa dan Dosen Unsika Bikin Keripik Tempe Basiah dari Biji Trembesi
Produk yang terbuat dari biji trembesi itu hasil bagian dari program pengabdian mahasiswa Unsika kepada masyarakat.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Mahasiswa dan dosen dari Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) bersama Komunitas Wanita Tani (KWT) Desa Cadaskertajaya, Kecamatan Telagasari memperkenalkan produk keripik tempe basiah sebagai oleh-oleh khas Karawang.
Produk yang terbuat dari biji trembesi itu hasil bagian dari program pengabdian mahasiswa Unsika kepada masyarakat.
Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian Unsika, Ibu Fatimah Azzahra mengatakan, pada kesempatan itu dilakukan sosialisasi bertemakan "Pengembangan Produk Tempe Basiah KWT Pekka melalui Pengemasan, Strategi Pemasaran, dan Akses Permodalan di Desa Cadaskertajaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang Tahun 2024".
Melibatkan mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Unsika, serta ibu-ibu anggota KWT PEKKA di Kabupaten Karawang, kegiatan ini juga dihadiri oleh Ibu Rustini dari Yayasan PEKKA sebagai narasumber.
"Produk yang disosialisasikan, "Tempe Basiah", dibuat dari biji trembesi, bukan kedelai. Nama "basiah" diambil dari istilah lokal untuk pohon biji trembesi," katanya.

Dalam konteks kelangkaan kedelai yang dialami Indonesia pada tahun 2022, biji trembesi menjadi alternatif yang menarik karena kandungan proteinnya bahkan lebih tinggi dari kedelai.
Setelah diolah menjadi tempe, produk selanjutnya adalah keripik tempe basiah.
"Harapannya, makanan ringan ini tidak hanya menjadi alternatif cemilan sehat dan bergizi, tetapi juga oleh-oleh khas Karawang," jelasnya.
Baca juga: Polsek Cikarang Timur Tangkap Anak Buah Bandar Narkoba Jaringan Sumatera
Baca juga: Jelang Laga Kontra Filipina, Shin Tae-yong Akui Kondisi Kesehatannya Malah Sedikit Terganggu
Baca juga: Soal Maju Pilkada Jakarta, Anies Baswedan Akui Sudah Berdiskusi dengan Banyak Pihak
Baca juga: Setahun Jalani Diet, Prilly Latuconsina Hindari Makanan Manis dan Bertepung, Jadi Makin Langsing
Ketua Tim kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) itu juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.
"Kegiatan ini mengandung makna SDGs yaitu peningkatan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan. Saya harap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi para ibu-ibu, karena mereka memiliki peran penting dalam urusan makanan sehari-hari," ujar Fatimah Azzahra.
Keripik Tempe Basiah diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan dampak ekonomi positif bagi ibu-ibu PKK, KWT Pekka, serta masyarakat Desa Cadaskertajaya.
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.
Mahasiswa dan dosen
Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika)
Komunitas Wanita Tani (KWT)
keripik tempe basiah
oleh-oleh khas Karawang
Bangunan Kewedanaan Rengasdengklok Karawang Saksi Bisu Kemerdekaan RI Terabaikan |
![]() |
---|
Ketua DPRD Dukung Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok Dibeli Jadi Aset Negara |
![]() |
---|
Imbauan Gubernur Jabar Tunggakan PBB-P2 Dihapus, Bupati Karawang Aep: Kami Sudah Gratis |
![]() |
---|
Bupati Karawang Aep Tegaskan Bakal Revitalisasi Tempat Bersejarah di Rengasdengklok |
![]() |
---|
Tiga Bulan Inkrah, Jaksa Belum Eksekusi Putusan Ibu Palsukan Tanda Tangan Anak di Karawang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.