Berita Politik
Ribka Tjiptaning Ejek Jokowi Soal Anak Tukang Kayu Jadi Presiden, Projo: Ucapannya Tidak Mendidik!
Kemudian Panel juga menyoroti ajakan Ribka, untuk melawan Jokowi sebagai sesuatu yang tidak tepat.
Penulis: Alfian Firmansyah (m32) | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Relawan Pro Jokowi alias Projo menanggapi pernyataan dari Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning yang melempar ejekan terhadap Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Diketahui, sindiran yang dilemparkan Ribka Tjiptaning kepada Jokowi terkait dengan isu menurunnya kualitas demokrasi di Indonesia, hingga mengenai dinasti politik.
Bendahara Umum Projo, Panel Barus, mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan pernyataan dari Ribka Tjiptaning yang menyebut-nyebut nama Jokowi, yang notabene seorang politisi sekaligus anggota DPR.
"Menurut kami apa yang disampaikannya di depan audiens yang cukup banyak itu tidak pantas dari aspek apapun itu tidak bisa diterima, walaupun dia adalah pimpinan partai politik, dia adalah anggota dewan," tutur Panel Barus di DPP Projo, Pancoran Jakarta Selatan,Sabtu (27/7/2024).
BERITA VIDEO : TAJAM RIBKA TJIPTANING 'HAJAR' JOKOWI DI DEPAN RATUSAN KADER PDIP
"Ini tidak sopan ya, tidak etik ya, tidak etis dia sampaikan seperti itu jadi kita menyesali kalau sampai ada seorang anggota dewan, pejabat publik bicara seperti itu, itu tidak mendidik," sambungnya.
Kemudian Panel Barus juga menyoroti ajakan Ribka, untuk melawan Jokowi sebagai sesuatu yang tidak tepat.
Ia menyebut, apa yang diujarkan Ribka merupakan keanehan, karena dulu Ketua DPP PDIP itu juga mendukung sosok Jokowi.
Baca juga: PDIP Ajak Aktivis Desak Presiden Jokowi Masukkan Kudatuli Sebagai Pelanggaran HAM Berat
"Saya berharap, saya menyampaikan ya pada siang hari ini, lebih baik Mba Ning ya introspeksi aja lah, ya, supaya bisa tetap berjuang untuk kepentingan rakyat, gitu lho," ucap Panel.
Lebih lanjut Panel menilai, perkataan yang dilontarkan Ribka terhadap Jokowi itu imbas dari kekalahan PDIP di Pemilu 2024 lalu.
"Ini bisa jadi juga jadi imbas kekalahan. Bisa jadi juga, imbas kekalahan, imbas kekecewaan, imbas ketidak terpilihan pada pileg kemarin, tapi jangan dibuangnya di sini, jangan ditumpahkannya di urusan yang seperti ini. Karena ini enggak etik kalimat yang disampaikan itu, ya," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning menegaskan, bahwa tanpa adanya peristiwa Kudatuli atau kerusuhan 27 Juli 1996, tidak akan lahir Reformasi yang membawa Indonesia pada demokrasi serta kebebasan pers hingga saat ini.
Menurutnya, Kudatuli menjadi pemantik lahirnya iklim demokrasi sekaligus mengakhiri hegemoni Presiden Soeharto.
Hal itu disampaikan Ribka Tjiptaning saat PDIP menggelar diskusi “Kudatuli, Kami Tidak Lupa” di Gedung DPP PDIP, Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2024).
BERITA VIDEO : PERNYATAAN POLITISI PDIP YANG SINDIR JOKOWI DITANGGAPI PSI
"Kalau tidak ada Kudatuli tidak ada reformasi," tutur Ribka.
Kata Ribka, Kudatuli merupakan peristiwa pengambilalihan paksa Kantor DPP PDI yang dikuasai Megawati Soekarnoputri oleh massa pendukung, Soerjadi.
"Kalau tidak ada reformasi tidak ada anak buruh bisa jadi gubernur, tidak ada reformasi tidak ada anak petani bisa jadi bupati, wali kota, tidak ada reformasi tidak ada anak tukang kayu jadi presiden," tuturnya.
Ribka berujar, hingga 28 tahun berselang pengorbanan sejumlah elemen masyarakat dalam memperjuangkan demokrasi kala itu kini telah dinikmati banyak pihak. Termasuk Jokowi dan keluarganya.
"Dulu yang bisa jadi pejabat dari RT, RW, lurah, camat itu pasti Golkar, tapi karena ada peristiwa 27 juli, Reformasi maka ada satu perubahan yang dahsyat yaitu bisa semua anak rakyat mimpinya bisa tercapai," ucapnya.
Selanjutnya Ribka mengingatkan, sebelum Tragedi Kudatuli ada Tragedi Gambir.
Ia tidak ingin tragedi kekerasan ini luput juga dari ingatan rakyat.
Artinya, reformasi tidak berdiri tunggal, ada banyak rentetan peristiwa sebelumnya yang berasal dari kekuatan rakyat melawan rezim otoriter Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun.
“Kita udah digebuk duluan di Gambir. Saya ingat betul saya diselamatkan Pak Pangat Ketua DPC Jakarta Barat walaupun dimasukin taksi, taksinya juga diancurin digebukin macam-macam itulah dulu rezim Soeharto,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam diskusi tersebut turut hadir Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Mantan Aktivis Gerakan Reformasi Partai Rakyat Demokratik (PRD) Wilson Obrigados, jajaran DPP PDIP seperti Sri Rahayu, Yuke Yurike, Bonnie Triyana, serta para organ sayap partai.
Kemudian Ketua Umum Repdem Wanto Sugito, dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri hadir melalui daring.
(Sumber : Wartakotalive.com, Alfian Firmansyah/m32)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q
Ambisi Jadi Juara Umum di Pemilu 2034 , Pengamat Sebut Prabowo Mulai Regenerasi Struktur Gerindra |
![]() |
---|
Perbaiki Citra dan Redam Kritik, Pengamat Sarankan Gibran Rakabuming Lakukan Hal Ini |
![]() |
---|
Begini Reaksi Bahlil Lahadalia Soal Isu Munaslub Golkar Digelar Dalam Waktu Dekat Ini |
![]() |
---|
Pengamat Politik Sebut Pembebasan Tom Lembong dan Hasto Jadi Upaya Prabowo Rangkul Kubu Anies-PDIP |
![]() |
---|
Bukan Gibran, Pengamat Nilai Anak Emas Jokowi di Dunia Politik Ternyata Kaesang Pangarep |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.