Program Makan Siang di Sekolah Menelan Korban, Puluhan Siswa SD di Bantul Keracunan

Puluhan siswa sebuah SD di Bantul, DIY, mengalami keracunan sesuai makan siang bersama di sekolah.

Editor: Ign Prayoga
click2houston.com
ilustrasi keracunan 

TRIBUNBEKASI.COM, BANTUL - Program makan siang di sekolan menelan korban.

Puluhan siswa sebuah sekolah dasar (SD) mengalami keracunan sesuai makan siang bersama di sekolah.

Peristiwa ini terjadi di sebuah SD di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (10/9/2024).

Makan siang tersebut disediakan oleh pihak sekolah.  

Kejadian ini mendapat perhatian serius dari Polres Bantul.

"Pada Selasa (10/9/2024) antara pukul 11.30-12.00 WIB, sejumlah siswa melaksanakan makan siang bersama yang disediakan oleh pihak sekolah. Makan siang itu berupa nasi, sayur lodeh, dan nugget ayam," ucap Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, kepada awak media, Rabu (11/9/2024).

Pada pukul 13.00, para siswa dari kelas 1-6 SD kembali melaksanakan kegiatan belajar.

Saat itulah, satu per satu siswa mengeluh sakit perut disertai mual, pusing, dan muntah.

Selanjutnya, guru membawa para siswa yang sakit perut ke ruang UKS dan melaporkan kepada kepala sekolah setempat.

"Atas kejadian tersebut pihak sekolah menghubungi Puskesmas Bantul 2 serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul," kata Jeffry.

⁠Puskesmas Bantul 2 dan Dinas Kesehatan Bantul, serta Polsek Bantul melaksanakan analisa dan penanganan kejadian tersebut dengan mengambil sampel makanan yang telah dikonsumsi oleh anak-anak tersebut.

Hingga Rabu (11/9/2024), siswa yang dilaporkan mengalami dampak dari keracunan makanan tersebut mencapai 64 anak.

Lima di antaranya mendapat perawatan di rumah sakit dan kondisinya berangsur membaik.

"Dugaan sementara awal mula keracunan makanan tersebut berasal dari nugget ayam yang telah berubah rasa," kata Jeffry.

Dugaan itu berasal dari hasil keterangan salah satu guru yang mendengar cerita dari siswanya bahwa nugget ayam tersebut rasanya tidak seperti biasanya.

"Namun demikian, itu adalah dugaan sementara. Saat ini, kami masih menunggu hasil uji sampel makanan di laboraturium BLKK Kota Yogyakarta dan hasil pemeriksaan diketahui sekitar dua minggu kemudian," kata Jeffry. (Tribunjogja.com)

 

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved