Bahlil Raih Gelar Doktor
Soal Penangguhan Kelulusan Bahlil sebagai Doktor, Pengamat Nilai Langkah UI Layak Diapresiasi
Menurut Jamiluddin Ritonga, UI memang harus melakukan hal itu untuk menjaga reputasi akademiknya.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Ichwan Chasani
Hanya mahasiswa yang punya kualifikasi akademik tertentu saja yang memang layak lulus.
“Jadi, selama aturan input dan output itu masih dijadikan salah satu penilaian akreditasi, maka peluang cuci gudang akan terjadi di perguruan tinggi. Hal itu akan menambah banyaknya sarjana atau master atau doktor yang kualitasnya diragukan,” ungkapnya.
“Kalau doktor dan master seperti itu yang mengajar di perguruan tinggi, maka dapat dipastikan akan terjadi penurunan kualitas pada lulusan berikutnya. Hal ini tentunya akan semakin menurunkan kualitas perguruan di tanah air,” tambah dia.
Hal itu terjadi karena mereka sebenarnya belum cukup layak untuk mengajar di S1 atau S2 atau S3.
Mereka hanya punya "SIM" tapi ilmu mereka belum cukup untuk menjadi dosen di S1 atau S2 atau S3.
Baca juga: Tak Terima Ditegur Pasutri, Dua Pria Mabuk Pukuli Sejumlah Warga di Bekasi, Begini Tampangnya
Baca juga: Kejari Tolak Penangguhan Penahanan Soleman, Wakil DPRD Kabupaten Bekasi Tersangka Kasus Gratifikasi
Hal itu terjadi karena perguruan tinggi kerap hanya melihat gelar dosen dari sisi administratif, bukan kualifikasi akademiknya.
Semua itu harus dipenuhi untuk memenuhi salah satu persyaratan akreditasi.
Semakin banyak dosen bergelar doktor, maka semakin tinggi nilai akreditasinya.
Semua itu membuat idealisme perguruan tinggi kerap menjadi terdegradasi.
Perguruan tinggi akhirnya menjadi lebih pragmatis dengan merekrut dosen bergelar doktor untuk pemenuhan administratif.
Baca juga: Diduga Diretas, Situs Resmi NTMC Polri Berganti Tampilan Judi Online, Ini Kata Mabes Polri
Baca juga: Terlibat Kecelakaan dengan Truk di Bekasi, Ibu dan Anak Pengendara Motor Tewas
Kalau kampus sudah terkikis idealismenya, maka yang tak layak lulus juga "dipaksa" diluluskan.
Dosen yang idealis justru dipersalahkan karena tak meluluskan mahasiswa semacam itu.
"Akibatnya, kampus berubah menjadi pabrik. Proses input dan output diberlakukan. Karena itu, yang tak layak pun harus diluluskan. Inilah dilema perguruan tinggi saat ini," pungkasnya. (Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.
Universitas Indonesia (UI)
penangguhan gelar doktor
Menteri ESDM
Bahlil Lahadalia
Jamiluddin Ritonga
Praktisi Hukum Minta Dua Dekan di UI Disidang Etik Usai Penangguhan Gelar Bahlil Lahadalia |
![]() |
---|
Pengamat Jamiluddin Setuju UI Tangguhkan Kelulusan Bahlil Lahadalia sebagai Doktor, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, UI Segera Gelar Sidang Etik Potensi Pelanggaran |
![]() |
---|
Dewan Guru Besar UI Bakal Selidiki Dugaan Pelanggaran Kelulusan Program Doktor Bahlil Lahadalia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.