Bahlil Raih Gelar Doktor

Soal Penangguhan Kelulusan Bahlil sebagai Doktor, Pengamat Nilai Langkah UI Layak Diapresiasi

Menurut Jamiluddin Ritonga, UI memang harus melakukan hal itu untuk menjaga reputasi akademiknya.

dokumentasi/Tribunnews.com
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia saat sidang terbuka promosi doktor yang digelar oleh Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI, Depok pada Rabu lalu, 16 Oktober 2024. 

Hanya mahasiswa yang punya kualifikasi akademik tertentu saja yang memang layak lulus.

“Jadi, selama aturan input dan output itu masih dijadikan salah satu penilaian akreditasi, maka peluang cuci gudang akan terjadi di perguruan tinggi. Hal itu akan menambah banyaknya sarjana atau master atau doktor yang kualitasnya diragukan,” ungkapnya.

“Kalau doktor dan master seperti itu yang mengajar di perguruan tinggi, maka dapat dipastikan akan terjadi penurunan kualitas pada lulusan berikutnya. Hal ini tentunya akan semakin menurunkan kualitas perguruan di tanah air,” tambah dia.

Hal itu terjadi karena mereka sebenarnya belum cukup layak untuk mengajar di S1 atau S2 atau S3.

Mereka hanya punya "SIM" tapi ilmu mereka belum cukup untuk menjadi dosen di S1 atau S2 atau S3. 

Baca juga: Tak Terima Ditegur Pasutri, Dua Pria Mabuk Pukuli Sejumlah Warga di Bekasi, Begini Tampangnya

Baca juga: Kejari Tolak Penangguhan Penahanan Soleman, Wakil DPRD Kabupaten Bekasi Tersangka Kasus Gratifikasi

Hal itu terjadi karena perguruan tinggi kerap hanya melihat gelar dosen dari sisi administratif, bukan kualifikasi akademiknya. 

Semua itu harus dipenuhi untuk memenuhi salah satu persyaratan akreditasi.

Semakin banyak dosen bergelar doktor, maka semakin tinggi nilai akreditasinya. 

Semua itu membuat idealisme perguruan tinggi kerap menjadi terdegradasi.

Perguruan tinggi akhirnya menjadi lebih pragmatis dengan merekrut dosen bergelar doktor untuk pemenuhan administratif.

Baca juga: Diduga Diretas, Situs Resmi NTMC Polri Berganti Tampilan Judi Online, Ini Kata Mabes Polri

Baca juga: Terlibat Kecelakaan dengan Truk di Bekasi, Ibu dan Anak Pengendara Motor Tewas 

Kalau kampus sudah terkikis idealismenya, maka yang tak layak lulus juga "dipaksa" diluluskan.

Dosen yang idealis justru dipersalahkan karena tak meluluskan mahasiswa semacam itu.

"Akibatnya, kampus berubah menjadi pabrik. Proses input dan output diberlakukan. Karena itu, yang tak layak pun harus diluluskan. Inilah dilema perguruan tinggi saat ini," pungkasnya. (Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp. 

Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved