Tiga Kakak Kelas Terbukti Terlibat Lakukan Bullying yang Tewaskan Siswa Kelas 3 SD di Subang

Tiga siswa SD di Subang, Jabar, terbukti terlibat dalam kasus  bullying yang merenggut nyawa adik kelasnya, yakni seorang siswa kelas 3.

Editor: Ign Prayoga
Tribun jabar/ ahya Nurdin
Pj Bupati Subang, Imran, hadiri pemakaman murid kelas 3 SD korban perundungan kakak kelas di Subang, Jabar. 

TRIBUNBEKASI.COM, SUBANG -- Kasus kekerasan di sekolah dasar terjadi di sebuah SD negeri di Kabupaten Subang, Jawa Barat. 

Peristiwa ini menewaskan ARO (9), siswa kelas 3 SD.

Dia menjadi korban perundungan atau bullying dan kekerasan fisik yang dilakukan tiga kakak kelasnya.  

Kabar terbaru, Kanit PPA Polres Subang, Aiptu Nenden Nur Fatimah menuturkan bahwa tiga orang kakak kelas tersebut terbukti terlibat dalam kasus  bullying yang merenggut nyawa ARO alias Albi.

Ketiganya pun telah ditetapkan sebagai anak yang berhadapan dengan hukum atau ABH.

"Tiga anak yang merupakan kakak kelas sudah kita tetapkan sebagai Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH)."

"Dari hasil pemeriksaan, ketiganya terlibat dalam kasus yang merenggut nyawa Alby," ujar Aiptu Nenden Nur Fatimah, dikutip dari TribunJabar.id.

Ia menuturkan, selama pemeriksaan, tiga anak tersebut juga turut didampingi oleh orang tua.

"Dalam pemeriksaan, tiga ABH tersebut juga turut didampingi oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas) Subang dan orangtua, karena terperiksa masih anak-anak," katanya.

Nenden menuturkan, sejumlah saksi juga diperiksa dalam kasus ini.

"Selain itu, guru SD Negeri Jayamukti, bidan, dan mantri juga turut diperiksa pihak kepolisian," katanya.

Ahli forensik juga dilibatkan dalam penanganan kasus ini.

"Kami akan memanggil Ahli Forensik untuk dimintai keterangan terkait kasus meninggalnya Alby siswa kelas 3 akibat perundungan dan penganiayaan yang dilakukan oleh kakak kelasnya," ucapnya.

Nenden juga menuturkan, pihaknya berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan kasus ini karena harus mengacu pada UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.

"Kita sangat berhati-hati. Karena ini  kasusnya melibatkan anak- anak. Semoga  masyarakat juga perlu memahami itu. Karena kasus anak ini penanganannya berbeda dengan orang dewasa," kata Nenden.

Sumber: TribunJabar.id
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved