Korban Penembakan di Rest Area Balaraja Masih Kritis, Proyektil Peluru Belum Bisa Dikeluarkan

Seorang korban luka pada penembakan di rest area Km 45 Balaraja, Tangerang, masih dirawat di RSCM Jakarta Pusat.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Ign Prayoga
Kompas.com l Intan Afrida Rafni
Komunitas ARMI lakukan aksi tabur bunga di TKP penembakan di Rest Area Km 45 Tangerang-Merak. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Penembakan terhadap pengusaha rental mobil di rest area Km 45 jalan tol Tangerang-Merak, menimbulkan korban tewas dan korban luka.

Korban tewas dalam kejadian ini adalah Ilyas Abdurrahman (48), pemilik mobil Honda Brio yang dibawa kabur penyewanya.

Sedangkan korban luka adalah Ramli Abu Bakar (59), kawan Ilyas.

Hingga Sabtu (4/11/2024), Ramli belum sadarkan diri dan masih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.

Ramli dirawat di ruang perawatan intensif (intensive care unit/ICU).

Istri Ramli, Anita mengatakan, suaminya belum sadarkan diri.  "Belum siuman, saya tidak bisa ke mana-mana, karena harus standby. Harus siap terus," tutur Anita, saat dihubungi, Sabtu (4/11/2024).

Anita menambahkan, Ramli masih harus dioperasi lagi untuk pengambilan peluru.

"Untuk hari ini kami belum ada kabar apapun dari ruang ICU, karena apapun kan harus dengar dari dalam, dari keterangan dokter," ujar Anita.

"Semalam habis CT scan aja, karena harus ada operasi kedua untuk pengambilan peluru karena masih bersarang di dalam," katanya.

"Cuma untuk hari ini belum ada konfirmasi apapun dari dokter. Kami dari semalam belum ada berita apapun," tambahnya. 

Sebelumnya, Ramli juga sempat mengalami pendarahan di bagian paru.

"Kemarin (Jumat (3/1/2025)), ada pendarahan di paru, pokoknya ada pendarahan. Dokter sudah melakukan operasi untuk membenarkan bekas jalan peluru," katanya. 

Anita kemudian menjelaskan kronologi suaminya ikut mengejar mobil milik Ilyas yang dibawa kabur pencuri.

Menurut dia, sang suami pergi tanpa berpamitan pada dirinya. Anita juga tak sempat bertanya pada Ramli.

"Itu kan (Ilyas) temannya di organisasi rental, ketika salah satu temannya butuh bantuan dia ditelepon, kemudian langsung jalan."

"Saya enggak sempet nanya ke mana-mana," kata Anita saat dihubungi, Sabtu, dilansir Kompas.com.

Baru pada Kamis (2/1/2025) pagi, Anita dihubungi menggunakan nomor sang suami.

Namun, ketika diangkat, suara tersebut berasal dari teman sang suami yang mengabarkan Ramli tertembak.

Mendengar hal tersebut, Anita mengaku kebingungan karena tidak tahu harus pergi ke mana.

"Hari Kamis pagi sekitar hampir 04.30 WIB, ditelepon melalui bapaknya (Ramli), saya tanya kenapa yang angkat HP temannya? 'Bapak ketembak Bu' cuma gitu aja, terus ditanya di mana, Balaraja. 'Terus kami kemana?' 'ke rumah sakit Balaraja'."

"Nah kata yang telepon, langsung ke sana fokus ngurusin bapaknya (Ramli)," ujar Anita.

Anita sendiri mengaku tidak mengenal Ilyas yang meminta pertolongan kepada Ramli dan tewas tertembak itu.

Sang suami, katanya, datang membantu Ilyas sebab tergabung dalam satu komunitas.

Sebelumnya, Ilyas dan Ramli ditembak oleh seseorang yang membawa kabur mobil rental milik Ilyas.

Keduanya ditembak saat hendak menarik kendaraan yang dikuasai korban tersebut.

Penembakan terjadi ketika Ilyas dan Ramli beserta rekannya yang lain melakukan proses pengejaran terhadap pelaku.

Mereka melakukan pelacakan melalui GPS yang terpasang di dalam mobil rental.

"Waktu itu pada jam 10.30 malam kemudian saya, Agam, sama bapak (Almarhum) dan tim, nyusul tuh mau kejar unitnya karena sisa 1 GPS lagi," kata anak salah satu korban lainnya, Ilyas, yakni Agam Muhammad, saat diwawancarai, Jumat (3/1/2025).

Setelah itu, saat akan mengadang mobil Brio tersebut, tiba-tiba salah satu pelaku mengeluarkan senjata api dan membentak mereka.

Pelaku itu pun mengaku sebagai anggota TNI AU.

"Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan dia bilang 'Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh' (sambil nodong senjata)'," papar Agam.

"Setelah itu kacau, Sigra Kabur, Brio pun ikutan kabur," tambahnya.

Agam mengatakan rombongannya membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk bersiap dan kembali mengejar mobil Brio dan Sigra tersebut sambil memantau melalui GPS. 

Selain itu, Agam juga meminta Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI) untuk membantu mengawalnya.

Mereka membuntuti dari belakang, sampai akhirnya kedua mobil tersebut berhenti di rest area KM 45 wilayah Balaraja

"Di Indomaret kita nunggu Bang Agus, Azri, dan Pak Ramli. Kita nunggu kita 3-5 menit, pas ketemu langsung kita adang tuh mobil. Nah kemudian yang di dalam Brio itu ada di sana, di samping Indomaret," kata Agam.

"Bapak saya sama tim menangkap itu orang karena kan di awalnya kan dia itu megang senjata api."

"Jadi disekap, dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai sigra ada senpi juga," tambahnya.

Secara tiba-tiba, kekacauan pun terjadi, termasuk aksi penembakan.

Agam mendengar terdapat empat sampai lima tembakan yang dilepaskan pelaku, hingga membuat dirinya dan tim kabur mencari perlindungan.

Saat Agam kembali lagi, pelaku kabur membawa kembali mobil Brio tersebut. 

Kemudian, dia melihat Ramli dan ayahnya, Ilyas sudah terkena tembakan di bagian tangan sampai tembus ke perut.

"Saya menolong Pak Ramli, tapi ternyata ada satu korban lagi di Indomaret, ternyata ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya," ungkap Agam.

"Waktu itu Ayah saya masih kuat, tapi setelah di perjalanan sudah lemas sudah menurun kondisinya saat dibawa ke IGD RSUD Balaraja, sudah tidak tertolong," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved