Ledakan di Pamulang
Tangis Ana, 22 Tahun Tinggal di Pamulang, Rumahnya Runtuh Akibat Ledakan Misterius
Ledakan misterius di Pamulang robohkan 5 rumah. Ana, warga sejak 2003, lemas melihat hunian yang ia tinggali 22 tahun runtuh tak tersisa.
Penulis: Alfian Firmansyah (m32) | Editor: Mohamad Yusuf
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI – Tangis Ana (46) pecah ketika ia berdiri di depan puing-puing rumahnya yang sudah ia huni sejak 2003.
Rumah yang selama 22 tahun menjadi tempat ia membesarkan anak-anak, kini hanya tinggal serpihan kayu, bata, dan atap yang runtuh.
Pagi itu, Jumat (12/9/2025), suara ledakan misterius membangunkan warga Jalan Talas II RT 03/RW 01, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan.
Sekitar pukul 05.15 WIB, warga dikejutkan dengan suara gemuruh keras, seperti suara kucing bertengkar di atap, lalu disusul dentuman yang membuat lima rumah roboh tak bersisa.
Baca juga: Drama Malam di Cikarang Timur, Dua Pengedar Sabu 200 Gram Diciduk Polisi
Baca juga: Detik-Detik Charlie Kirk Pendukung Israel Tewas Ditembak Sniper di Kampus AS, Peluru Tembus Lehernya
Pantauan Wartakotalive.com, di lokasi pukul 12.45 WIB, suasana masih mencekam.
Puing-puing berserakan di jalan, kayu bercampur dengan genting dan perabotan rumah tangga.
Bau debu masih menyengat, sementara warga sekitar bergotong royong membantu menyelamatkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Ana, dengan wajah lemas dan tubuh gemetar, menceritakan detik-detik saat keluarganya nyaris terkubur di dalam rumah.
“Posisi lagi tidur, tiba-tiba ada suara gemuruh besar dari atap. Kami sekeluarga langsung lari keluar rumah,” kata Ana dengan suara terbata, matanya berkaca-kaca.
Luka Punggung
Ledakan itu tidak hanya merobohkan rumah. Suami Ana mengalami luka di bagian punggung karena tertimpa reruntuhan. Sedangkan sang anak mengeluh sakit hebat di telinga akibat kerasnya dentuman.
“Anak saya telinganya sakit luar biasa, suami juga kena reruntuhan di punggung. Sampai sekarang masih terasa sakitnya,” tutur Ana sambil sesekali memegang tangan suaminya yang terluka.
Sejak 2003 tinggal di kawasan itu, Ana mengaku tak pernah sekalipun mengalami peristiwa menakutkan semacam ini.
“Dari dulu aman-aman saja, tidak pernah ada apa-apa. Baru kali ini, sampai rumah ambruk begini. Saya benar-benar kaget,” ujarnya.
Kini, Ana dan keluarganya hanya bisa menatap reruntuhan rumah yang dulu penuh kenangan.
Warga sekitar ikut berduka, beberapa memberikan bantuan seadanya, sementara aparat masih menyelidiki penyebab pasti ledakan misterius tersebut.
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.