Berita Bekasi

Bangun Rasa Persaudaraan, Wali Kota Bekasi dan Wakilnya Sumbang Gaji Pertama untuk Korban Banjir

Untuk itu, kata Tri Adhianto, ia bersama Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe menyumbangkan gaji pertama mereka untuk warga terdampak banjir. 

Editor: Dedy
Istimewa
BEKASI DIKEPUNG BANJIR -- - Kolase foto banjir di PGP dan Nusa Indah, Kota Bekasi, Selasa (4/3/2025). Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyebut banjir kali ini merupakan banjir siklus 5 tahun. Tri Adhianto juga menyampaikan musibah banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Bekasi harus menjadi momentum kebersamaan dan gotong-royong untuk bangkit kembali.  

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI ---  Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyampaikan musibah banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Bekasi harus menjadi momentum kebersamaan dan gotong-royong untuk bangkit kembali. 

Menurut Tri Adhianto, langkah kebersamaan mengatasi musibah banjir ini menjadi simbol bahwa Kota Bekasi tidak hanya dibangun oleh infrastruktur, tetapi oleh rasa persaudaraan. 

"Pemulihan pasca banjir akan terus dilakukan dengan memastikan distribusi bantuan lebih cepat, perbaikan infrastruktur lebih tanggap, dan yang terpenting, kehadiran kita di tengah masyarakat," jelas Tri Adhianto, seperti dilansir Kompas.com.

Untuk itu, kata Tri Adhianto, ia bersama Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe menyumbangkan gaji pertama mereka untuk warga terdampak banjir. 

Baca juga: Tinjau Banjir, Prabowo Kaget Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Belum Dapat Makan Bergizi Gratis

"Saya dan Pak Haris juga menyumbangkan gaji pertama saya nanti untuk kita membantu warga masyarakat yang hari ini merasa kesulitan," ujar Tri Adhianto dalam upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-28 Kota Bekasi di Plaza Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi pada Senin (10/3/2025).

Lebih lanjut Tri menyampaikan, peringatan HUT ke-28 Kota Bekasi tahun ini menjadi momen refleksi untuk terus memperbaiki layanan kepada masyarakat. 

Dengan sinergi antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, Kota Bekasi diharapkan semakin maju, nyaman, dan tangguh dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Sekolah masih penuh lumpur

Aktivitas ujian Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) di SMA Negeri 21 Bekasi, Jalan Muara Raya RT 06 RW 09, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi untuk kelas 12 ditunda imbas banjir yang terjadi Selasa (4/3/2025).

Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMA Negeri 21 Bekasi, Lala Kardasih, mengatakan hal itu dikarenakan kondisi kelas masih dipenuhi sisa lumpur pasca banjir yang terjadi pada Selasa (4/3/2025).

Lalu untuk siswa yang mengikuti ujian dan dikabarkan kediamannya terdampak banjir bertambah dari 85 orang menjadi 130 dari keseluruhan 278.

Ratusan siswa yang terdampak banjir didominasi warga Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Kota Bekasi yang kondisinya paling parah.

"Insyaallah, April tanggal 9 ujian akhir PSAJ jadinya ditunda, kalau kondisinya sudah aman dan lebih nyaman, ya mungkin di sini (SMA Neger 21 Bekasi) ujiannya, kalau belum ya nanti kami bicarakan lagi," kata Lala saat diwawancara di lokasi, Senin (10/3/2025).

Lala menjelaskan saat ini ia mengajak para siswa dari kelas 10, 11, dan 12 untuk kerja bakti membersihkan sekolah dari lumpur.

Para siswa diberikan tanggung jawab membersihan ruang kelasnya masing-masing.

Aksi bersih sekolah yang sudah dilakukan sejak Rabu (5/3/2025) itu ditargetkan rampung pada Kamis (11/3/2025).

"Sementara ini kondisi baru 30 persen, kami baru bisa masukin beberapa barang ke ruangan dan sampai hari ini anak-anak masih kami minta tolong bantuannya untuk beres-beresin meja kursi kelas masing-masing," ucapnya.

Lala menuturkan meskipun adanya penundaan ujian, namun aktivitas belajar mengajar tetap dilakukan secara daring dan bergantian waktu.

Selanjutnya perempuan yang ditemui mengenakan kacamata itu berharap kedepannya SMA Negeri 21 Bekasi dapat menggunakan gedung baru.

"Yang pertama sih ini kan kondisinya kami sewa (Gedung sekolah) dan InsyaaAllah tahun ini dari Provinsi Jawa Barat akan memberikan kami tanah beserta membangun gedungnya di kawasan bebas banjir. Insya Allah nanti kami akan pindah," pungkasnya.

Sementara seorang siswi kelas 12, Ziah, menyampaikan rasa sedih karena harus menunda jadwal ujian.

Terlebih ia juga sedih melihat kondisi sekolahnya dipenuhi lumpur.

Ia pun berharap banjir serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

"Sedih pasti karena ditunda ujiannya, harapannya ya biar tidak banjir lagi ya disini," singkat Ziah.

BANJIR KOTA BEKASI - Kondisi terkini di SMA Negeri 21 Bekasi, Jalan Muara Raya RT 06 RW 09, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi pada Senin (10/3/2025). Para murid diberikan tanggung jawab membersihkan ruang kelasnya masing-masing dari kotoran lumpur imbas banjir.
BANJIR KOTA BEKASI - Kondisi terkini di SMA Negeri 21 Bekasi, Jalan Muara Raya RT 06 RW 09, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi pada Senin (10/3/2025). Para murid diberikan tanggung jawab membersihkan ruang kelasnya masing-masing dari kotoran lumpur imbas banjir. (TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra)

Bangun rumah panggung

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berubah pikiran tidak akan merelokasi rumah warga yang terdampak banjir di bantaran sungai, salah satunya perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Kecamatan Jatiasih.

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan, pihaknya justru akan mengikuti arahan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk membuat konsep rumah panggung untuk warga yang terdampak banjir.

“Tidak dilakukan relokasi, justru pak gubernur menyampaikan yuk bangun rumah yang ada di PGP tapi dengan ketinggian lebih dari 2,5 meter. Jadi rumahnya berbentuk panggung, bawah kosong aja, baru kemudian di atasnya untuk dihuni warga masyarakat,” kata Tri saat ditemui di kawasan gedung Pemkot Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Jumat (7/3/2025).

Tri menjelaskan selanjutnya ia dengan jajaran akan segera melakukan komunikasi dengan para warga yang terdampak tersebut terkait rencana pembangunan rumah panggung.

“Kan baru diputuskan mulai hari ini, mudah-mudahan kalau dalam situasi yang kita tenang, rumahnya sudah bersih, baru kita akan data dari rumah ke rumah,” ucapnya.

Orang nomor satu di Kota Bekasi itu menuturkan jika solusi rumah panggung itu berhasil, kedepannya akan diterapkan di wilayah perumahan lain selain PGP.

“Oh iya, kalau ini dianggap berhasil kami akan lakukan secara bertahap,” tuturnya.

Seperti diketahui, Tri Adhianto menanggapi tawaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat perihal pembangunan rumah panggung untuk korban banjir.

Perumahan PGP akan dijadikan role model untuk merealisasikan rumah panggung tersebut.

“Prioritasnya di PGP, nanti kami lihat PGP, target kami adalah seribu rumah,” ujarnya.

Tri menyampaikan pihaknya ditugaskan untuk mendata rumah yang dijadikan prioritas untuk dibangun rumah panggung.

“Tentu nanti aparatur yang akan mendata mana yang kemudian prioritas, karena di beberapa lokasi kan sudah ada yang lantai dua, ada yang lantai tiga, jadi mungkin kami sesuaikan dengan prioritas terkait dkebutuhan yang ada di sana,” ucapnya.

Tri memaparkan anggaran dari tawaran program ini akan diberikan subsidi dari Pemprov Jawa Barat hingga Rp 40 juta per satu rumah.

“Nanti dengan anggaran yang ada Rp 40 juta per rumah dari Pemprov,  nanti Rp 30 juta dari Pemkot Bekasi, Kepala BNPB juga menyampaikan bagi rumah yang dalam kondisi rusak berat dan di relokasi berat itu juga mendapatkan Rp 60 juta, jadi nanti warga akan disiapkan anggaran minimal Rp 130 juta,” paparnya.

Tri mengungkapkan untuk tinggi 2,5 meter per rumah dinilainya aman untuk mengatasi banjir.

Sehingga tidak lagi ada orang miskin baru dan orang miskin ekstrem hanya karena setiap lima tahun harus mengalami banjir. 

“Kalau berada di tangga 2,5 meter mereka akan lebih sejahtera, rasa ketakutan, kecemasan itu saya kira sesuatu yang tidak bisa dibayangkan,” ujarnya.

Prioritas di bantaran sungai

Sementara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan konsep rumah panggung nantinya diprioritaskan untuk warga yang rumahnya berada di bantaran sungai.

“Yang paling utama rumah panggung itu untuk di daerah bantaran sungai, kemudian di daerah yang sering banjir,” kata Dedi saat ditemui di kantor Pemkot Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Jumat (7/3/2025).

Dedi menjelaskan program tawaran itu disampaikan kepada kepala daerah yang wilayahnya dilanda banjir.

“Tadi saya sudah menyepakati ada 1.000 rumah dalam hitungan saya yang akan diperbaiki dan Pemprov menyiapkan Rp 40 miliar untuk pembangunan rumah panggung,” jelasnya.

Dedi menuturkan nantinya untuk teknis akan diberikan tanggung jawab ke setiap kepala daerah.

“Ya itu semuanya kewenangan Wali Kota secara teknis, kalau Pemprov adalah menyiapkan bantuan, dan kami ingin bersama sama merancang gambarnya,” tuturnya.

Dedi mengungkapkan nantinya desain rumah akan dibuat menarik

Sehingga selain nyaman untuk ditempati, rumah tersebut juga menarik dan memiliki arti seni.

“Agar rumah itu menjadi rumah yang menarik, bukan rumah yang berantakan, rumah yang tertata yang memiliki desain arsitektur yang memikat orang melihat dan nyaman bagi yang menempatinya,” pungkasnya.

(Sumber : Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi Sumbangkan Gaji Pertama untuk Warga Terdampak Banjir

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved