Berita Bekasi
Kisah Ikhwan Sahab, Pemuda Bekasi Kerja di Kamboja Ditawari Gaji Rp 40 Juta Berujung Hilang Nyawa
Ikhwan Sahab, warga Babelan Bekasi ini sempat beberapa bulan bekerja di sebuah negara yang berada di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, BABELAN --- Nasib pilu dialami Ikhwan Sahab (27), pemuda warga Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, yang meninggal dunia saat bekerja di Kamboja.
Informasi Ikhwan Sahab, warga Babelan Bekasi ini meninggal dunia dikabarkan oleh Staf KBRI Kamboja pada Senin (14/4/2025) pagi.
Adik korban, Subyantoro (23) mengatakan sebelum dikabarkan meninggal dunia, Ikhwan Sahab, warga Babelan Bekasi ini sempat beberapa bulan bekerja di sebuah negara yang berada di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Berawal saat Ikhwan berangkat dari Indonesia menuju Kamboja sejak Februari 2024. Kepada orang tuanya, Ikhwan mengaku tugasnya dimutasi dari perusahaan lamanya.
Ikhwan menerima kerja ke Kamboja juga karena tawaran gaji berkisar Rp 30 - Rp 40 Juta.
Hanya saja sejak awal meminta izin kepada orangtua, Subyantoro justru menyimpan curiga kepada kakaknya itu.
Baca juga: Pemkot Bekasi Ingatkan Warganya Jangan Pernah Tergiur Bekerja di Tiga Negara Asia Tenggara Ini
"Saya juga udah curiga, tidak mungkin gitu kan tiba-tiba pindah (kerja) ke sana (Kamboja)," kata Subyantoro, Jumat (18/4/2025).
Subyantoro menjelaskan selama kurang lebih 6 bulan di Kamboja, Ikhwan selalu memberi kabar tentang kegiatannya kepada keluarga di Bekasi melalui video call hingga telepon.
Namun setelah enam bulan berlalu, ada seseorang yang tidak dikenal menghubungi keluarga menggunakan nomor telepon Ikhwan dan meminta uang tebusan hingga Rp 60 juta.
"Ada yang nelpon pakai nomor dia (Ikhwan) itu diduga kayak bosnya gitu dia minta uang tebusan sekitar Rp 60 juta, katanya untuk biaya pemulangan kata bosnya. Saya curiga, saya bilang ke mama jangan ditransfer, apalagi transfernya ke rekening kakak saya, itu kayak nantinya kalau emang ada sesuatu kami tidak bisa ngelacak," jelasnya.
Subyantoro menuturkan usai ditelpon dan diminta uang itu, Ikhwan mencari perusahaan lain di Kamboja.
Namun setelah dugaan itu muncul, Ikhwan justru bersikap tidak seperti biasanya yang selalu menyampaikan kabar aktivitas rutin kepada keluarga di Bekasi.
Mulai saat itulah kecurigaan Subyantoro makin menjadi-jadi terkait keberadan Ikhwan di Kamboja.
"Kemungkinan abis itu (minta uang) kakak saya pindah tempat, selama awal tahun bulan Januari 2025 itu udah tidak benar, udah tidak beres, pokoknya dia jarang video call, cuma telpon-telpon doang, video call jarang, terakhir itu posisinya dia ada di buffet di Venus, terakhir video call, terakhir telpon tuh," tuturnya.
Setelah itu, kecurigaan Subyantoro pun terjadi, rupanya Ikhwan bercerita kalau sebelum berada di Kamboja, kakaknya itu sempat dijanjikan untuk masuk perusahaan resmi.
Tapi realitanya saat di Kamboja, Ikhwan justru bekerja di perusahaan scam yang bertugas menipu orang dengan target pasar orang Indonesia.
"Dia cerita awal dijanjiin itu buat masuk perusahaan resmi, tapi tau-taunya dia pas kemarin video call itu ngomong kalau dia itu ada di perusahaan Scam, sebelumnya dia dijanjikan di perusahaan admin judol, tapi tau-taunya masuk perusahaan Scam," lugas Subyantoro.
Seiring berjalannya waktu, Subyantoro kemudian mendapatkan kabar pada Kamis (3/4/2025) kalau Ikhwan dirawat di Rumah Sakit (RS) Kratie Provinsial Hospital dengan kondisi koma.
Kabar itu disampaikan oleh suster yang menjelaskan kalau Ikhwan sudah dirawat susah dua hari.
Sebelum dilakukan perawatan, Ikhwan rupanya sempat ditemukan pihak kepolisian setempat dengan kondisi tidak berbusana di jalan.
"Kondisi kakak saya dibuang di jalanan, ditemuin sama polisi lagi patroli," ujarnya.
Penuh luka
Subyantoro menegaskan pada Sabtu (6/4/2025) pihak rumah sakit melalui suster yang merawat Ikhwan menginformasikan kondisinya terus membaik.
Saat itu suster baru memaparkan kondisi Ikhwan Sahab melalui video call.
Terlihat dalam video call tersebut kondisi tubuh Ikhwan nampak penuh luka.
Luka tersebut seperti di bagian mata yang lebam, kaki, baean, dan di bagian belakang atau bokong serupa luka kebakar, hingga pendarahan otak.
BERITA VIDEO : TANGISAN DIANA USAI PUTRANYA MENINGGAL DI KAMBOJA JADI OPERATOR JUDOL
Rupanya Ikhwan menjadi korban penyiksaan oleh sejumlah orang di Kamboja.
Penyiksaan itu berlangsung hingga dua hari, hari pertama dikategorikan ringan, dan keduanya lebih berat jika dibandingkan diawal.
Penyiksaan itu dilakukan antara lain oleh bos perusahaan dengan panggilan Alam yang diketahui merupakan orang Indonesia asal Manado.
Tidak hanya itu, penyiksaan juga dilakukan oleh 15 orang dari China atau Tiongkok lainnya yang belum diketahui apakah karyawan dari perusahaan sama atau pihak eksternal.
"Saya tanya itu kok kenapa sampai luka-luka begitu banyak banget? Dia (Ikhwan) bilang kayak gitu, sampai menangis saya, terus dia bilang, gua enggak omset, gua enggak dapet target, terus dia ditarik ke dalam ruangan, terus dipukul, ditendang, disetrum," imbuhnya.
Subyantoro mengungkapkan akibat penyiksaan itu, Staf KBRI Kamboja mengabarkan Ikhwan meninggal dunia pada Senin (14/4/2025) pagi.
Jenazah kemudian akan dikebumikan di Kamboja.
"Luka banyak, kayak muka di mata itu lebam, terus di tangan banyak luka, di kaki, di badan, dan di bagian belakang di bokong itu kayak luka kebakar, lalu luka melepuh juga, terus di bagian kepala itu dia pendarahan otak, kemungkinan luka karena disetrum, kemungkinan besar kebanyakan itu karena disetrum, dipukul gitu," pungkasnya.
(Sumber : TribunBekasi.com, Rendy Rutama Putra/m37)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
Kawasan Grand Wisata Tambun Bekasi Bakal Dilengkapi Wahana Olahrga Premium Seluas 2,1 Hektare |
![]() |
---|
Antisipasi Keracunan, Personel Babinsa Kota Bekasi Rutin Cek MBG Sebelum Diterima Siswa |
![]() |
---|
Tak Hanya Dituntut Profesional, ASN Kabupaten Bekasi Wajib Salat Berjamaah dan Ikut Pengajian Rutin |
![]() |
---|
Rusak dan Rawan Begal, Anam Sebisa Mungkin Hindari Lewat Jalan Raya Alinda Bekasi saat Malam Hari |
![]() |
---|
Tolak Damai, Anggota DPRD Kota Bekasi Ahmadi Madong Ingin Penjarakan Ketua Komisi Arif Rahman Hakim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.