Program Makan Bergizi Gratis

Ratusan Siswa di Bogor Jadi Korban Keracunan Massal, Bersumber dari Olahan Telur pada Menu MBG

Kasus keracunan massal menimpa ratusan siswa Kota Bogor, Jawa Barat.  Mereka keracunan setelah menyantap menu MBG

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Istimewa/Pemkot Bogor
KERACUNAN MBG - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim saat menjenguk siswa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Sabtu (10/5/2025) malam. 

TRIBUNBEKASI.COM, BOGOR -- Kasus keracunan massal menimpa ratusan siswa Kota Bogor, Jawa Barat. 

Hingga Senin (12/5/2025), sebanyak 213 pelajar dan guru mengalami gejala keracunan berupa, mual, pusing hingga diare.

Mereka mengalami keracunan setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG), pekan lalu. 

Terungkap dua menu makan bergizi gratis (MBG) yang menjadi biang kerok keracunan pelajar di Kota Bogor, Jawa Barat.

Menu MBG tersebut dimasak di dapur umum Bosowa Insani Bogor untuk disebar ke 13 sekolah. 

Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengungkap berdasar hasil uji laboratorium ada dua menu yang mengandung bakteri coli dan salmonella.

"Beberapa bahan itu mengandung Bakteri E Coli dan Salmonella," kata Dedie.

Dua menu yang terpapar bakteri tersebut yakni telur ceplok barbeque (BBQ) dan sayur tumis tauge.

"Kesimpulan sementara yang bisa kami sampaikan hari ini bahwa telah terjadi pendistribusian makanan yang mengandung bakteri Coli dan juga Salmonella," kata Dedie Rachim.

Telur dimasak pada tengah malam dan didistribusikan kepada siswa pada siang hari.

Makanan ini dimasak di dapur Sekolah Bosowa Bina Insani Kota Bogor. Sebanyak 13 sekolah dilayani oleh dapur Bosowa ini.

“Air juga kita periksa, kemudian juga ada pemeriksaan langsung kepada tubuh dari siswa. Tetapi kesimpulan sementara yang bisa kami sampaikan hari ini bahwa telah terjadi pendistribusian makanan yang mengandung bakteri Coli dan juga Salmonella,” ujarnya.

Dedie Rachim berharap ke depannya keracunan MBG tidak akan terjadi kembali di Kota Bogor.

Dapur-dapur MBG yang beroperasi di Kota Bogor harus memperhatikan standar operasionalnya dengan baik.

“Kita meminta SOP mya diperketat lagi dan termasuk pengawasannya. Jangan dianggap sepele hal ini. Karena ini menurut kami sesuatu yang sangat serius,” katanya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved