Berita Jakarta
DPRD DKI Sebut Longsor Sampah di Bantargebang Jadi Isu Gentingnya Pengelolaan Sampah di Jakarta
Salah satu upayanya dengan memperbaiki turap-turap yang sudah jebol, karena jika tidak maka longsor sampah bisa membahayakan masyarakat
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Pemprov DKI Jakarta harus segera menindaklanjuti kejadian longsor sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi milik DKI.
Salah satu upayanya dengan memperbaiki turap-turap yang sudah jebol, karena jika tidak maka longsor sampah bisa membahayakan masyarakat setempat.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bun Joi Phiau mengatakan, kejadian longsor sampah ini merupakan permasalahan yang serius.
Peristiwa longsor tersebut menunjukkan seberapa berbahayanya tumpukan sampah di TPST Bantargebang bagi keselamatan warga di sekitarnya.
Baca juga: Pemkot Bekasi Minta Dibangun 2 Flyover dan Rusun Sebagai Kompensasi Kontrak Baru TPST Bantargebang
"Pemprov DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, harus segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memperbaiki turap-turap yang sudah jebol. Kemudian, sampah-sampah yang kemarin sempat luber juga harus diangkut. Ini harus dilakukan dengan segera karena menyangkut nyawa banyak orang," kata Bun pada Selasa (13/5/2025).
Menurut Bun, kejadian longsor di TPST Bantargebang juga tidak lepas dengan kondisinya yang sudah hampir melebihi kapasitas.
Bun mendesak Pemprov DKI Jakarta menerapkan perbaikan yang menyeluruh dalam hal pengelolaan TPST Bantargebang sebagai bagian dari isu sampah DKI Jakarta yang lebih luas.
"Kejadian itu memberikan kesempatan bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mengevaluasi pengelolaan sampahnya secara menyeluruh, sehingga habis ini harus dipikirkan rencana komprehensif untuk mengatasi isu sampah DKI Jakarta, salah satunya di Bantargebang sebagai tempat pembuangan utama sampah warga ibukota," jelasnya.
"Ini juga berkaitan dengan jumlah sampah yang diproduksi oleh warga di Jakarta. Mungkin ke depannya Pemprov DKI Jakarta bisa mengalihkan sebagian sampahnya ke fasilitas daur ulang seperti TPS3R, supaya jumlah sampah yang dikirim ke Bantargebang bisa dikurangi," lanjutnya.
Bun menilai bahwa longsornya tumpukan sampah di TPST Bantargebang menjadi indikator gentingnya isu pengelolaan sampah di DKI Jakarta.
Dia menyerukan Pemprov DKI Jakarta untuk segera bertindak sebelum tragedi seperti di TPST Leuwigajah terjadi lagi.
Pada tahun 2005, tumpukan sampah di sana longsor dan menewaskan ratusan orang.
"Tentu saja, kami tidak ingin tragedi seperti itu terulang lagi. Kejadian kemarin menyalakan tanda bahaya yang harus segera direspons oleh Pemprov DKI Jakarta dengan melakukan serangkaian perbaikan dimulai dari penambalan dan penguatan turap-turap penghalang sampah di TPST Bantargebang," pungkasnya.
(Sumber : Warta Kota, Fitriyandi Al Fajri/faf)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
Berlaku Hingga 18 Agustus 2025, KAI Commuter Terapkan Tarif Khusus Rp80 |
![]() |
---|
Tarif Transjakarta, LRT, dan MRT Hanya Rp 80, Berlaku Tanggal 17-18 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Polda Metro dan Seluruh Kantor Polres Jual Beras Murah, Digelar Hingga Sabtu 16 Agustus |
![]() |
---|
Viral! Gerombolan Oknum Pak Ogah Kuasai Trotoar Kawasan Senayan, Pungut Uang ke Pemotor |
![]() |
---|
Kisah Pilu Wanita Lansia di Ciracas Jaktim Terperosok ke Dalam Septic Tank |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.