Berita Jakarta

Pramono Anung Beri Kepastian, Pembongkaran Tiang Monorel Dimulai Awal 2026

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menargetkan pembongkaran tiang monorel mangkrak di Rasuna Said dan Senayan dimulai Januari 2026.

Wartakotalive.com
ILUSTRASI ALAT TRANSPORTASI MONORAIL --- Pekerja tengah mengecek prototipe monorail milik PT MBW di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/2/2013). Monorail tersebut diharapkan bisa menjadi moda transportasi massal masyarakat Jakarta yang mampu mengangkut 125 orang sekali jalan. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Deretan tiang monorel mangkrak hingga kini masih menjulang kaku di sepanjang Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Warnanya kusam, ditingkahi suara kendaraan yang melintas di bawahnya. Bagi warga yang melintas saban hari, tiang-tiang mangkrak itu seperti luka lama yang belum sembuh.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyadari pemandangan itu sudah terlalu lama jadi “hiasan” kota. Ia bertekad memulai pembongkaran tiang monorel tersebut pada Januari 2026.

“Pokoknya doain bulan Januari depan kita sudah mulai bersih-bersih,” ujar Pramono saat ditemui di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Selasa (16/10/2025).

Baca juga: Video Injak Al-Quran Viral, Vita ASN Bengkulu Diperiksa 3 Jam dan Minta Maaf

Baca juga: Jokowi Akui Siap All Out Bantu PSI, Ungkap Alasan akan Kerja Keras untuk Partai Sang Anak

Baca juga: Puput Hamil Anak Ketiga, Ahok Pamer Momen Foto Keluarga Serba Putih

Pramono mengaku sejak Mei lalu merasa terganggu setiap kali melintasi tiang-tiang beton raksasa itu. Menurutnya, keberadaan bangunan mangkrak tersebut merusak keindahan kota dan mencerminkan proyek yang tak kunjung tuntas.

“Kalau teman-teman sekalian lewat di Rasuna Said maupun di Senayan. Ada kolom-kolom untuk monoril yang sampai hari ini semuanya enggak mau nyentuh untuk diselesaikan,” ucapnya.

“Bagi pemerintah Jakarta ini sangat mengganggu. Maka bukan monorailnya yang dilanjutkan, tetapi tiang-tiang yang tidak berfungsi itu akan diapakan? Apakah dibersihkan? Apakah dibuat apa?” lanjutnya.

Proyek monorel yang kini terbengkalai itu sudah dimulai sejak beberapa kepemimpinan gubernur sebelumnya. Namun tak satu pun bisa merampungkannya.

Sejak proyek dihentikan, Jakarta hanya mewarisi tiang-tiang pancang setengah jadi yang kini berdiri seperti saksi bisu kegagalan masa lalu.

Pramono tak menampik, rencana pembongkaran itu memicu berbagai reaksi dari pihak-pihak yang dulu pernah terlibat.

“Biasa lah, di Jakarta ini, kalau ada keinginan untuk menyelesaikan, muncullah orang-orang yang dulu merasa punya kontribusi. Tapi yang begitu-begitu saya tidak peduli,” katanya.

Pramono menjelaskan, pembongkaran tiang monorel bukan perkara mudah. Dalam putusan pengadilan, aset tiang monorel tersebut dimiliki Adhi Karya, perusahaan BUMN. Artinya, hanya mereka yang bisa membongkar secara resmi.

Meski begitu, Pemprov DKI Jakarta tak menutup kemungkinan ikut membantu jika dibutuhkan.

“Kami akan koordinasi dengan pihak berwenang, jangan sampai langkah ini justru menyeret persoalan hukum baru,” jelasnya.

Pemprov juga tengah meminta saran dari aparat hukum untuk memastikan proses pembongkaran sesuai aturan.

Bagi banyak warga Jakarta, tiang-tiang monorel ini bukan sekadar beton. Ia adalah simbol janji pembangunan yang tak pernah ditepati. Jika rencana pembongkaran benar terlaksana awal tahun depan, pemandangan kota akan berubah, dan mungkin, luka lama itu pelan-pelan sembuh.

“Kalau bisa bersih, kota juga lebih enak dilihat,” kata Rina (31), warga Kuningan yang saban hari melintas di jalan tersebut.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved