Berita Jakarta
Trauma Tagihan Listrik Melonjak Usai Diskon 50 Persen, Emak-emak: Mending Bahan Pokok yang Didiskon
Bagi sebagian warga, kebutuhan pokok harian dianggap lebih mendesak dibandingkan tagihan listrik bulanan.
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Pemerintah akan menerapkan diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 1.300 VA.
Kebijakan diskon tarif listrik ini akan berlaku mulai 5 Juni hingga 31 Juli 2025 dan menjadi bagian dari paket stimulus ekonomi kuartal II 2025.
Diskon tarif listrik menyasar sekitar 79,3 juta pelanggan rumah tangga di seluruh Indonesia.
Pemerintah berharap insentif ini dapat menjaga daya beli masyarakat selama periode libur sekolah serta mendorong konsumsi domestik jelang semester kedua tahun ini.
Baca juga: Aliran Listrik di Kota Bekasi Padam Total, PLN Bilang karena Gangguan pada Jaringan Tegangan Tinggi
“Stimulus ekonomi kuartal II 2025 tersebut telah dibahas secara mendalam dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat menteri pada 23 Mei, dan diputuskan mulai diberlakukan pada 5 Juni 2025,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, Selasa (27/5/2025)
Meski demikian, respons masyarakat terhadap kebijakan ini tidak sepenuhnya positif.
Bagi sebagian warga, kebutuhan pokok harian dianggap lebih mendesak dibandingkan tagihan listrik bulanan.
Dini (43), seorang ibu rumah tangga asal Jakarta, menyampaikan bahwa dirinya lebih mengharapkan adanya potongan harga untuk kebutuhan pokok daripada diskon listrik.
“Kalau saya sih ya, jujur aja lebih milih diskon bahan pokok daripada diskon listrik. Soalnya kebutuhan makan itu enggak bisa ditunda. Kita belanja terus tiap hari, beras, minyak, telur, sayur itu udah pasti wajib ada di dapur,” ujar Dini kepada Kompas.com, Kamis (29/5/2025).
Menurut Dini, meskipun listrik merupakan kebutuhan penting, pembayarannya hanya dilakukan sebulan sekali.
Sementara itu, kebutuhan dapur bisa menyedot lebih dari setengah penghasilan keluarga menengah ke bawah setiap bulan.
“Pengeluaran buat makan itu bisa sampai 50–60 persen dari penghasilan, apalagi buat keluarga menengah ke bawah. Jadi dampaknya jauh lebih besar kalau bahan pokok yang dibantu,” kata dia.
Dini juga mengingat kembali pengalamannya saat pemerintah memberikan diskon listrik pada Januari dan Februari 2025.
Ia menyebut bahwa pada bulan April 2025, tarif listrik untuk rumahnya yang berdaya 1.300 VA justru mengalami lonjakan.
“Kita kayak dikasih senyum di depan, eh ditarik lagi di belakang. Jadi kayak di-PHP. Jangan sampai kejadian kayak gitu terulang. Kita rakyat kecil jangan mau 'di-prank' lagi,” katanya.
Bagi Dini, bantuan yang paling dibutuhkan rakyat menengah ke bawah adalah yang menyentuh kebutuhan dasar.
“Kalau pemerintah serius mau bantu rakyat, ya tolong fokus ke hal yang paling dasar dulu, bahan pokok. Karena isi perut itu enggak bisa nunggu. Anak-anak juga butuh makan tiap hari, bukan tiap bulan,” ungkap Dini.
(Sumber : Kompas.com)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diskon Listrik 50 Persen Diberlakukan Lagi, Warga: Kalau Bisa Bahan Pokok Saja yang Didiskon
Sejak November 2024, 1.500 Warga Binaan Berbahaya Dipindah ke Nusa Kambangan |
![]() |
---|
Kesulitan Bawa Jenazah Obesitas Seberat 210 Kg, Warga Pulogadung Minta Tolong Tim Damkar |
![]() |
---|
Hujan Sejak Pagi, Sejumlah Titik di Wilayah Jakarta Macet Parah, Berikut Lokasinya |
![]() |
---|
LRT Jabodebek Digunakan 78.287 Penumpang saat Pasang Tarif Rp 80 |
![]() |
---|
Begini Alasan Dua Orang Lulusan S1 Mau Melamar Kerja Jadi Anggota Damkar DKI Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.