Serangan KKB
Tembak Mati Guru dan Dua Tentara, Kini KKB 'Ngemis' agar TNI Tak Gunakan Serangan Udara
Guru, pekerja jalan, dan dua prajurit TNI tewas dalam serangan KKB Papua. Situasi makin mencekam, KKB keluarkan ancaman terbuka.
TRIBUNBEKASI.COM, PALMERAH– Suara tembakan kembali memecah keheningan di wilayah pegunungan Papua.
Dalam beberapa pekan terakhir, aroma ketegangan makin terasa. Deru helikopter militer, jalanan desa yang lengang, dan rumah-rumah warga yang tertutup rapat menjadi pemandangan sehari-hari.
Di tengah situasi yang kian mencekam, Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melancarkan serangan brutal. Guru, pekerja jalan, hingga prajurit TNI menjadi korban.
Aksi berdarah itu memicu peringatan keras dari juru bicara TPNPB, Sebby Sambom. Ia mengancam akan melancarkan serangan ulang jika TNI melakukan balasan.
Baca juga: Video Injak Al-Quran Viral, Vita ASN Bengkulu Diperiksa 3 Jam dan Minta Maaf
Baca juga: Jokowi Akui Siap All Out Bantu PSI, Ungkap Alasan akan Kerja Keras untuk Partai Sang Anak
Baca juga: Puput Hamil Anak Ketiga, Ahok Pamer Momen Foto Keluarga Serba Putih
Dalam pernyataannya, Sebby Sambom memperingatkan Presiden Prabowo dan Panglima TNI agar tidak melancarkan serangan udara ke wilayah sipil di Papua.
Ia juga meminta aparat TNI-Polri meninggalkan Papua dan membantu evakuasi warga pendatang.
“Patuhi aturan zona perang kami, dan kalian akan selamat,” kata Sebby dalam keterangan tertulisnya.
Ancaman ini meluas hingga ke berbagai wilayah konflik seperti Pegunungan Bintang, Intan Jaya, Yahukimo, Paniai, dan Nduga.
Sejak akhir September hingga 11 Oktober 2025, bentrokan bersenjata terjadi di beberapa titik. Dua prajurit TNI gugur, beberapa lainnya terluka.
Salah satunya Praka Amin Nurohman dari Yonif 410/Alugoro yang tewas dalam serangan terhadap Pos Moyeba di Distrik Moskona Utara, Teluk Bintuni. Senjata laras panjang miliknya juga dirampas.
Letkol Justianus Daniel Manalu dari Kodam XVIII/Kasuari mengecam keras aksi tersebut.
“Ini bentuk kekejaman dan kekejian terhadap TNI, Polri, maupun masyarakat,” ujarnya.
Pada 11 Oktober, TPNPB-OPM mengklaim bertanggung jawab atas penembakan dua prajurit TNI di dua lokasi berbeda.
Letda Fauzy A dari Yonif 733/AVT tewas dalam serangan di Kiwirok, Pegunungan Bintang. Aksi ini disebut sebagai balasan atas serangan udara TNI menggunakan pesawat Super Tucano yang menjatuhkan bom MK-81 dan MK-82.
Kodap IV Sorong Raya juga mengklaim menembak mati Praka Amin dan merebut senjatanya.
Kekerasan tak hanya menyasar aparat. Sektor pendidikan pun tak luput.
Pada 7 Oktober, KKB Ngalum Kupel membakar SMP Negeri Kiwirok di Desa Sopamikma. Sekolah yang sama pernah dibakar pada 2021.
Disperkimtan Kabupaten Bekasi Mulai Siapkan Lahan Bangun Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik |
![]() |
---|
Pertemuan Hangat NPCI dan Kejari Bekasi, Simbol Dukungan untuk Atlet Disabilitas |
![]() |
---|
Usai Hadiri KTT Gaza, Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian |
![]() |
---|
Meroket Rp 29.000 Per Gram, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Selasa Ini Cetak Rekor Baru |
![]() |
---|
Layanan SIM Keliling Kota Bekasi Selasa 14 Oktober 2025 di Komsen Jatiasih Hingga Pukul 10.00 WIB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.