DPRD Kota Bekasi
Bahas Tiga Poin Revisi Perda Perlindungan Anak, DPRD Kota Bekasi Gelar RDP
RDP dilakukan Pansus VI DPRD Kota Bekasi dengan DP3A, KPAD, dan perwakilan masyarakat.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI TIMUR — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi melalui Panitia Khusus (Pansus) VI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang rapat paripurna DPRD Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Timur, Kamis (24/7/2025) sekira pukul 11.00 WIB.
Agenda itu membahas rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Perubahan atas Perda Kota Bekasi nomor 3 tahun 2023 mengenai perlindungan anak.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Faturrahman mengatakan RDP dilakukan dengan jajaran wakil rakyat yang lain, DP3A, KPAD, dan perwakilan masyarakat.
Total ada tiga poin yang dibahas dalam revisi Perda perlindungan anak tersebut, yakni sebagai berikut :
Pertama, terkait penguatan penganggaran untuk perlindungan anak di Kota Bekasi yang akan diatur melalui Perda lebih spesifik.
"Artinya untuk anggaran harus lebih diperkuat lagi, guna menunjang aktivitas perlindungan anak di kota Bekasi," kata Wildan saat dikonfirmasi Sabtu (26/7/2025).
Baca juga: DPRD Kota Bekasi Titip Wali Kota Jika Rotasi Jabatan Wajib Orang Kompeten
Baca juga: Turun Rp 2.000 per Gram, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Senin Ini jadi Segini
Wildan menjelaskan saat pembahasan RDP, anggaran Perda tersebut diminta diatur spesifik Mandatory Spending atau belanja atau pengeluaran negara yang sudah diatur oleh Undang-undang.
Meskipun nanti akan dikaji secara aspek hukum, seperti juga mengenai legalitas yaitu memungkinkan atau tidak.
"Tentukan seperti halnya kesehatan misalkan mandatory spendingnya 10 persen dari APBD, lalu pendidikan minimal 20 persen dari APBD, kami minta penekanan terkait penanganan anak mandatory spendingnya 1-3 persen dari APBD, sebab hari ini komitmen anggaran untuk perlindungan anak di Kota Bekasi masih sangat lemah," jelasnya.
Wildan menuturkan realita saat ini seperti DP3A yang hanya punya pagu sekira Rp 2 miliar untuk penanganan atau perlindungan anak.
Lalu KPAD lebih miris karena punya anggaran Rp 400 juta untuk beraktivitas.
Bahkan anggaran untuk KPAD di tahun ini juga belum tersalurkan.
Baca juga: Hari Koperasi ke-78, Wali Kota Tri Adhianto Ajak Warga Perkuat Semangat Berkoperasi
Baca juga: Percepat Peningkatan Kesejahteraan, Wali Kota Bekasi Resmikan Program Rutilahu
"Sampai aktivitas KPAD apalagi informasinya anggarannya juga belum cair tahun ini dan artinya komitmen itu kami dorong melalui Perda ini agar pemerintah terkait Perlindungan anak betul substantif dwnmengarah kepada hal yang sifatnya prinsip serta ada kerangka kolaborasi lintas OPD," tuturnya.
Wildan menyampaikan poin selanjutnya terkait pembatasan penggunaan gadget pada anak.
Hal itu dikarenalan menurut pemantauan data pihak relevan, terkini ketika anak terpapar gadget tanpa kontrol dan pendampingan orangtua yang ketat tentu menjadi pintu masuk untuk anak banyak terpengaruh untuk hal negatif.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi
panitia khusus (pansus)
rapat dengar pendapat (RDP)
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi
Wildan Fathurrahman
perlindungan anak
DPRD Minta Pemkot Turut Libatkan Sekolah Swasta untuk Atasi Kekurangan Guru di Kota Bekasi |
![]() |
---|
Berkaca Fenomena World ID, DPRD Kota Bekasi Harap Warga Lebih Peka Aktivitas di sekitar Lingkungan |
![]() |
---|
DPRD Kota Bekasi Minta Penghuni Bangli di Sepanjang Kali Unisma Stop Aktivitas dan Kosongkan Hunian |
![]() |
---|
Anggota DPRD Kota Bekasi Samuel Sitompul Dukung Lambok Sihombing Pimpin Lagi Pemuda Batak Bersatu |
![]() |
---|
Kota Bekasi Dilanda Krisis Guru, Ketua Komisi IV DPRD Minta Disdik Segera Cari Solusi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.