Gempa Bekasi

Kisah Mencekam dari Pusat Gempa di Karawang, Fatimah: Kalau Rumah Ambruk, Kami Berdua Mati di Dalam

Gempa yang mengguncang  Karawang dan Bekasi pada Rabu (20/8/2025) malam, sangat dirasakan oleh warga Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwarung.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ign Prayoga
TribunBekasi.com/Muhammad Azzam
WARGA DI PUSAT GEMPA -- Fatimah (50), warga Tegalwarung, Kabupaten Karawang, Jabar, menceritakan kondisinya saat rumahnya saat terjadi gempa Rabu (20/8/2025) malam. Fatimah yang tinggal di Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwarung, ditemui wartawan TribunBekasi pada Kamis (21/8/2025). 

Laporan Muhammad Azzam

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG -- Gempa yang mengguncang  Kabupaten Karawang dan Bekasi pada Rabu (20/8/2025) malam, sangat dirasakan oleh warga Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwarung, Kabupaten Karawang.

Fatimah (50), warga Desa Kutalanggeng,  Kecamatan Tegalwarung, Kabupaten Karawang, menggambarkan kerasnya getaran gempa. Dia pun khawatir gempa bakal merobohkan rumahnya.

"Kalau jatuh ini rumah kami mati berdua di dalam," ucap Fatimah (50) saat menceritakan kondisinya saat rumahnya pasca terdampak gempa pada Kamis (21/8/2025).

Saat gempa terjadi, Fatimah tengah berdua dengan anak perempuan yang berusia 17 tahun.

Ketika itu, ia tengah tidur di dalam kamar. Sedangkan sang anak menyaksikan sinetron di televisi pada ruang tamu.

Sementara sang suami bernama Sadeng tidak di rumah karena menghadiri acara tahlilan di rumah tetangga.

Tepat pukul 19.45 WIB, tak ada tanda apapun langsung rumahnya bergetar hingga terdengar suara gemuruh.

Dirinya hendak berusaha keluar rumah, namun tiba-tiba terdengar keras suara tembok retak hingga beberapakali.

Rasanya, kata Fatimah, rumah yang telah dibangunnya selama 15 tahun lebih itu mau ambruk dan roboh.

Baca juga: Penampakan Sawah yang Mengeluarkan Suara Ledakan Saat Karawang Diguncang Gempa Rabu Malam

Saat situasi genting itu, ia tiba-tiba tidak bergerak. Sampai-sampai anaknya turut membantunya memapah keluar rumah.

"Pokoknya itu lagi tidur, tempat tidurnya itu sampai ngancul-ngancul begitu. Terus suara di atas itu gumuruh," katanya.

Saat berhasil keluar rumah usai dibantu anaknya, terlihat di jalanan sudah banyak warga lain.

Menurutnya, gempa semalam paling besar. Ia juga sempat pasrah dan tak menyangka masih bisa selamat.

"Sampai pokoknya gimana ya, itu saya sudah nggak bisa ituin lagi. Udah nggak kepikiran hidup lah," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved