Nurlaila mengungkapkan bahwa S bukanlah resmi warganya.

Ia baru pindah ke wilayah tersebut sekitar lima tahun lalu.

Kata Nurlaila, S pindah ke wilayah itu lantaran menikah dengan janda anak tiga yang merupakan warganya.

Selama tinggal di lokasi tersebut, S dianggap cukup baik dalam bersosialisasi dengan tetangga.

Baca juga: Baru Tahap Uji Coba, Wagub DKI Tegaskan TMII dan Ancol Belum Dibuka untuk Umum

"Santai juga komunikasinya. Kalau ada omongan menyimpang yang enggak sesuai sama dia, dia bisa diluruskan, jadi masih demokratis," ujar Nurlaila ditemui di kediamannya, Jumat (10/9/2021).

Nurlaila mengatakan bahwa selama ini S memang tidak bekerja.

Ia hanya membantu istrinya berjualan pakaian di toko dekat rumahnya.

Sepengetahuan Nurlaila, aktivitas S sehari-hari ialah guru mengaji dan kerap mengikuti pengajian.

Namun, pengajian atau kegiatan agama yang diikuti S bukan di wilayah tersebut.

"Jadi saya kaget saja tidak menduga karena orangnya suka silahturahmi bersama istrinya," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan satu teroris yang ditangkap oleh Tim Densus 88 Polri merupakan dewan syuro Jamaah Islamiyah (JI).

Baca juga: Komisioner KPAI Sebut Selama Pandemi Virus Corona Jumlah ODGJ Meningkat Drastis

Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa saat ini status ketiganya sudah tersangka.

Ketiga tersangka teroris itu ialah MEK, S, dan SH.

"Dua ditangkap di Bekasi utara dan satu ditangkap di Jakarta barat," ujar Ahmad dikonfirmasi Jumat (10/9/2021).

Kata Ahmad, tersangka teroris SH menjabat sebagai dewan syuro dalam organisasi terlarang Jamaah Islamiyah.

Dia ditangkap di wilayah Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Sementara dua pelaku lain S dan MEK ditangkap di Bekasi Utara, Jawa Barat.

Ketiganya kini sudah digiring ke Mapolda Metro Jaya.