TRIBUNBEKASI.COM — Zannuba Ariffah Chafsoh, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, bersama barisan kader (Barikade) Gus Dur mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) Mahfud MD.
Yenny Wahid, panggilan akrabnya, menyebut bahwa Mahfud MD bukan orang asing baginya.
Menurut Yenny Wahid, selama ini Mahfud MD juga dikenal dekat dengan para kader Gus Dur.
Karena kedekatan tersebut, Yenny Wahid menegaskan bahwa dirinya bersama Barikade Gus Dur menyatakan dukungan untuk pasangan bacapres-bacawapres Ganjar-Mahfud.
"Maka kami, barisan para kader Gus Dur menyatakan mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD," kata Yenny Wahid di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Jumat Ini Turun Rp2.000 Per Gram Jadi Segini
Baca juga: Dipanggil Dewas KPK, Firli Bahuri dan Tiga Wakil Ketua KPK Lainnya Minta Jadwal Ulang
Yenny Wahid menambahkan bahwa Mahfud MD adalah warga Nahdlatul Ulama (NU) yang juga kader Gus Dur.
"Prof Mahfud MD adalah orang yang selama ini dekat dengan kami beliau adalah orang NU yang juga kader Gus Dur," ungkapnya.
Yennya Wahid bahkan menyebut kedekatan dengan Mahfud MD itu sejak Gus Dur masih ada.
"Kedekatan ini tentu sudah berlangsung lama kedekatan sejak Gus Dur masih ada," ucap Yenny Wahid.
Deklarasi dukungan tersebut juga dihadiri Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN), Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, Wakil Ketua TPN, Andika Perkasa.
Hadir juga Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
Baca juga: Jumat Ini, Dewan Pengawas Bakal Periksa Semua Pimpinan KPK, Termasuk Firli Bahuri
Baca juga: Musibah Kebakaran, Seorang Perempuan Lansia Meninggal Terbakar di Kamar Mandi
Siap Dipilih
Sebelumnya diberitakan bahwa Zannuba Ariffah Chafsoh, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, menyatakan siap jika dipilih menjadi bakal calon wakil presiden oleh para kandidat bakal calon presiden (bacapres) pada Pemilu 2024.
Yenny Wahid, demikian sapaan akrabnya, mengaku siap menduduki jabatan publik tersebut.
"Sebagai orang yang berkecimpung di dunia politik sudah cukup lama, pasti harus siap untuk menduduki jabatan publik," kata Yenny Wahid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Seperti diketahui, sejauh ini sudah ada tiga sosok bakal calon presiden yang berpotensi maju di pilpres 2024, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Terhadap ketiga bacapres tersebut, Yenny Wahid pun mengaku cukup intens menjalin komunikasi.
Baca juga: Sesuai Harapan Keluarga Korban, Terdakwa Kasus Mutilasi, Ecky Listiantho Dituntut Hukuman Mati
Baca juga: Turun Rp 4.000 Per Gram, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Selasa Ini Jadi Segini, Cek Rinciannya
Namun, Yenny Wahid mengaku memiliki kedekatan khusus dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Saya itu dengan Pak Anies punya kedekatan khusus, karena Pak Anis jadi Rektor saya jadi salah satu dosen. Saya pulang dari ambil Master saya di Amerika, Mas Anies tawari saya di Paramadina, beliau waktu itu jadi rektor," ujar Yenny Wahid.
Selain dekat dengan Anies Baswedan, Yenny Wahid mengatakan dirinya juga dekat dengan Ganjar Pranowo karena berada dalam satu komunitas.
"Lalu saya dengan Mas Ganjar, misalnya ya, itu dekat sebagai teman, karena komunitas kita sama. Lalu kemudian suami saya juga di UGM. Jadi temannya Mas Ganjar, sebagai juga teman kami, teman main jadinya," ucapnya.
Dengan Prabowo, Yenny Wahid pun merasa, dekat karena suaminya, Dhohir Farisi, pernah aktif di Partai Gerindra.
Baca juga: Tak Hanya Sibuk Bermusik dan Akting, Nugie juga Makin Fokus pada Masalah Lingkungan
Baca juga: Layanan Pembuatan dan Perpanjangan SIM di Kabupaten Bekasi, Selasa 8 Agustus 2023 Masih Tutup
"Lalu dengan Pak Prabowo, suami saya dulu di Gerindra. Jadi yang namanya komunikasi ya lancar dengan semua kandidat ini," tandasnya.
Penegasan PBNU
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan mewakili atau representasi warga Nahdliyin.
"Tidak ada partai atas nama NU, tidak ada," tandas Gus Yahya saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Gus Yahya menjelaskan bahwa berdasarkan hasil Muktamar, NU telah mengambil jarak dengan politik praktis.
"NU ini sudah keputusan Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis," ujarnya.
Meski begitu, Gus Yahya mengakui bahwa tokoh-tokoh NU era terdahulu telah turut mendirikan PKB, namun menurutnya hal itu sifatnya hanya memfasilitasi.
Baca juga: Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Senin Ini Mager di Angka Rp 1.074.000 Per Gram, Ini Detailnya
Baca juga: Bareskrim Kembali Periksa Panji Gumilang Hari Senin ini Soal Kasus TPPU, Langsung Jadi Tersangka?
"Ini kan cuma memfasilitasi saja karena ada warga NU yang pengen bikin partai difasilitasi sudah, habis itu sudah," ucap Gus Yahya.
Soal ada partai politik (parpol) yang akan memperjuangkan aspirasi warga NU, Gus Yahya menyatakan pihaknya tidak akan melarang.
"Sekarang semuanya tergantung pada upaya dari setiap aktor dan partai politik ini untuk memperjuangkan aspirasi rakyat termasuk di antaranya warga NU, siapa yang mendapat kepercayaan? Ya silakan," ungkapnya.
Jangan Bawa Nama NU
Gus Yahya juga mengingatkan kepada semua kandidat bakal calon presiden maupun bakal calon wakil presiden agar tak membawa-bawa nama NU.
"Kalau mau nyalon (capres-cawapres) jangan bilang atas nama NU ya. Pokoknya mutu sampeyan sendiri gimana," kata Gus Yahya saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Baca juga: Tiara Effendy Digaet The Groove, Langsung Terima Tawaran
Baca juga: Bawaslu Izinkan Partai Politik Pasang Bendera dan Nomor Urut Partai Sebelum Masa Kampanye Tiba
Gus Yahya mengaku kesal lantaran berkali-kali NU ditarik beberapa pihak untuk masuk dalam dunia politik praktis.
Sebab, dia menegaskan tidak ada bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden yang mewakili NU.
"Tidak ada calon presiden atau calon wapres atas nama NU, pokoknya tidak ada," ujar Gus Yahya.
"Calon siapapun calonnya itu atas nama kredibilitas masing-masing, enggak ada yang atas nama NU apalagi atas nama Islam pasti tidak ada," sambungnya.
Baca juga: Dengar Kabar Syahnaz Sadiqah Selingkuh, Raffi Ahmad Mengaku Syok dan Malu di Hadapan Jeje Govinda
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 7 Agustus 2023
Menurut Gus Yahya, hal tersebut agar para politisi tidak mempermainkan agama.
"NU saja kami enggak mau dipermainkan untuk pencalonan begini begitu, apalagi agama jangan dipermainkan," ucapnya. (Tribunnews.com/Fersianus Waku/Chaerul Umam)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News