Berita Karawang

Pertahankan Titel Negara Agraris, Generasi Muda Diajak Bertani saat Jambore Makmur di Karawang

Penulis: Muhammad Azzam
Editor: Ichwan Chasani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pupuk Indonesia mengajak generasi muda untuk bertani saat Jambore Makmur di Karawang, Jawa Barat.

Jejaring bisnisnya bisa menyuplai sayuran ke berbagai pasar ritel modern, hotel dan restoran.

Ia juga menjalankan agrowisata yang edukatif melalui Mitra Tani Parahyangan.

Keberhasilannya membawaa Sandi didapuk sebagai Ketua Umum Duta Petani Andalan dan Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian.

Baca juga: Warga Kecam Pembabatan Hutan Mangrove di Tarumajaya

Baca juga: Pemkab Bekasi Anggarkan Rp 14 Miliar untuk Rehabilitasi 14 Puskesmas

Ia mengajak generasi muda untuk membuang kesan profesi petani adalah pekerjaan yang ndeso, kucel dan miskin.

“Petani itu keren dan sangat bisa sejahtera. Untuk meraihnya diperlukan kesabaran dan cara yang tepat,” ujar Sandi. 

Sandi menuturkan, kunci pencapaiannya hingga saat ini adalah berpegang teguh pada keilmuan tak lupa membangun jejaring dan program pentahelix.

“Pentahelix adalah strategi kolaborasi yang melibatkan akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah dan media massa,” ujar Sandi.

“Jika menggabungkan lima komponen itu, bertani jadi tidak kesepian, dan banyak yang membantu,” ujar Sandi.

Muhammad Maskur, menuturkan, bertani secara ilmiah membantunya meningkatkan hasil panen tebu miliknya. Teknik bertani yang ilmiah dan moderen ia dapatkan setelah bergabung dengan program Makmur.

Baca juga: Dijadwalkan Diperiksa Polda Metro Jaya, Firli Bahuri Pilih Pimpin Jumpa Pers OTT Pj Bupati Sorong

Baca juga: Naik Rp 5.000 Per Gram, Segini Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Selasa Ini, Simak Rinciannya

Sebelum mengikuti program Makmur, hasil panen tebu sempat merosot.

“Itu karena air dari saluran air Kawah Ijen yang mengairi lahan mengandung belerang yang tinggi. Sehngga panen merosot. Bahkan 1 hektare lahan hanya menghasilkan 2 truk tebu,” kata Maskur.

Namun saat mengikuti program Makmur, ia berhasil membalikkan keadaan. Panennya menjadi lebih baik karena ia berhasil memberikan nutrisi dan pupuk dengan dosis tepat.

“Tim Makmur mengecek ph tanah di lahan kami dan berhasil menentukan formula pupuk yang tepat sehingga panen meningkat dan menghasilkan 130 sampai 150 ton tebu per hektare,” kata Maskur. 

Saat ini, sarjana agama itu mengelola 90 hektare lahan tebu dari awalanya hanya 2 petak kebun.
Hal senada diungkapkan Jajang, petani jagung dari Kabupaten Bandung.

Ia mengungkapkan, bertani butuh kesabaran dan tekad pantang menyerah. Ia sempat jatuh dan punya kendala modal.

Namun saat ini selalu ada pihak yang membantu petani. Pupuk Indonesia misalnya, melalui program Makmur, petani bisa mendapat kemudahan akses modal tanam. 

“Melalui program Makmur, kendala minimnya modal bisa ditanggulangi. Petani benar-benar didampingi dari sebelum tanam hingga pasca panen, dan keuntungannya terukur,” kata Jajang.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News