TRIBUNBEKASI.COM, MEKSIKO - Delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI–Parlemen Meksiko yang dipimpin oleh Ketua GKSB Meksiko, Herman Khaeron, melaksanakan sejumlah agenda penting di Meksiko yang berlangsung dari tanggal 28-29 Juli 2025 lalu.
Adapun kunjungan GKSB DPR RI ke Meksiko bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Meksiko dalam berbagai sektor prioritas dan strategis.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Indonesia menggelar pertemuan dengan Sekretariat Pertanian dan Pengembangan Pedesaan (SADER) untuk membahas berbagai peluang kerja sama di bidang pertanian, bioenergi, perdagangan, serta penguatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Delegasi juga bertemu dengan Ketua GKSB Parlemen Meksiko-Indonesia, Teresa Ginez Serrano, untuk memperkuat kemitraan dan membangun kerangka kerja sama yang lebih terstruktur di sektor ekonomi, investasi, pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata.
Anggota delegasi dari Partai Demokrat sekaligus Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Bramantyo Suwondo, menyampaikan pandangannya terkait pentingnya diplomasi parlemen yang lebih proaktif dan berdampak langsung terhadap rakyat.
Menurutnya, diplomasi antar parlemen bukan semata membangun relasi kelembagaan, tapi juga tentang menghadirkan solusi nyata bagi tantangan yang dihadapi masyarakat di kedua negara.
"Ketika kami berbicara soal kerja sama pertanian, bioenergi, pendidikan, dan budaya, yang kami pikirkan adalah bagaimana ini bisa menjelma menjadi akses, peluang, dan manfaat nyata bagi rakyat di akar rumput,” ujar Bramantyo.
Ia menambahkan, bahwa kemajuan Meksiko di bidang pertanian menunjukkan pendekatan kebijakan dan inovasi yang patut dicermati.
“Ilmu dan pengalaman tersebut sangat relevan untuk dibawa pulang dan diadaptasi di daerah pemilihan saya, Jawa Tengah, yang sebagian besar hidup di wilayah rural dan struktur perekonomiannya sebagian besar ditopang oleh sektor pertanian,” ungkap politisi Partai Demokrat ini.
Bramantyo juga menegaskan, di tengah dunia yang makin terfragmentasi, kerja sama lintas negara harus lebih berani menjawab isu-isu global dengan pendekatan yang kolaboratif dan berkeadilan.
"Saya percaya bahwa parlemen memiliki ruang strategis untuk mendorong kebijakan luar negeri yang tidak hanya kuat di tataran diplomatik, tetapi juga relevan dengan aspirasi rakyat, terutama generasi muda yang akan mewarisi relasi internasional ini di masa depan," sebutnya.
Menurut Bramantyo, agenda diplomasi budaya yang dikembangkan KBRI Mexico City menjadi contoh nyata bagaimana Indonesia mampu memperkenalkan jati diri bangsa secara elegan dan berpengaruh, sekaligus menjadi ruang dialog yang memperkuat konektivitas antar masyarakat.