Kasus Bullying

Siswa SMPN 1 Tambun Bekasi Korban Bullying Alami Trauma, Orang Tua: Jadi Pendiam dan Mudah Marah

Unit PPA Polres Metro Bekasi juga melakukan pendampingan psikologis terhadap para korban bullying.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
Istimewa/Tangkapan Layar
PERUNDUNGAN SISWA SMP --- Tangkapan layar video aksi perundungan terhadap enam siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat viral di media sosial. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Polres Metro Bekasi melakukan visum terhadap korban bullying atau perundungan yang dialami siswa SMP Negeri 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi yang videonya viral di media sosial.

Selain visum Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Bekasi juga melakukan pendampingan psikologis terhadap para korban bullying.

“Berkaitan dengan korban anak, tentunya kita akan melaksanakan visum dan adanya korban yang mengalami trauma kami memberikan pendampingan sesuai prosedur," kata Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa saat diwawancarai pada Kamis (16/10/2025).

Mustofa menjelaskan, pihaknya juga melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Bekasi dalam menangani kasus kekerasan ini.

Baca juga: Kasus Bullying di SMPN 1 Tambun Bekasi, Dalam Posisi Jongkok 6 Siswa Dihajar Tiga Kakak Kelasnya

Pihak Polsek Tambun sudah memanggil semua orang yang ada di video tersebut untuk pemeriksaan.

“Kemarin sudah dihadirkan dari sekolah, sementara kita memanggil mereka didampingi oleh oran tua dari para korban maupun para pelaku,” ujarnya.

Menurut Mustofa, pihaknya masih mendalami hasil pemeriksaan dan hasilnya akan disampaikan setelah proses selesai.

“Kita sementara melaksanakan pemeriksaan. Nanti berkaitan dengan proses lanjut akan kita sampaikan kepada teman-teman media,” tambahnya.

Terkait kronologi serta pemicu kejadian, Mustofa menyebut masih dalam penyelidikan.

Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan terhadap sekolah, para korban dan pelaku serta orangtua korban yang membuat laporan polisi.

"Untuk latar belakang kejadian nanti akan kita sampaikan lebih lanjut. Yang jelas, kemarin dari pihak Polsek Tambun sudah menghadirkan dari kedua pihak, baik korban maupun pelaku, yang saat ini sudah diamankan sementara di Polsek Tambun,” ungkapnya.

Ia menegaskan, karena seluruh pihak yang terlibat masih di bawah umur, polisi mengedepankan pendekatan yang humanis. Serta penanganannya sesuai undang-undang berlaku.

“Kita mencoba berkomunikasi dengan korban maupun pelaku, termasuk orang tua mereka, mengingat mereka semua masih di bawah umur,” katanya.

Sebuah video aksi perundungan terhadap enam siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 16 detik tersebut, terlihat para siswa mengenakan seragam SMP baju putih dan celana biru melakukan kekerasan fisik terhadap enam siswa lainnya yang mengenakan kaos dan celana biru.

Kejadian di luar jam sekolah

Humas SMP Negeri 1 Tambun Selatan, Giyatna, membenarkan kejadian tersebut.

"Iya kejadiannya pada 8 September 2025," katanya saat dikonfirmasi pada Rabu (15/10/2025).

Ia juga membenarkan bahwa baik pelaku maupun korban adalah siswa di sekolah tersebut.

Adapun lokasi kejadian di luar lingkungan sekolah dengan jarak kurang dari satu kilometer dari SMPN 1 Tambun Selatan.

"Kejadian ini juga berlangsung di luar jam kegiatan belajar mengajar (KBM)," jelasnya.

Karena kejadian ini terjadi di luar KBM, pihak sekolah tidak memiliki kewenangan untuk menangani secara langsung. Pihaknya menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian.

Terlebih orangtua korban telah melaporkan kejadian ini kepada pihak Kepolisian.

"Sudah lapor ke Polsek Tambun, kami juga sudah dimintai keterangan," katanya.

Para orang tua korban baru mengetahui kejadian ini setelah video kekerasan tersebut tersebar di grup aplikasi WhatsApp.

Para korban, yang didampingi oleh orang tua masing-masing, telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.

Salah satu orang tua korban, Atika, mengungkapkan bahwa dirinya sangat terpukul melihat perubahan kondisi anaknya setelah kejadian tersebut.

"Anak saya jadi pendiam dan mudah marah kepada saya. Semalam saya baru tahu anak saya dibully, dan setelah melihat video itu, jelas terlihat anak saya dipukul, dijenggut, dan ditendang," singkat Atika. (maz)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp 

 


 

 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved